Chapter 43

8.4K 232 52
                                    

✧ ⃟ ⃟ ━━━HAPPY READING━━━ ⃟ ⃟ ✧

Kania terus menerus menangis di dalam taksi selama perjalanan kembali kerumah Suaminya. Ia ikut Clara untuk pulang dan mengambil beberapa baju dirumah Clara.

Clara tidak tega melihat Kania yang terus-terusan menangis. Ia berusaha sebisa mungkin untuk menenangkan Kania akan tetapi sia-sia. Supir taksi juga bertanya-tamya kenapa Kania menangis.

"Gue kecewa aja, sakit banget rasanya. Rico bilang dia berusaha untuk memperbaiki hubungan rumah tangga dan tidak akan menikahi Helena, akan tetapi dia malah membawanya kerumah dan mengajaknya tinggal bersama. Hiks hiks hiks."

Clara merangkul bahu Kania dan menenangkannya. "Sudah, lo bisa melewati semua ini."

Tak lama kemudian, mereka sudah sampai di gerbang rumah megah tempat tinggal Rico. Clara membayar ongkos taksi kemudian turun diikuti oleh Kania.

Mereka berdua berjalan masuk kedalam rumah. Dan ketika mengetuk pintu, Rico membukakan pintu dan menyuruh Clara dan Kania masuk kedalam rumah.

Helena duduk di sofa, ia menatap Clara dan Kania yang tengah berjalan masuk. Rico duduk di samping Helena dan merangkul bahunya.

Melihat hal itu, Kania memalingkan wajahnya karena tidak ingin melihat kejadian itu.

"Helena akan tinggal dikamar paling belakang, agar tidak ada yang tau kalau dia disini. Dan apabila Mama dan Papa kesini, mereka tidak akan menyadari keberadaan Helena. Clara, lo tinggal di kamar lantai dua. Dekat dengan kamarku."

Semuanya diam mendengar perkataan Rico. Kemudian Rico memanggil asisten rumah tangannya yaitu Bi Sari untuk membawa barang-barang Helena.

"Tolong bawa dua koper ini ke kamar paling ujung, lalu bersihkan kamarnya ya Bi."

"Iya tuan, akan saya lakukan."

Bi Sari pergi membawa dua koper milik Helena. Sementara Kania sedari tadi terus menangis. Suara isakan tangisnya dapat terdengar dengan jelas, kemudian ia berjalan pergi meninggalkan Rico, Clara, dan Helena yang berada di ruang tamu. Ia berjalan menaiki satu-persatu anak tangga dan masuk kedalam kamarnya.

"Lo ga punya hati, lihat Istri lo sampai segitunya." Tegur Clara yang diacuhkan Rico.

"Anterin gue kekamar!" Sambung Clara yang kali ini di iyakan oleh Rico.

Rico dan Helena bergandengan tangan di depan Clara. Muak, itulah yang Clara rasa ketika melihat Helena yang bermanja-manja kepada Rico.

Setelah sampai di depan kamar Clara, Rico mengantarkan Helena masuk kekamar yang berada di paling ujung dan berada paling belakang.

Clara masuk kedalam kamarnya dan menaruh kopernya. Ia langsung keluar kamar dan mendekati kamar Kania, ia mengetuk pintunya sembari menyerukan nama Kania.

"Kania, buka. Ini gue Clara."

Kania membuka pintu dan keluar. Ia masih menangis sedih karena perlakuan Rico, ia langsung memeluk Clara dengan erat.

"Lo istirahat aja, jangan nangis. Ada gue disini." Ujar Clara pelan sembari terus memeluk Kania.

Kania tak membalas perkataan Clara, yang Clara dengar adalah isak tangisan Kania. Kemudian Clara melepaskan pelukan Kania dan menyuruhnya untuk istirahat.

Kania kembali masuk kedalam kamarnya. Baru saja Kania ingin menutup pintu, Rico datang dan menahan Kania agar tidak menutup pintu.

"Tunggu, ada yang ingin aku bicarakan."

Kania membuka pintu dan hanya diam mendengar ucapan Rico.

"Mulai hari ini, kamu pakai bantalan hamil karena lama-kelamaan perut Helena akan semakin besar. Dan untuk berjaga-jaga kalau sewaktu-waktu Mama atau Papa datang kesini. Takutnya mereka kaget karena perutmu tidak ada perubahan, jangan lupa dipakai." Jelas Rico panjang lebar.

MY HUSBAND IS BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang