Chapter 5

25K 391 6
                                    

✧ ⃟ ⃟ ━━━HAPPY READING━━━ ⃟ ⃟ ✧

Matahari mulai meninggi, Kania sudah lebih baik dari sebelumnya. Bagaimanapun ia harus bekerja agar kebutuhannya terpenuhi. Ia keluar dari kamar dan mendapati Aldi yang sudah tertidur diatas sofa. Ia tidak peduli, ia langsung bergegas pergi meninggalkan rumahnya.

Di tengah jalan, ia bertemu dengan Hana yang tengah berjalan dengan pacarnya. "Ehh Kaniaa." Sapa Hana seraya melambaikan tangannya.

"Hana." Sapa Kania balik seraya tersenyum hambar.

"Lo kenapa? Kok kayak gak bergairah gitu?" Tanya Hana.

"Sayang sebentar ya, urusan cewe." Sambung Hana berbicara dengan pacarnya.

"Gue gapapa, cuma kecapean aja." Bohong Kania.

"Serius cuma kecapean? Itu kok bawa kanvas banyak banget. Gue bantuin ya?"

Kania menggeleng. "Gausah gapapa, gue mau coba jual di taman siapa tau ada yang mau beli."

"Sini biar gue bantuin sama cowo gue! Kita gabut kok." Hana merebut kanvas yang sudah di lukis dari tangan Kania. Kania hanya bisa pasrah dan mengikuti Hana yang tengah membawa kanvas bersama dengan pacarnya menuju taman yang cukup dekat dengan lokasinya saat ini.

Setibanya di taman, Hana, Kania, dan Pacar Hana mulai membantu Kania menata lukisannya. "Sudah, gue bisa sendiri kalian pergi aja gapapa." Ucap Kania.

"Oh jadi lo ngusir kita?" Tanya Hana kepada Kania. Kania merengek dan memeluk Hana.

"Ngga gitu sayangg." Ucap Kania.

Akhirnya Hana dan kekasihnya membantu Kania menjual lukisan karya Kania. "Bagus-bagus loh ternyata lukisan sahabat gue." Ucap Hana seraya melihat-lihat lukisan Kania.

Dan tak lama kemudian, beberapa orang mulai membeli lukisan tersebut, beberapa orang memesan lukisan dan beberapa orang minta untuk di lukis. Kania menjadi senang karena banyak yang suka dengan karyanya.

Tiba-tiba saja sebuah mobil menepi dan dari dalam mobil tersebut keluar seseorang yang pernah ia lihat.

"Rico?" Gumam Kania sangat pelan ketika melihat Rico turun dari mobil dan berjalan kearahnya.

Rico kini berada di hadapan Kania, Kania menjadi bingung. "Sayang, ternyata kamu berbakat. Saya jadi makin sayang sama kamu." Ucap Rico seraya membelai rambut Kania lalu mencium kening Kania.

Cup.

Kania menjadi kaget, ia ingin marah tetapi beberapa orang menjadikan ia titik fokus. "Kamu pulang aja, semua lukisan kamu saya beli. Kamu istirahat ya sayang." Sambung Rico seraya terus membelai rambut Kania.

"Kania, gue sama pacar gue pamit dulu ya. Kan lo udah ada yang nemenin. Sampai jumpa." Hana mengedipkan satu matanya ke arah Kania dan Kania merasa kesal karena Hana akan menceritakan hal ini ke Elma dan dia akan di introgasi habis-habisan oleh Elma dan Hana.

"Apaan sih, gue ga butuh bantuan lo." Gumam Kania pelan kepada Rico.

"Kamu mau duit kan? Saya beli lukisan kamu!" Bisik Rico.

Rico mengambil dompetnya dan mengambil beberapa lembar uang lalu memberikan uang tersebut kepada Kania. "Ini kebanyakan." Protes Kania.

"Calon suami ga boleh pelit sama calon istri." Gombal Rico dengan kata-kata manisnya.

"Udah-udah bawa semua lukisan itu dari sini pergii!" Kania mengusir Rico.

"Loh pelanggan diusir?"

MY HUSBAND IS BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang