Chapter 38

9.3K 260 46
                                    

✧ ⃟ ⃟ ━━━HAPPY READING━━━ ⃟ ⃟ ✧

Dua hari berlalu tanpa ada perbincangan sedikitpun diantara Rico dan Kania. Mereka menjadi seperti orang asing yang berada dibawah atap yang sama.

Kania masih sakit hati dengan perlakuan Rico padanya. Tamparan dari tangan Rico yang mendarat di pipinya kala itu masih terasa begitu jelas seolah-olah baru saja terjadi.

Kania selalu memandangi wajah Rico yang tengah terlelap. Air matanya sering menetes ketika ia melakukan hal itu.

Rico pulang sedikit lebih lama dari biasanya. Kania tau bahwa setiap hari Rico rutin mengunjungi Helena.

Kania duduk di tepi kolam sembari menatapi langit yang tengah berwarna jingga kemerahan. Matahari di ufuk barat mulai meredup seraya terus bergerak turun tanda akan terbenam. Kania baru mengingat jaket Dika yang sempat ia pakai. Sontak ia langsung berdiri dan masuk kedalam kamarnya.

Ia membuka lemarinya dan ia mengambil jaket milik Dika yang sudah ia cuci. Segera ia mengganti pakaian untuk segera pergi mengembalikan jaket tersebut.

Setelah itu, ia memakai jaket berwarna merah dan langsung berjalan keluar kamar. Ia merasakan badannya sedikit lelah, ia juga sedikit batuk-batuk.

'Ah, palingan flu biasa karena kehujanan kemarin. Aku harus cepat mengembalikam jaket ini.'

Kania meminta izin kepada Ayah dan Ibu Mertuanya sebelum pergi. Sempat langkahnya dicegah karena Nissa Hendrawan yang terlalu mengkhawatirkan dirinya. Akan tetapi Mario Hendrawan memberikan izin dan memberikan pengertian kepada Nissa Hendrawan.

Ia memesan taksi online dan menunggu di depan rumahnya selama beberapa saat. Hingga sebuah taksi datang dan ia langsung masuk kedalam taksi tersebut.

"Mau kemana Mbak?" Tanya si supir taksi kepada Kania.

'Kemana ya mencari Dika? Apa ke tempat kemarin aja?' Batin Kania bingung. Akhirnya ia memutuskan untuk menuju ke tempat kemarin.

Beberapa saat kemudian, ia sampai. Ia membayar ongkos taksi kemudian turun. Ia melihat Dika yang tengah melayani pengunjung. Sepertinya hari ini food truck miliknya tengah di serbu pembeli.

Tanpa ia sadari, beberapa meter dari tenpat ia berdiri terdapat mobil Rico yang tengah berhenti. Ternyata, saat Kania masuk kedalam taksi, Rico sudah hampir sampai rumah. Ketika ia melihat Kania masuk kedalam taksi, Rico memutuskan untuk mengikuti taksi tersebut hingga ia sampai di tempat ini.

Dengan pakaian kerjanya, ia turun dan berniat menghampiri Kania. Akan tetapi, tiba-tiba saja Kania berjalan pergi.

Kania berjalan mendekati Dika. Melihat Kania datang, Dika langsung menjadikan Kania titik fokus sembari menyunggingkan senyuman manis.

"Kania, ada apa kesini?" Tanya Dika sembari menghampiri Kania.

"Engga, ini loh gue mau balikin jaket yang sempet lo pinjemin ke gue. Sekali lagi makasih banyak ya."

Kania memberikan jaket tersebut kepada Dika. Rico melihat hal tersebut dan ia juga melihat ekspresi Dika yang terus tersenyum manis kearah Kania. Rico menjadi kesal dengan pria yang tidak ia kenal tersebut.

"Kamu gamau mampir dulu? Aku buatin makanan. Mau makan apa?" Tawar Dika kepada Kania.

Kania mengangguk sembari tersenyum. "Boleh, tapi ini lagi rame. Gue ga ganggu kan?"

"Ya engga dong. Tapi aku layanin pembeli dulu ya."

"Woi Dika! Bantuin gue dong!" Protes salah satu rekan kerja Dika yang tengah mengantarkan pesanan.

MY HUSBAND IS BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang