18. Jam 8

41K 7.5K 961
                                    

Abis nguli ketiduran. Lupa nggak bangunin Bagus *eh berasa bobo bareng🤪

Rame komen banyak, besok up *aduh
Target buat diri sendiri sebenernya biar nggak ngaret ekek.

✨✨

"Gue anter lo, Nin."

Anin masih diam setelah bibirnya menggumamkan kalau Bagus kecelakaan.

"Cepet. Malah bengong." Gagah menarik tangan adiknya agar berdiri. "Cepet, butuh dokter cinta tu bocah satu."

Anin masih setengah sadar saat berjalan memasuki mobil.

"Tadi abis nganter lo kan?"

Tersadar, Anin mengangguk. Ia jadi merasa bersalah sekarang.

"Kenapa si Bagus?"

"Ya gue nggak tau, Bang," jawab Anin sambil mengurut pelipisnya pelan. Pusing memikirkan kabar serba mendadak hari ini. "Nabrak trotoar kali."

Gagah berdecak. "Nginjek polisi tidur tapi tiba-tiba polisinya bangun. Itu lebih masuk akal daripada nabrak trotoar."

Gila memang kakaknya satu ini. Pendapat Gagah bahkan lebih tidak masuk akal. Tapi santai banget ngatain Anin tidak masuk akal.

"Lo khawatir, Nin?"

Anin geleng-geleng kepala dengar pertanyaan Gagah. "Lo cari pacar gih, Bang. Biar tau rasanya."

"Bukan umur gue cari pacar. Cari istri."

"Ya makanya sono. Biar nggak kelainan ke ikan terus."

Gagah tidak menjawab. Tetap fokus menyetir. Anin akhirnya menyandarkan tubuhnya ke jok mobil. Memikirkan Bagus selalu tidak ada habisnya. Lelaki itu bisa sangat terbuka padanya saat di tempatnya sendiri. Tapi menjadi begitu tertutup saat turun satu tangga saja dari sana.

Anin merasakannya. Bagus bisa bicara lumayan banyak dan mengungkapkan apa yang dirasanya saat di kamar tadi. Saat sampai mobil, kepribadian lelaki itu seperti berubah.

"Lo nggak ikut masuk, Bang?" tanya Anin saat Gagah menepikan mobl di jalan, tidak masuk parkiran.

"Nggak."

"Terus ngapain anterin gue?" Anin heran.

"Tadi aja lo matung gitu, emang bisa fokus nyetir? Nginjek zebra lo entar."

"Zebra cross emang buat diinjek, Bang!"

"Gue kan ngomongnya zebra nggak pake cross."

Random amat ini laki. Anin hanya mengibaskan tangan lalu mengucapkan terima kasih ke Gagah sebelum turun dari mobil. Ia lewati lobby dan mencari ruangan yang telah Dara kirimkan lewat pesan tadi.

Melihat petunjuk dengan teliti, Anin akhirnya sampai pada tempat yang dituju. Ada Dara sendirian di depan ruang rawat.

"Mbak ...," panggil Anin pelan, duduk di sebelah Dara. "Bagus kecelakaan atau ...."

Dara menggeleng. Ada senyum kecil di sana walau tatapnya kentara menunjukkan kekhawatiran. "Bagus dari tempat Ibu kan tadi?"

Anin termenung beberapa saat. "Tapi tadi Bagus abis nganter aku. Kayaknya agak jauh kalo ke sana." Dan terlalu cepat kalau Bagus sudah sampai di RSJ padahal Anin merasa belum selama itu.

"Mungkin ngebut. Bagus selalu ceroboh kalau mau ketemu ibunya."

Bisa jadi Bagus memang mengendarai mobil dengan cepat. Atau bagaimana kejadiannya hanya Bagus yang tahu.

GlowApp (Aplikasi Cari Jodoh)Where stories live. Discover now