Chapter 13

15.1K 248 0
                                    

✧ ⃟ ⃟ ━━━HAPPY READING━━━ ⃟ ⃟ ✧

Beberapa saat kemudian, Kania keluar dari dalam kamarnya dengan mengenakan gaun pendek sepaha yang sangat anggun ketika dikenakan oleh dirinya.

Rico berjalan menghampirinya seraya mengulurkan tangannya untuk Kania. Kania hanya memutar bola matanya malas ketika mendapati Rico berdiri di sampingnya.

"Gausah gandengan tangan juga kali!" Protes Kania sewot.

Rico hanya tersenyum kecut lalu mengurungkan niatnya untuk menggandeng Kania. Ia memasukkan tangannya kedalam saku celana yang ia kenakan.

"Nah gitu, jalan masing-masing aja gausah gandengan." Sewot Kania lagi seraya mengibaskan rambutnya yang cukup panjang dan tebal.

Kania mulai melangkahkan kakinya, baru beberapa langkah ia berjalan, tiba-tiba saja Rico memegang pergelangan tangannya dan menghentikan langkahnya.

Rico berjalan dan menggandeng tangan Kania. Kania hanya bisa menatap kaget serta kesal kepada Rico seraya menurut dan mengikuti langkah Rico.

"Duh lepasin, sakit tau tangan gue!" Pekik Kania seraya sedikit memberontak.

"Lebay, orang cuma di gandeng. Udah kamu nurut aja sama saya."

Kania akhirnya diam dan mengikuti instruksi Rico. Rico melepaskan tangan Kania ketika Kania hendak menutup dan mengunci pintu rumahnya.

"Kok di kunci? Nanti kalau Aldi pulang gimana?" Tanya Rico kepada Kania.

Kania hanya menghela nafasnya kasar seraya memutar kunci di lubang kunci. "Dia ga akan pulang. Dia pulang ketika butuh duit aja."

Rico mengangguk sebentar. Kemudian, setelah Kania selesai mengunci pintu rumahnya, ia langsung menggandeng tangan Kania kembali. Kania hanya bisa pasrah.

Rico dan Kania berjalan bergandengan menuju mobil pribadi Rico. Rico membukakan pintu untuk Kania dan Kania langsung masuk kedalam mobil. Rico menutup pintu mobil kemudian berlari mengitari mobil menuju pintu kemudi.

Rico memasang sabuk pengaman dan mulai menyalakan mesin mobil. Sesaat kemudian, mobil mulai melaju menuju tempat yang Rico tuju. Di dalam mobil, Kania hanya diam dan terus menatap jalanan.

"Bulan depan kita menikah ya." Ujar Rico secara tiba-tiba dengan serius sehingga membuat Kania yang tadinya diam kini teekejut.

"Apaa! Bulan depan!?" Kania kaget dan bertanya dengan sedikit berteriak.

"Saya tidak memaksa, kalau kamu tidak mau kamu tau sendiri apa resikonya." Balas Rico yanh berhasil membuat Kania membisu.

Tidak ada pembicaraan lagi setelah kata-kata terakhir yang keluar dari mulut Rico sehingga Kania terdiam cukup lama.

"Memangnya ...." Ucap Kania tergantung.

"Memangnya apa?" Sahut Rico cepat.

"Memangnya, tidak bisakah kalau hutang tersebut di lunasi? Agar tidak terjadi ikatan pernikahan di antara kita, lagi pula kita tidak saling cinta. Gue sanggup kerja keras untuk lunasin hutang Bang Aldi." Ujar Kania sembari menatap Rico yang tengah mengemudikan mobilnya.

"Tidak. Cinta bisa datang dengan sendirinya, menikah denganku adalah jaminan untuk hidupmu." Tukas Rico.

Kania tidak berani menjawab, walaupun pria yang tengah duduk mengemudi di sampingnya tersebut tidak pernah memperlakukan dirinya dengan tidak pantas, akan tetapi ucapannya tadi terdengar sangat menakutkan di telinga Kania.

Sunyi kembali menerpa antara Kania dan Rico.

"Oh iya, tadi ada cewe kerumah terus -"

"Itu Clara, teman masa kecil saya. Dia tau luar dalam kepribadian saya dan dia tau semua rahasia saya." Sahut Rico memotong pembicaraan Kania.

MY HUSBAND IS BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang