SMA🍁 Mereka Tidak Berbeda

174 35 0
                                    

Berkacak pinggang Dini memelototi Intan yang terdiam.

"Lo inget yaa Intan! Ini udah hampir sebulan! Mana janji lo hah?!" Omel Dini.

"Yahh masa gue harus datang ke dukun terus bikin Bayu langsung nembak lo? Kali aja dia udah ada cewek tapi bukan anak sini." Sahut Intan. Sebenarnya selama ini ia tidak melakukan apapun untuk hal itu. Membuat Bayu dan Dini bersatu adalah kekalahan untuknya.

"Jadi menurut lo dia udah punya pacar lagi?"

"Kan gue bilang sapa tau. Soalnya setahu gue, Bayu paling lama jomblo itu cuma seminggu. Biasanya habis putus, besoknya ada gandengan lagi. Tanya aja yang lain kalau nggak percaya." Jelas Intan panjang.

Dini terdiam.

"Kalau dia emang nggak punya pacar. Bisa jadi ada cewek yang dia suka dan lagi proses pendekatan. Bayu itu orang yang nggak suka di tolak. Dan selama ini emang nggak ada yang nolak dia sih..."

Menarik nafas gusar, Dini berbalik meninggalkan Intan yang mengelus dada.

_____________

"Apa gue yang kurang pendekatan yaaa? Bisa jadi kan si Intan itu nggak benar-benar ngecomblangin gue sama Bayu. Secara, dia kan nggak suka sama gue?" Batin Dini.

Sejak masuk pagi tadi, hingga berganti jam pelajaran kedua, otaknya tak bisa fokus karena memikirkan Bayu.

"Atau jangan-jangan bener kalau Bayu udah punya cewek tapi bukan anak sini..." Dialog Dini lagi dengan dirinya sendiri.

Hingga pelajaran kedua berakhir dan sambung ke istirahat pertama, ia tak keluar dari mejanya. Pikirannya belum keluar dari zona yang tidak ia temukan titik terangnya.

"Bener, ini pasti karena gue kurang nunjukin kalau gue suka sama Bayu." Simpulnya lalu tergesa-gesa berdiri dan menoleh ke kursi Intan.

Perempuan itu sudah tidak ada disana.

"Ada yang tahu Intan kemana enggak?" Tanya Dini pada teman sekelasnya yang kebetulan masih ada dikelas.

"Kayaknya ke kantin deh. Soalnya tadi waktu keluar dia bilang laper yaaa?"

"Kayaknya sih..." Sahut seorang lagi.

Tanpa mengucapkan terima kasih, Dini langsung membuka ponselnya menghubungi perempuan itu.

Tersambung tapi tak diangkat.

Tersenyum sinis, Dini melangkah cepat menuju kantin.

Sampai dikantin, benar saja, matanya langsung menangkap Intan yang sedang duduk di salah satu meja sambil bermain ponsel, sepertinya sedang menunggu pesanannya.

Dini semakin kesal karena ternyata Intan sengaja mengabaikan telfonnya barusan.

"Berani banget yaa lo sekarang? Udah lupa sama perjanjian kita?" Ucap Dini langsung ketika sudah berdiri disebelah kursi Intan.

Intan menoleh, terkejut. Beberapa orang yang ada dimeja melirik Dini tak suka.

"Mau gue umumin disini? Mumpung rame juga kan?" Kata Dini lagi yang membuat Intan lekas berdiri, menatap tajam Dini yang memasang wajah tak berdosa.

"Lo apaan sih Din!? Lo pikir gara-gara ancaman itu lo bisa jadiin gue babu?! Lo kira tugas gue setiap detik harus ngelayanin lo kayak ratu?!" Sahut Intan yang benar-benar naik darah karena Dini mengancamnya di tengah kantin yang sedang ramai.

𝗔 𝗱𝗮𝗻 𝗕 (✔) Where stories live. Discover now