SMA🍁 Tetap Bertanggung Jawab

287 48 2
                                    

"Eh cewek songong!" Panggil Bayu ketika ia sudah berada dibelakang perempuan itu.

Arumi menoleh sebentar lalu kembali berbalik tanpa menyahut. Bayu tertawa karena bisa-bisanya perempuan itu mengabaikan kehadirannya yang jelas berada satu langkah dibelakang.


"Tuli yaa?!" Kesal Bayu dengan jemari otomatis menyisir rambut depannya menahan jengkel.

Arumi masih tak menyahut bahkan parahnya tak menoleh. Emosi, Bayu nekat menarik pergelangan lengannya dan membawanya ke tempat yang cukup sepi, sekitar gazebo yang terhalang beberapa pohon cemara yang tumbuh rimbun.

Kali ini Arumi baru menatapnya.

"Lo kalau kurang kerjaan nggak usah cari masalah?!" Perempuan itu bersuara dengan mata berkilat-kilat marah.

"Cari masalah? Hah? Apa Lo bilang barusan? Gue? Ca-ri ma-sa-lah?" Sahut Bayu tertawa pelan sambil mengusap dagunya.

"Emang yaa? Kalau orang udah narsistik sejenis lo itu susah nyadarin kesalahan diri sendiri!" Bentak Arumi lalu hendak berlalu. Tapi Bayu mencekal lengannya kuat duluan.

"Mau kemana Lo? Takut karena merasa bersalah?!"

"Gue? Gue nggak salah." Balas Arumi menarik lengannya kuat lalu mendorong dada Bayu hingga laki-laki itu mundur beberapa langkah dari tempatnya.

Bayu tertawa menahan kesal yang sekarang sudah memuncah sampai ubun-ubunnya. Tadi siang Arumi berani menarik dasinya hingga bajunya sedikit acak-acakan. Sekarang mendorong Bayu dengan tenaga tak bisa diremehkan.

"Lo salah songong!" Bentak Bayu kali ini mencekram dua bahu Arumi, mengunci perempuan itu. "Lo salah besar berani cari gara-gara sama gue!" Bisik Bayu lagi penuh penekanan tepat ditelinga perempuan itu.

Beberapa detik ia menekan lengan atas perempuan itu yang ia rasa mendadak kaku. Namun beberapa detik kemudian, kekakuan itu mendadak hilang berganti lemas dan agak bergetar.

Tak sampai hitungan ketiga, Bayu cepat melepaskan cengkramannya dengan sedikit terkejut ketika Arumi tiba-tiba menunduk, sesaat kemudian berjongkok lalu menutup kedua telinganya seperti seseorang yang sedang ketakutan.

Kekesalan Bayu mendadak meluap berganti kebingungan melihat tingkah aneh perempuan songong didepannya itu.

Jemari Arumi yang menutup kedua telinganya tampak mengeras dan bergetar. Bayu perlahan berjongkok dan menatap wajah Arumi yang tampak seperti orang ketakutan.

"Lo nggak usah pura-pura dehh!" Kata Bayu masih membentak meski sekarang ia takut bercampur bingung. Saat ini ia yang terakhir kali bersama Arumi. Tentu jika ada apa-apa dialah yang dipanggil orang tuanya.

Semenit Arumi masih seperti itu. Tidak mengatakan apa-apa dan memejamkan matanya rapat.

"Lo nggak papa kan?" Tanya Bayu kali ini dengan suara melunak.

Arumi masih sama, jemari dan wajahnya bahkan kini terlihat mulai berkeringat. Bayu semakin bingung sekaligus khawatir.

"Arumi? Arumi? Lo bisa denger gue kan?" Bayu menundukkan wajahnya untuk melihat wajah Arumi yang tampak ketakutan. Tapi percuma karena perempuan itu memejamkan matanya.

𝗔 𝗱𝗮𝗻 𝗕 (✔) Where stories live. Discover now