24. Capek

37K 6.5K 514
                                    

Fyuh, berdebu. Kek hati para jomlo yang lama nggak dihuni #apase.

Rame, besok lagi.

✨✨

"Bang, temenin gue makan!"

Terdengar decakan sebal dari Gagah di seberang telepon tapi Anin bodo amat. Sumpah, sudah dua hari libur kuliah bikin bosen banget. Hampir seharian Anin cuma rebahan doang.

"Gue kelarin laporan meeting dulu."

Anin tertawa. Seperti halnya ia sendiri, Gagah juga sama. Meski bersungut-sungut sebal saat dimintai sesuatu, pasti pada akhirnya nurut juga. Sebenarnya ia tidak benar-benar serius. Jikapun Gagah tidak mau juga tidak masalah. Kok malah diiyakan.

"Pengin crepe deket kantor lo."

"Banyak mau anak satu ini. Nggak tau apa abangnya lagi banting tulang buat beli ikan."

Astaga. Anin geleng-geleng kepala mendengarnya. "Di mana-mana ngumpulin duit buat modal nikah. Bukan buat koleksi ikan."

"Cerewet."

"Lagian lo aneh-aneh aja. Abang-abang temen gue yang lain pada sibuk anter adek-adekannya ke mana-mana daripada ngajak main adik kandungnya sendiri. Lo malah kebalikannya. Gue tuh pengin sekali-kali curhat ke temen, sakit hati karena abang gue lebih pilih anter pacarnya ke warung deket rumah daripada jemput adiknya yang lagi kena razia di kantor polisi . Gitu, Bang."

"Nggak akan."

Anin tertawa lagi. "Gue tau kenapa lo nggak punya pacar, Bang. Pasti nggak bisa pilih antara prioritasin adik lo sama adik-adikan lo kan? Ngaku!"

"Pede banget bocah! Untung dapetnya Bagus. Kalo nggak, debat kusir lo sama pacar lo tiap hari."

"Mengalihkan pembicaraan dia," sindir Anin. "Gue yakin lo bisa tau prioritas, Bang. Asal lo pilih pacar yang baik pasti dia nggak akan ngerasa cemburu sama gue."

Anin serius mengatakannya. Soalnya pernah ada di antara mantan-mantan Gagah yang iri kalau Gagah antar adiknya ke kampus. Tiap kali Gagah bilang mau antar adiknya, ada saja yang diminta si pacar secara tiba-tiba.

Pernah kayaknya satu kali Gagah antar Anin periksa ke dokter, pacarnya marah-marah bilang Gagah ingkar janji makan bersama. Padahal beneran tidak ada kesepakatan apa pun sebelum itu.

Anin makan hati tiap hari denger ocehan cerewet itu. Kok bisa-bisanya Gagah dapat cewek purbakala?

"Cari yang pengertian makanyaaaa. Jangan cari yang sehobi doang suka sama ikan."

"Suka sama ikan tuh syarat nomor satu."

Anin berdecak. "Dahlah, gue ke kantor lo sekarang."

"Enak aja. Nggak. Gue yang balik."

"Lo nggak usah sok ngerepotin diri sendiri, Bang. Selesein tuh kerjaan lo. Lagian dari kantor lo lebih deket ke resto crepe."

"Tapi lo wajib make topi. Awas kalo nggak."

"Buat apaan? Nggak bakal gue kepanasan. Gue ke situ juga pake helm."

"Nurut aja, Nin."

Langsung panggilan diakhiri. Anin mengernyit menatap ponsel. Memang aneh kakaknya itu. Tapi ia tidak berpikir lebih lanjut. Setelah berganti pakaian, ia menuju depan rumah untuk menunggu ojol datang.

Mana sempat beli topi kalau begitu. Lagi pula bapak ojolnya kasihan. Masa harus menunggunya mampir beli topi.

Akhirnya Anin sampai di gedung bertingkat yang sangat megah. Anin sampai sekarang tidak menyangka Gagah bisa bekerja di salah satu perusahaan informasi dan komunikasi terbesar di dunia. Memang ajaib Gagah tuh.

GlowApp (Aplikasi Cari Jodoh)Where stories live. Discover now