15

19.7K 1.2K 8
                                    


"Loh, kok malah keluar? Dilanjut aja."

Mama Windi senyam senyum. Dara menggaruk kepalanya yang tak gatal. Menarik sebuah kursi diikuti Dirga. Mengambil semangkuk bubur jamur yang telah tersedia.

"Padahal mama seneng loh liat kalian mesra-mesraan gitu. Romantis. Jadi keinget pas awal nikah sama papa."
Dara dan Dirga saling pandang. Duh, ini mama kesambet apa sih. Sudah tahu mereka kan lagi pendekatan. Ya kali mau mesra-mesraan. Gak ada. Yang ada itu kecelakaan.

"Oh ya, karena mama nanti malam nginep sini, jadi kalian tidur bareng ya? Kan kamar yang tadi mau mama pake."

Astaga, apalagi rencana mama mertua ini. Dara menginjak kaki Dirga. Maksudnya ngasih kode biar cowok itu nolak kek, atau gimana. Tapi rupanya si beruang kutub gak peka. Dara merutuk dalam hati.

"Emm, Dara tidur sama mama aja deh," tukasnya akhirnya.

"Gak bisa sayang. Masak suamimu kamu tinggalin sendirian, kedinginan. Kasihan dong."
"Biasanya juga gitu. Biarin aja lah diculik sama mbak kunti. Palingan juga mbak kunti yang repot."
"Jangan gitu dong sayang. Gini-gini juga anak kesayangan mama yang paling ganteng loh."

Dih! Dara melirik malas ke arah Dirga yang santai saja meneruskan makan jamurnya.

"Buburnya dimakan sayang. Keburu dingin nanti."

Dara mengangguk. Menyuap sendok demi sendok bubur ke mulutnya.

----------------

"Tidur sofa gih!" usir Dara.

Ya, mereka berada di kamar sekarang. Dirga melenggang santai dan merebahkan badannya di ranjang. Astaga, kalau saja pria ini tak menyebalkan, mungkin Dara sudah pingsan gara-gara terpesona. Lihat saja proporsi badannya yang seperti model. Hmm, pasti nyaman dan hangat dijadiin guling bernyawa.

"Kamu tahu kan? Ini kamarku. Jadi kalau tidak mau tidur disini, silakan kamu sendiri yang tidur di sofa."

Dara mendecak sebal. Emang gak ada hati cowok satu ini. Ya kali cewek malah di suruh tidur di sofa.

"Tidak mau kan? Ya sudah. Tinggal tidur saja apa susahnya."

Dirga membenari posisinya. Kaki panjangnya menjuntai hampir menyentuh ujung ranjang. Dara menelan salivanya kasar. Ayolah, Ra. Cuma tidur. Lagian pas malam pertama kan udah pernah. Tidur bareng maksudnya. Gak ngapa-ngapain loh.

Akhirnya dengan berat hati, Dara beringsut mendekat ke ranjang. Merebahkan tubuhnya pelan-pelan. Langsung ke posisi membelakangi Dirga.

"Awas sentuh-sentuh. Satu senggolan sepuluh milyar," ancamnya. Terdengar kekehan mengejek dari Dirga.

"Jangankan sepuluh milyar, sepuluh ribu saja belum tentu aku mau."

Aish! Dasar, sombong sekali pria ini. Huh! Lihat saja kalau suatu saat Dara kembali cantik, awas jatuh cinta. Cabe sepuluh bakal dia jejelin tuh di mulut beruang kutub.

Malam yang menyebalkan, sekaligus meresahkan. Gimana enggak, mau memejamkan mata saja susahnya minta ampun. Kaku badan karena Dara sama sekali tak beralih dari posisinya. Baru setelah terdengar dengkuran halus, dia membalikkan badan. Kaget karena langsung disuguhi wajah tampan Dirga.

Tanpa sadar, Dara malah memandangi wajah yang tersaji di depannya. Meniti dari ujung rambut sampai dagu. Alis tebal Dirga meliuk indah. Mata yang terpejam dengan bulu mata sedang. Hidung mancung yang terpahat sempurna. Mungkin lalat saja bakal terpeleset tuh kalau nempel di hidung Dirga. Buktinya ada tali lalat kecil tepat di ujung hidung sebelah kanan. Kecil dan tak terlalu kentara. Bibirnya juga, emm...

Dara menepuk kepalanya. Bisa-bisanya otaknya malah traveling. Ingat, Ra. Yang di depanmu ini bukan V bts, tapi beruang kutub yang sangat-sangat menyebalkan. Tapi agak mirip sih, di tambah sama-sama punya tahi lalat di hidung. Cuma yang satu ini nyebelin.

Tiba-tiba Dara ada ide jahil. Berhubung matanya tetap melebar dan sama sekali belum mengantuk, jadi apa salahnya jahil dulu kan?
Beringsut hati-hati Dara turun dari ranjang. Membuka laci dengan gerakan sepelan mungkin. Mendapatkan spidol permanen di dalamnya. Tersenyum puas, lalu kembali ke ranjang.
Seringai licik tersungging di bibir mungilnya.

"Mamp*s lo beruang nyebelin!"

Dibukanya tutup spidol, kembali menyeringai. Tangannya meliuk lincah mulai menyoret-nyoret wajah Dirga dengan ukiran doodle art. Sungguh kreatif diambang batas. Cekikian sendiri melihat hasilnya. Belum puas, dia gambar sinchan tepat di hidung Dirga. Menjadikan dua lubang hidungnya sebagai pantat sang Sinchan. Terkikik geli dia melihat hasilnya.

"Lo bangga deh punya istri kreatif kayak gue. Haha."

Selesai memberi ukiran pada wajah Dirga, Dara beringsut hendak turun. Namun sebuah tangan menariknya kuat membuatnya jatuh kembali. Sialnya tepat di pelukan Dirga. Belum sempat keluar dari kekagetannya, tangan kekar Dirga melingkar memeluknya erat. Sial! Dia terkunci. Menggeliat pelan untuk melepaskan tangan Dirga. Tapi sayangnya terlalu kuat. Takut Dirga terbangun dan marah-marah gara-gara ukiran di wajahnya, akhirnya Dara menyerah. Meski dengan jantung berdegup dan wajah memerah, dia melanjutkan tidurnya. Tanpa sadar entah kapan matanya terpejam membawanya ke alam mimpi.

"Kena kau!"

Sudut bibir Dirga tertarik tanpa disadari oleh Dara.

Rahasia Istri Jelekku (Ending)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant