14 | Nyanyian Aldi

En başından başla
                                    

"Bangooonn!" seru Aldi kencang membuat semua teman-temannya menatap dirinya dan ikut bangkit dari duduknya.

"Selamat pagi, cekgu!!" seru Aldi kembali namun saat ini Aldi mengangkat kedua tangannya dan sedikit melompat.

"SELAMAT PAGI, CEKGU!! " ucap semua siswa 12 Ipa 1 dengan semangat 45. Aldi menatap Bu Hikmah yang sedang menahan tawanya.

"Baik semuanya silahkan duduk di tempat masing-masing," ucap Bu Hikmah. Dia adalah guru Seni Budaya yang terkenal dengan keramahannya saat mengajar. Jadi banyak sekali siswa yang suka dengannya, selain baik Bu Hikmah juga memiliki humor  yang membuat semua ikut tertawa.

"Hari ini ada praktek menyanyi. Kalian maju kedepan satu persatu. Kalian bebas mauenyanyikan lagu apa, dan nanti bakal ibu nilai," ucap Bu Hikmah.

Alan mengacungkan tangannya membuat semua siswa menatapnya termaksud Bu Hikmah.

"Iya. Ada apa, Alan?"

"Bagaimana dengan siswa yang memiliki suara yang tidak bagus, Bu? Pasti nilainya juga ikut enggak bagus," ucap Alan membuat teman sekelasnya mengangguk setuju.

"Tenang saja, Ibu tidak akan kasih kalian nilai jelek kok, ini cuma buat hiburan saja. Siapa yang ingin maju duluan?" tanya Bu Hikmah kepada murid-muridnya.

"Saya, Bu! " ucap Haris mengangkat tanganya tinggi. Tanpa ada persetujuan dari Bu Hikmah, Haris sudah terlebih dahulu berjalan ke depan  kelas membuat semua murid tertuju kepadanya.

"Baik Harus silahkan."

Haris merapihkan dasinya yang sedikit tidak rapih dan juga rambutnya.

"Entah aaapaaa yang merasukimuuuuu!" Haris membuat semua teman-temannya melongo saat mendengarnya.

"Hingga kau tega manyakiti akuu!! " lanjutnya yang mengelus dadanya seperti orang yang sedang sakit hati.

"Itu muka biasa aja bisa gak sih?" celetuk Neli teman sekelasnya.

"Kau siaaaaaa, siakan cintakuuuuu!" Haris kehabisan nafas membuat dirinya ngos-ngosan. Haris memberikan senyuman kepada Bu Hikmah.

"Sudah, Bu," ucap Haris membuat Bu Hikmah terkekeh geli dan mempersilahkan Haris untuk duduk kembali.

"Selanjutnya siapa lagi?" tanya Bu Hikmah.

"Saya!" ucap Alan yang langsung berjalan maju kedepan sambil membawa sapu yang sempat ia ambil di pojok.

"Perkenalkan nama saya Alan, saya aka-"

"Gak usah banyak bacot, nyanyi buruan! Gue juga mau maju nih!! " teriak Aldi kepada Alan.

"Kelem bos! " ucap Alan yang sudah bersiap untuk mengeluarkan suara emasnya.

"Akuuuu merinduuuuuuuu!! Kuyakin kau tauuuuuuu!! " semua siswa menutup kupingnya rapat-rapat.

"Tanpa batas waktuuuuu!! Aku paku akuuu memintaaaaaa!! " Alan yang menggunakan sapu sebagai mikrofon membuat Bu Hikmah menggelengkan kepalanya.

"Temen siapa sih! Buang aja lah!! " protes teman sekelasnya namun Alan tidak mengubisnya, ia malah melanjutkan nyanyiannya.

"Walau tanpa kataaaaaa!! Cintaaa berupayaaaaaa aaa aaaaa!!! "

"Engkau jauh di mataa." Alan menyentuh matanya.

"Tapi dekat di doa... Aku merinduuuuuuu kaaaannnn muuuuuu!!" Alan yang sudah selesai bernyanyi langsung melemparkan sapu ke pojok kelas dan setelahnya Alan kembali kebangkunya.

"Waahh, Alan. Suara kamu bagus sekali!" kata Bu Hikmah membuat pria itu tersenyum bangga dengan semuanya.

"Sangking bagusnya, kuping saya menolak untuk mendengar suara kamu lagi," lanjut Bu Hikmah membuat semua siswa menertawaka Alan sangat kencang.

"Diem lo semua! " seru Alan kepada teman sekelasnya.

"Selanjutnya?"

"Saya, Buuu!"

"Kenapa yang maju kedepan cowok terus? Yang ceweknya kemana ini? " tanya Bu Hikmah.

"Mereka gengsi karna suaranya jelek, Bu!" ujar Aldi yang sudah berada didepan kelas.

"Yasudah, silahkan nyanyi Aldian."

"Ehemm!" demem Aldi membuat semua menatapnya datar.

"Ehem! Ehem!" lagi-lagi Aldi masih berdehem membuat Alan dan Haris berdecak kesal.

"Wooy, Pak ketu!! Kapan mulai woy!!" seru bombom yang memiliki badan yang gemuk.

"Cepetlah! Waktu woy waktu!" seru Haris yang tidak sabaran sembari menunjuk wajah Aldi kesal. Aldi malah terkekeh melihat ekspresi teman-temannya yang kesal.

"Cepet wooyy!!" lanjut Alan yang tidak kalah kesal.

"Sebentar," ujar Aldi yang mengecek mikrofon buatannya yang terbuat dari kertas.

"Eheeeemmmmmm!! " dehem panjang Aldian membuat semua temannya menatap gemas ingin mencekik leher Aldi.

"Gue gunting juga tuh tenggorokan!!" ucap Rina yang memberi tatapan tajam kearah Aldi.

"Aldian, kalo kamu tidak mau nyanyi lebih baik duduk saja." Komentar Bu Hikmah.

"Oke saya mulai," kata Aldi.

"Sekai lagi guys! " Aldi tersenyum geli.

"EHEEEMM!! " deheman Aldi kali ini membuat mereka terkejut.

"Ehem! Saya akan menyanyikan sebuah lagu yang viral di Indonesia," Aldi menatap semua teman-temannya yang sudah menatapnya tajam.

"Suara 8 oktaf saya akan mengguncang kelas yang kita cintai ini."

Brak!

Gebrakan meja itu berasal dari para cewek-cewek yang sudah emosi melihat Aldi yang tidak bernyanyi.

"Cepet nyanyi atau lo kita bunuh detik ini juga?!" ucap Rina dengan suara yang sangat menyeramkan.

"Yamet ku dasi, yamet ku dasi." Semua teman sekalasnya tertawa kencang termasuk Bu Hikmah. Lagu ini memang sedang viral di tiktod Indonesia.

"Mang yamet parake dasi..." Aldi sudah mulai bernyanyi sambil menggoyangkan pinggulnya ke kanan dan kiri.

"Araraki moci, araraki moci," lanjut Aldi.

"Bang Araaa parake peci!" Aldi melempar mikrofon buatannya kearah Haris dan Alan.

"Sudah Aldian geli perut saya pas denger kamu nyanyi lagu itu," ujar Bu Hikmah yang masih terkekeh.

"Yaaah, Bu. Penggemar saya jadi kecewa tuh," kata Aldi sambil menunjuk teman-temannya yang tidak henti-tentinya tertawa kencang.

"Ibu khawatir teman-teman kamu gila kalo kamu tetep lanjut nyanyi," ujar Bu Hikmah.

Dan penilaian seni budaya di lanjut sampai selesai.

>>>>>BaTaS-sUcI<<<<<

Pacar Sengklek (On going)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin