Chapter 41

8.1K 225 25
                                    

✧ ⃟ ⃟ ━━━HAPPY READING━━━ ⃟ ⃟ ✧

Kania merasa suntuk karena berada di rumah seorang diri tanpa adanya teman mengobrol. Ia bingung harus melakukan apa sementara Suaminya tengah sibuk bekerja.

Ia mencoba menelpon Clara akan tetapi ia tidak mendapatkan respon dari Clara. Akhirnya ia memutuskan untuk keluar guna berjalan-jalan menghirup udara segar.

"Dika, sudah lama aku tidak bertemu dengannya." Gumamnya sembari menyisir rambut hitamnya yang panjang.

'Tapi, kalau aku bertemu dengannya, Rico akan marah padaku.' Batinnya gamang.

'Ah sudahlah lagipula tidak ada apa-apa antara aku dan Dika.'

Kania berdiri dan mengambil tas kecil yang biasa ia kenakan ketika berpergian. Ia berjalan keluar rumah tak lupa mengunci pintu rumah tersebut.

Ia memesan taksi online dan setibanya taksi tersebut ia langsung masuk dan memberitahu tempat yang ingin ia tuju.

Sesampainya disana, ia melihat Dika tengah melayani beberapa pelanggan. Matahari sudah sangat menyengat dan sudah berada tepat diatas kepala. Tanpa berlama-lama Kania langsung berjalan cepat untuk memghampiri Dika.

Dika menyadari kedatangan Kania, lantas ia menyerahkan tugasnya kepada rekannya dan berjalan mendekat kearah Kania.

"Kania, sendirian saja? Mana Suamimu?" Tanya Dika spontan.

Kania yang tadinya tersenyum kini mulai menunduk, kemudian ia menatap Dika dengan tatapan yakin.

"Dika, gue minta maaf atas kejadian beberapa waktu yang lalu. Gue merasa ga-"

"Ssssttttt!" Belum sempat Kania menyelesaikan pembicaraannya, Dika sudah memotongnya dengan mengarahkan jari telunjuknya di mulut Kania.

"Lupakan, aku mengerti."

Dika tersenyum kearah Kania, beberapa rekannya memperhatikan Dika dan Kania sembari berbisik-bisik.

Kania duduk di salah satu meja yang teduh dan ia mulai mengeluarkan ponselnya. Dika duduk di depannya dan memandangi wajah ayu Kania secara diam-diam.

'Kenapa dia sudah bersuami sih, kenapa dia sudah menikah. Andai aja dia masih sendiri, pasti aku tidak akan menyia-nyiakannya. Aku akan menjadikan dia yang pertama dan yang terakhir.' Batin Dika sembari terus menatap Kania.

Kania menyadari hal tersebut, sontak ia langsung bertanya kepada Dika. "Kenapa memandangiku seperti itu? Ada yang salah dengan wajahku?"

Dika kaget dan merasa malu karena kepergok tengah memperhatikan Kania. Namun, dengan cepat ia menenangkan diri dan melemparkan senyuman kearah Kania.

"Ada yang salah pada dirimu, kamu terlalu cantik."

Kania menjadi sedikit risih mendengar perkataan Dika yang seolah-olah mengagumi dirinya. Kania hanya diam tak merespon pujian dari Dika.

Keadaan menjadi hening seketika, hanya terdengar hembusan angin serta suara pembeli dan teman Dika yang saling bersaut-sautan.

"Kania," Ujar Dika sembari menatap Kania dengan serius.

"Kenapa?"

"Aku boleh minta nomor telepon kamu?"

Kania diam sejenak guna berfikir, apakah ia akan memberi Dika nomor teleponnya atau tidak. Setelah diam selama beberapa detik, ia akhirnya membuka suara.

"Boleh."

Dika tersenyum puas mendengar jawaban dari Kania. Lalu memberikan ponselnya kepada Kania dan Kania menuliskan nomornya di ponsel dika lalu menambahkan nomor tersebut kedalam kontak.

MY HUSBAND IS BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang