35 - Akhirnya

1.3K 61 446
                                    

Lima tahun telah berlalu, rintangan demi rintangan dalam bahtera rumah tangga perlahan mereda karena mereka berdua senantiasa mengatasinya dengan bijaksana.

Flo melahirkan buah hati tercintanya dengan berjenis kelamin laki-laki. Ia dikaruniai anak kembar yang diberi nama Karel Lucio Adhitama dan Varel Lucea Adhitama.

Putra kembar mereka tumbuh dan berkembang dengan begitu sehat dan dengan gizi yang begitu lengkap.

Flo yang tengah terduduk di pendopo belakang rumahnya menatap wajah kedua putranya dengan hati yang begitu tenang. Kedua putranya itu benar-benar menyayanginya dan senantiasa menurut dengan apa yang diucapkannya.

"Karel, Varel, udah dulu yuk main airnya. Sekarang makan siang dulu, ya. Bi Asri udah nyiapin makanan buat kita nih," ajak Flo kepada kedua putranya.

Karel menolehkan kepalanya ke arah Flo dan menatap dengan serius, ia hanya diam lalu menganggukkan kepalanya tanpa membuka suaranya sedangkan Varel, anak itu mengacungkan jempolnya dan berteriak berisik.

"Oke, Mami! Varel sama bang Karel udah siap kok main airnya."

Flo tersenyum lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia berjalan mendekat ke arah putranya, mencium kening mereka berdua dengan kedua tangan yang sudah digenggam oleh Karel dan Varel.

"Mami, Bi Asri masak apa ya, Mi untuk kita? Oiya, Papi udah pulang belum, Mi?"

Karel yang mendengar ocehan Varel pun merasa jengah. Ia berbeda dengan adiknya itu, Karel tak suka basa-basi yang menurutnya itu tidak penting sama sekali.

"Mi, Karel duluan," pamitnya kepada sang ibu tercinta.

Flo yang melihat itupun menganggukkan kepalanya. Karel berbeda dengan adiknya, apa mungkin hal itu terjadi karena saat mengandungnya dulu, Flo merasakan stres bahkan hampir depresi karena permasalahan rumah tangganya yang tak kunjung mereda sehingga putranya itu sedikit dingin dan acuh.

Namun, yang Flo sukai di sini adalah, Karel tetap memperlakukannya dengan baik. Bahkan lebih peduli terhadap adiknya itu dibandingkan Varel yang masih terlalu manja.

Flo dan Austin diberi kepercayaan lagi untuk menjaga buah hati. Mereka diberikan seorang putri yang cantik jelita dengan nama Erika Luzia Adhitama yang kini berusia tiga bulan.

Di sebuah ruangan yang lebar, Austin memandangi pemandangan dari atas ruangan meetingnya. Ia sengaja mengangkat seorang lelaki menjadi sekretaris pribadinya karena tidak ingin kejadian yang lalu terulang kembali.

Jam sudah menunjukkan pukul 13.23 WIB. Sudah saatnya untuk Austin makan siang di rumah bersama dengan kedua putra kembarnya serta istri tercintanya.

"Bimo," panggil Austin kepada sekretaris pribadinya.

"Ya, Pak. Ada yang bisa saya kerjakan?"

"Apakah masih ada meeting sekarang dan dua jam kedepan?"

Bimo Fahrezi, sekretaris pribadi Austin yang sudah mengabdi dengan LA Corp lima tahun lamanya. Bimo masih memiliki hubungan darah dengan Austin dan dikenal baik di keluarga mereka.

Bimo membuka berkas-berkasnya, meneliti apakah ada jadwal meeting atau tidak ada.

"Tidak ada, Pak. Kebetulan ada meeting lagi pada pukul 16.12 dengan DEWATA Corp dari Bali."

Austin mengangguk mengerti, ia pun lantas membereskan berkas-berkas dan laptop miliknya meletakkannya kembali ke ruangan pribadinya.

"Baiklah, saya ada urusan di rumah dengan keluarga saya. Tolong awasi dan selalu beri saya informasi apapun jika ada hal yang harus saya kerjakan."

Floeurenziita [End]Where stories live. Discover now