SMA🍁 Antara Bayu dan Rian

207 37 3
                                    

"Untuk obat-obatan, sebenarnya itu semua hanya sebagai pereda. Bukan menyembuhkan." Jelas dokter Irawan.

Bayu mengusap wajahnya pias. Ia pikir, obat yang Arumi konsumsi selama ini untuk menyembuhkan penyakitnya.

"Operasi Om?" Kali ini Rian yang bertanya.

Laki-laki itu terlihat berpikir beberapa saat. "Seandainya Arumi mau, saya pasti melakukannya sejak beberapa bulan lalu. Tapi sayangnya dia selalu menolak."

"Seharusnya Om nggak usah dengerin kata dia! Tugas dokter itu untuk nyembuhin pasien!" Sahut Bayu yang terbawa emosi.

"Bayu!" Tegur Rian karena adiknya bersikap tak sopan.

"Itu baru bisa dilakukan kalau pihak keluarga menginginkan dan memberikan izin. Tapi selama ini tidak ada. Kalaupun harus dioperasi sekarang, kita butuh waktu cukup lama karena harus mencari pendonor sum-sum tulang belakang yang cocok untuk Arumi. Virus ditubuhnya sudah menyebar kemana-mana."

Semenit, tiga orang laki-laki itu terdiam dengan topik pemikiran yang sama.

Bayu berdiri. "Gue keluar duluan Bang." Katanya lalu berlalu.

Melangkah gontai dengan tatapan kosong. Bayu benar-benar menyesal baru mengetahui kalau obat yang selama ini Arumi konsumsi tak bisa menolong gadis itu samasekali.

Langkahnya berhenti di depan ruangan ICU yang terkunci rapat. Hanya perawat dan dokter yang boleh masuk ke dalam.

Yang bisa ia lakukan hanya memandangi Arumi dari kaca persegi yang disediakan. Didalam sana, Arumi terlihat begitu tenang meski dengan alat bantu pernafasan.

Bayu mengetuk-ngetuk kaca didepanya sambil tertawa miris, air matanya jatuh begitu saja.

Ia menoleh ketika Rian mengusap-usap pundaknya pelan.

"Dia pasti sembuh. Kata dokter Irawan dia anak yang kuat." Kata Rian berusaha menenangkan meskipun saat ini ia sendiri benar-benar tak menyangka kembali bertemu dengan Arumi dalam keadaan seperti ini.

"Gue nggak ngerti lagi kalau Tuhan tega ngambil Arumi. Kenapa harus dia! Kenapa semua orang yang gue sayang selalu aja ninggalin gue dengan cara nggak adil kayak gini!"

Rian terdiam, setelah sekian tahun kejadian beberapa tahun lalu, baru kali ini ia kembali melihat Bayu mengeluarkan air matanya.

Memasuki senja, Rian memutuskan pulang dengan perasaan tak tenang, sedangkan Bayu tetap menunggu.

__________________

"Jangan kasih tahu siapa-siapa yaah?"

Bayu terdiam, menelan liur berulang kali, ia tidak akan membiarkan air matanya keluar lagi didepan Arumi.

"Aku nggak mau bikin susah ayah."

Bayu tak juga menyahut.

"Bay... Janji sama gue." Kali ini Arumi menggerakkan jarinya lemah, bergetar memegang lengan Bayu disisi ranjang. Bayu cepat menggenggam jarinya sambil mengangguk cepat.

"Apa?" Tanya Arumi dengan tatapan sayu.

"Janji nggak akan kasih tahu siapa-siapa." Jawab Bayu.

"Makasih..." Arumi tersenyum tipis lalu menatap langit-langit ruangan lama. Ia biarkan jemarinya digenggam Bayu.

Beberapa menit kemudian, seorang perawat masuk membawa nampan berisi mangkok dan segelas air.

𝗔 𝗱𝗮𝗻 𝗕 (✔) Where stories live. Discover now