Bagian 28

22.5K 2.1K 58
                                    

Bagian 28



•°•°•

Hari ini, Elang sudah berada di depan gerbang kediaman Anggara, menjemput Morana.

Pria itu sudah sembuh dari sakitnya, dan semalam ia kekeh ingin menjemput Morana agar bisa berangkat bersama ke sekolah.

"Pagi," sapa Morana masuk ke dalam mobil Elang.

Pria itu tersenyum mengusap kepala Morana singkat, "Pagi, udah sarapan?" tanya Elang mulai menjalankan mobilnya.

Morana mengangguk. Mereka berdua diam, menikmati alunan musik yang mengalun dan mengisi keheningan.

Sampai di depan gerbang sekolah, Morana mengerutkan keningnya heran, menoleh ke arah Elang yang juga menatapnya.

"Kok nggak masuk?" akhirnya Morana menyuarakan rasa penasarannya.

"Gue ada perlu bentar. Lo duluan aja, nanti gue jemput pas pulang," jelas Elang menyelipkan anak rambut Morana di belakang telinga.

Gadis itu mengernyit tak suka, "Kak Elang mau bolos?"

"Bawel. Sana turun," usir Elang mengacak rambut panjang kekasihnya.

Meraih tangan kekar itu lalu menatap Elang serius, "Nggak usah jemput. Moran bisa sendiri," tolak Morana lalu keluar dari mobil Elang.

Elang menghela napas kasar, menatap punggung kekasihnya yang mulai menjauh, ia dapat melihat Gladis berlari mensejajarkan langkahnya dengan Morana. Pria itu yakin, Morana tidak suka kalau hari ini ia bolos, apalagi tau kalau mereka bolos berjamaah seperti ini.

"Moran!" panggilan itu membuat sang empu berhenti dan menoleh.

Gladis berdiri melambaikan tangan sambil berjalan cepat ke arah Morana, "Tumben," ujar Morana berjalan di samping Gladis.

"Hehe.. Nggak papa sih, pengen kayak dulu," kata Gladis sambil menggamit lengan Morana.

"Lo datang sama siapa?" tanya Gladis, pasalnya ia tidak melihat mobil yang biasa gadis itu gunakan untuk berangkat sekolah.

"Bareng kak Elang,"

"Terus, orangnya kemana?"

"Bolos,"

Gladis berhenti, decakan kesal keluar dari bibir tipisnya, "Kak Nico juga kayaknya mau bolos. Tadi dia cuma pakai celana sekolah sama kaos hitam," kata Gladis memberi tahu.

"Gue jadi curiga," sontak suara itu mengagetkan Morana dan Gladis. Pasalnya mereka hanya berdua sedari radi, tapi sekarang Rain muncul di antara mereka, menimpali obrolan dua orang itu.

"Ck! Ngagetin aja lo!" kesal Gladis menatap Rain jengkel.

"Nggak penting," sahut Rain tak perduli, "Tadi kak Esa juga nganterin gue sampai depan gerbang. Mereka kok bisa bolos berjamaah gini, ya?" imbuh Rain bertanya- bertanya-tanya.

"Gue curiga, mereka pasti mau tawuran!" ujar Gladis menggebu, ia sudah menarik kesimpulan kalau mereka memang akan tawuran. Mengingat anggota inti OCEAN serentak bolos hari ini.

MORANA DUVESSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang