Chapter 8

18.3K 327 2
                                    

✧ ⃟ ⃟ ━━━HAPPY READING━━━ ⃟ ⃟ ✧

Kali ini Rico sedang dalam perjalanan mengantarkan Kania pulang kembali kerumahnya. Sama seperti perjalanan saat berangkat menuju rumahnya tadi, tidak ada pembincangan di antara mereka. Kania hanya memalingkan wajahnya menatap kaca mobil.

Rico melirik ke arah Kania, ia ingin bertanya ada apa dengan Kania akan tetapi ia mengurungkan niat tersebut. Ia lebih memilih membiarkan Kania asik dengan dunianya sendiri dan tak ingin mengganggunya.

Beberapa saat kemudian, Rico memberhentikan mobilnya di depan Rumah Kania. "Terima kasih." Ujar Kania singkat lalu bergegas turun dari mobil.

Rico ikut serta turun dari mobil dan mengikuti Kania. "Kania tunggu!" Seru Rico.

Kania tak menoleh dan terus berjalan, ia mengambil kunci di dalam tasnya dan mulai memutar kunci tersebut. Tiba-tiba tangan Rico memeganh tangannya sehingga ia harus berbalik melihat kearah Rico.

"Sebentar, gue mau ganti baju. Gue bakal balikin baju ini kok," Ucap Kania sendu.

Rico menggeleng-gelengkan kepalanya. "Gausah, itu baju dan sepatu memang buat kamu. Kamu kenapa hm?"

Kania menghela nafasnya kasar, kemudian ia menatap mata Rico dalam-dalam. "Lo itu keluarga ningrat, dan lo mau nikahin gue? Gue gapantes buat lo, gue janji akan lunasin hutang Abang gue. Gue akan kerja keras dan lo ga perlu nikah sama gue. Masih banyak wanita diluaran sana yang jauh lebih baik dari gue."

Rico terdiam mendengar perkataan Kania, Kania segera melepaskan genggaman tangan Rico dan langsung masuk kedalam rumahnya lalu menutup pintu.

Rico berjalan mendekati pintu dan mengetuk-ngetuk pintu rumah tersebut. "Kania, buka Kania. Kamu ngomong apa? Kania buka!"

Cukup lama Rico berdiri di depan pintu rumah Kania berharap Kania membukakan pintu, akan tetapi tidak ada respon. Ia mulai berjalan menuju mobilnya untuk pulang.

Diam-diam dari balik jendela Kania mengintip Rico, ia melihat Rico yang tengah berjalan kemudian menoleh kebelakang dengan tatapan yang tidak bisa di artikan oleh Kania. Rico memalingkan wajahnya dan langsung masuk kedalam mobil. Tak lama kemudian mobil Rico mulai melaju dan lenyap dari pandangan mata Kania.

Kania berjalan lunglai menuju kamar tidurnya, ia merebahkan dirinya di atas ranjang. "Apa alasan Rico sangat yakin ingin menikah denganku? Tidak mungkin hanya karena hutang," Gumam Kania sendirian.

Kania mulai memejamkan matanya hingga tanpa terasa ia tertidur hingga pagi hari. Ia terbangun saat merasakan getaran dari ponselnya. Ia mulai mengerjapkan matanya seraya mengambil ponselnya.

Ia melihat ada sebuah pesan masuk dari nomor yang tak ia kenali. "Siapa ini?" Gumam Kania seraya memeriksa ponselnya.

NOMOR TAK DIKENAL
|Pagi cantik, sudah bangun?|

Kania mengernyitkan dahinya membaca pesan masuk tersebut, ia bertanya-tanya siapa yang mengirimkan pesan tersebut padanya.

NOMOR TAK DIKENAL
|Ini saya, Rico. Calon suami kamu, save nomor saya atau kamu akan menyesal.|

Kania memutar bola matanya malas ketika mengetahui pesan tersebut dari Rico. Ia segera menuruti kehendak Rico.

KANIA
|SUDAH!|

RICO
|Oke sebentar lagi saya ke rumah kamu, tungguin ya.|

Mata Kania terbelalak, mengapa Rico ingin kerumahnya? Ia bergegas berganti baju dan mandi. Beberapa saat kemudian, ia sudah siap dengan celana pendeknya serta kaosnya.

MY HUSBAND IS BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang