Chapter 22

14.2K 243 13
                                    

SEBELUM MEMBACA, AUTHOR MEMINTA KALIAN UNTUK FOLLOW DAN TAMBAHKAN CERITA INI KE READING LIST. KARENA CERITA INI MASIH SANGAT PANJANG :)

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN

✧ ⃟ ⃟ ━━━HAPPY READING━━━ ⃟ ⃟ ✧

Acara demi acara telah selesai, matahari telah tenggelam di ufuk barat digantikan oleh cahaya bulan yang menyinari bumi. Malam telah datang.

Kania dan Rico tengah duduk di ruang tamu, di dalam rumah keluarga Hendrawan yang megah. Mulai malam ini juga Kania akan tinggal seterusnya bersama Rico selaku suaminya.

Sedari tadi Rico terus memegang tangan Kania. Hal itu membuat Mario Hendrawan dan Nissa Hendrawan saling berpandangan mengingat masa muda mereka.

Aldi berdiri dan berpamitan kepada Mario Hendrawan dan Nissa Hendrawan. Kania terlihat sedikit kaget karena Aldi berpamitan kepada martuanya.

"Abang mau kemana?" Tanya Kania kepada Aldi.

"Abang mau pulang." Sahut Aldi.

"Abang tinggal disini saja, bareng aku." Ucap Kania sembari memegang tangan Aldi.

"Iya Al, lagian sekarang lo udah jadi Kakak Ipar gue." Sela Rico.

Aldi menggelengkan kepalanya sembari tersenyum. "Kania, Abang tidak ikut tinggal disini. Abang pulang kerumah kita dulu. Beberapa hari lagi Abang mau berangkat ke Kalimantan untuk bekerja. Abang ditawari kerjaan sama teman Abang disana, gajinya lumayan."

Mata Kania berkaca-kaca mendengar bahwa Aldi akan pergi jauh darinya. Ia langsung memeluk Aldi, menangis di pelukan Aldi.

"Abang jangan tinggalin Kania sendirian hiks." Isak Kania.

"Iya Nak Aldi, kamu bisa kerja di perusahaan milik Om. Masalah jabatan, kamu akan mendapatkan jabatan yang layak dan juga gaji besar." Ujar Mario Hendrawan.

Aldi menoleh ke arah Mario Hendrawan sembari terus memeluk adiknya. "Tidak Om, Aldi belum berpengalaman. Aldi akan pergi ke kalimantan. Setelah dari sana dan mendapatkan pengalaman, Aldi akan bekerja di perusahaan Om. Lagian cuma beberapa bulan saja di Kalimantan."

"Abang disana gak mabuk lagi kan? Abang beneran berubah kan?" Tanya Kania memastikan.

"Tenang Dek, Abang kan udah janji mau berubah. Nanti tiap hari kita vidio call oke?"

Kania melepaskan pelukannya dan mengangguk sembari terus menatap mata Aldi.

"Oh iya, Abang lupa. Maaf, semua alat lukis kamu Abang rusakin sampai tidak ada sisa." Kania mengangguk kembali.

"Tidak apa, Abang berubah saja sudah sangat cukup untuk menebus semuanya." -Kania.

"Yaudah Abang pamit."

"Rico, jagain Adek gue. Jangan di sia-siain." Sambung Aldi yang di jawab dengan acungan jempol dari Rico.

Kemudian Aldi pergi meninggalkan kediaman Mario Hendrawan yang megah bagaikan istana.

Rico merangkul Kania yang masih sedih dengan kepergian Aldi jauh darinya. Kini Rico memeluk Kania berusaha menenangkannya karena air mata Kania semakin deras membanjiri wajah cantiknya.

Rico mengajak Kania masuk kedalam kamar karena hari yang sudah semakin larut. Kania hanya menurut dan mengikuti Rico.

Setibanya di dalam kamar, Kania langsung duduk diatas ranjang masih lengkap dengan gaun pernikahannya begitupun dengan Rico.

MY HUSBAND IS BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang