27. Cincin dan Gelang

35.8K 6.3K 714
                                    

Kalo komen tembus setengah ribu, bakal update lagi secepatnya awokwok.
Biar sampe mingdep yekan :(

✨✨

Anin bersenandung lirih sembari melihati masker yang sudah mengering di wajahnya. Ia letakkan cermin di meja dan mengambil beberapa foto untuk dijadikan status. Bodo amat, sudah berbulan-bulan kayaknya ia tidak update status di WA. Terakhir ya fotonya dan Bagus dulu, yang malah jadi malapetaka untuk keluarga besarnya.

Sekarang ia bikin lah sekali-kali biar ada tanda-tanda kehidupan. Gampang nanti kalau ia sadar itu memalukan baru dihapus. Hatinya sedang terlanjur bahagia sih.

Semalam Bagus meneleponnya dan mereka berbincang cukup lama, sampai hampir larut malam. Walaupun Bagus lebih banyak jawab 'ya', 'tidak'. Tapi lumayanlah sudah mau telepon duluan padahal biasanya menghilang tanpa kabar.

Anin beranjak ke wastafel, membersihkan wajahnya. Ia amati wajah di cermin dengan lekat. Sebenarnya ia tidak pernah menganggap dirinya cantik. Di sekitarnya ada banyak perempuan cantik yang membuatnya kagum. Tapi ia tidak menyangkal bahwa dirinya tidak jelek-jelek amat. Cantik banget juga tidak. Intinya ya biasa aja menurutnya.

Entah kenapa ia bisa punya beberapa mantan yang bucinnya mampus banget. Berasa ia dikejar penagih utang waktu mereka putus dan si pihak cowok tidak terima. Tidak hanya satu, ada beberapa. Anin juga heran. Beberapa mantannya memang ada yang baik, ada yang ternyata punya sifat bertentangan dengannya. Tapi ia tidak bohong kalau mantan-mantannya itu cakep semua.

Lihat saja sekarang si Bagus. Ya setipe itulah dulu mantan Anin. Padahal cita-citanya tidak muluk-muluk mau pasangan yang gantengnya keterlaluan begitu. Tapi nasib baik masih berpihak padanya.

Kalau kata Frisya sih karena Anin pintar banget bikin nyaman. Tapi Anin tidak tahu juga. Percuma kan ia bisa bikin orang nyaman tapi justru tidak ada yang membuatnya nyaman?

Anin tersenyum menatap wajahnya lagi. Ia meraih handuk untuk mengeringkan wajah sebelum berbalik ke kamar. Melirik jam dinding, baru pukul 7 pagi. Bagus tidak mengatakan akan ke sana jam berapa. Tapi siap-siap sejak pagi tidak masalah kan?

Meraih ponsel, Anin mengernyit melihat satu pesan dari Bagus. Ia hampir melotot waktu sadar Bagus membalas statusnya. Ini pertama kali dalam hidup. Perlu dirayakan kayaknya!

Bagus
Cntk.

Muka pake masker begitu masa dibilang cntk? Bagus memang!

Anin
Centok? Contek? Centuk? Cuntik? Apa gus? Nggak ngerti.

Kebiasaan banget hilangin huruf vokal. Mending kalau hilang satu, itu semuanya dihilangin. Mana bisa kebaca sih? Pura-pura bego ajalah Anin kalau menghadapi chat Bagus yang luar biasa singkat, padat, tapi tidak jelas itu.

Tidak ada balasan padahal Bagus online. Hm, kebiasaan. Bagus tuh mikir satu kata aja kayaknya butuh satu jam apa ya?

Anin
Jadi ke sini?

Bagus
Iya.

Oh gitu, jadi Bagus memang dari tadi bingung cari percakapan?

Anin
Jamber?

Bagus
Udh.

Anin
Maksudku jam berapa Bagus sayang, ganteeeng.

Ternyata bukan cuma chat Bagus yang tidak jelas, lelaki itu juga sulit mengartikan bahasa pesan! Parah.

Bagus
Udh smpe.

Anin mengerjap. Bohong pasti lelaki itu.

Anin
Di luar?

GlowApp (Aplikasi Cari Jodoh)Where stories live. Discover now