Bagian 13

30.8K 3.3K 109
                                    

Bagian 13

•°•°•

Dirgantara Osama.

Pria keturunan China dengan wajah tampan dan menawan. Penyayang dan sangat perhatian membuat siapa saja nyaman berada didekatnya. Supel dan sangat lembut, pria itu terlihat sempurna untuk menjelma menjadi sosok seorang manusia. Namun itulah kenyataannya, dibalik semua sifatnya, Ia hanyalah seorang pria yang berusaha sebaik mungkin menjadi sosok kakak yang baik bagi Morana. Walaupun mereka terlahir dari rahim yang berbeda, bahkan tidak ada ikatan keluarga sama sekali. Tapi Dirga sangat menyayangi Morana, melebihi dirinya sendiri.

Melakukan apapun agar Morana tetap aman. Memperlakukan Morana layaknya ratu. Semua hal tentang Morana, Dirga hafal diluar kepala.

Pria itu selalu memperhatikan setiap detail, sekecil apapun itu, tidak akan luput dari perhatiannya.

"Na, sehat kan di sana? Om Ronal jagain Moran, kan?"

"Papa baik," Balas Morana.

Saat ini, mereka sedang melakukan panggilan Video. Morana memperhatikan Dirga yang sedang duduk. Pria itu terlihat kurus dari terakhir kali mereka bertemu.

"Kak Dirga sakit? Kok kurusan?"

Dirga menggeleng "nggak. Masih sama kok, Moran salah liat."

"Kak Dirga bohong, ya?"

"Beneran, Na. Kakak sehat."

"Kata tante Ren, kak Dirga sama yang lain balik bentar lagi, ya?"

"Mama kasih tau? Padahal kakak mau buat surprise." Keluh Dirga. Ren memang tidak bisa diajak kerja sama.

"Bagus dong. Tapi Moran udah nggak di Surabaya."

"Tau, Papa pindah ke Jakarta."

"Serius?"

"Nggak. Kakak bercanda." Morana mendelik, padahal ia sudah berharap, nyatanya Dirga hanya bercanda.

"Na, udah dulu ya. Kakak ada urusan bentar. Kamu tidur, jangan begadang terus. Tubuh butuh istirahat, jangan keasikan nonton bollywood, jam belajarnya dikurangin." Pesan Dirga. Ia paham bagaimana keseharian Morana. Kegiatan gadis itu cukup monoton.

"Iya." Setelah itu, panggilan terputus. Morana masih menatap layar netbook. Ia merindukan Dirga, semua hal yang mereka lakukan. Morana ingin mengulang semua itu sekali lagi.

Kasih sayang yang diberikan Dirga, perhatian pria itu. Morana menyukai semua hal yang ada pada Dirga. Lina dan Dirga, dua orang yang sangat berarti dalam hidup Morana. Tapi, Lina sudah pergi terlebih dahulu, dan sekarang tersisa Dirga. Ia harap, takdir tidak kejam dan membiarkannya untuk tetap melihat senyuman manis yang terukir dari bibir tipis Dirga.

Morana menatap buku yang berserakan di atas meja meja, ia belum menyelesaikan tugas. Sore tadi, ia tertidur setelah pulang sekolah. Bahkan ia tidak ikut makan bersama keluarganya karena Andin masih berada di sana. Tapi sekitar jam delapan malam, wanita itu kembali ke singapura. Itu membuat Morana bersyukur, ia sangat tidak nyaman dengan keberadaan Andin.

Dan sekarang, ia harus mengerjakan tugas miliknya yang masih menumpuk, bisa-bisanya ia melupakan tugas sepenting itu, padahal besok sudah harus dikumpulkan.

Maka dapat dipastikan, Morana akan marathon tugas malam ini.

Morana mulai mengerjakan tugas satu persatu, ini juga salahnya. Sore tadi harusnya ia mengerjakan tugas, tapi malah tertidur.

MORANA DUVESSA Where stories live. Discover now