Bab 26 - Feeling

4.1K 499 71
                                    

"Aku menyukai Taehyung."

Satu kalimat yang mampu membuat Areum memekik. Hyeso menutup wajahnya dengan bantal. Akhirnya ia sudah dapat menyimpulkan perasaannya pada Taehyung selama ini. Awalnya Hyeso memang ragu, pasalnya ini terlalu cepat. Dia dan Taehyung masih dapat disebut orang baru kalau menghitung jumlah hari sejak mereka bertemu hingga sekarang.

Namun kini, Hyeso percaya akan ungkapan— cinta datang karena terbiasa. Buktinya ada pada dirinya sendiri yang kini menyukai Taehyung. Umm dan juga mencintainya? Hyeso masih belum bisa mengatakan perasaannya ini merupakan sebuah rasa cinta pada Taehyung. Karena bagi Hyeso, cinta itu bukan sekedar saling suka tetapi juga saling berbagi segala hal dan berani mengorbankan.

Belum. Hyeso belum sampai pada tahap itu, sehingga ia hanya bisa mengatakan kalau dirinya menyukai Taehyung. Dengan degup jantung yang terasa membuncah dan pipi yang memanas, Hyeso menarik bantal diwajahnya dan beralih memeluknya.

"Ya aku memang benar menyukainya."

"Kan sudah kubilang! Dari cara kalian berdua berpandangan aku sudah yakin kalau ada sesuatu diantara kalian." Ucap Areum yang sedang dalam posisi duduk bersila di atas kasur Hyeso dengan bersemangat.

Hyeso yang terlentang sembari memeluk guling mengaduh kala Areum dengan tidak sengaja memukul lengan kirinya. Sudah kebiasaan Areum yang suka memukul bahu atau lengan lawan bicaranya.

"Lalu, bagaimana dengan Taehyung?" Tanya Areum penasaran.

"Dia sudah mengatakan perasaannya padaku saat kita di New York." Mata Hyeso menatap langit-langit kamar menerawang sedangkan Areum menunggunya melanjutkan ucapannya.

"Taehyung bilang, dia mencintaiku."

Tidak dapat dipungkiri semburat merah perlahan muncul di pipi Hyeso kala mengingat kejadian yang sudah berlangsung lumayan lama itu. Saat Taehyung mengungkapkan perasaannya pada dirinya di Brooklyn Bridge, hal yang tidak akan ia lupakan.

"Lalu, kapan kau akan bilang tentang perasaanmu padanya?" Tanya Areum yang dibalas gelengan kecil oleh Hyeso.

"Tidak, aku malu mengatakannya."

"Oh ayolah Hyeso, semua laki-laki itu pasti butuh kepastian setelah mereka mengungkapkan cinta mereka pada orang yang disuka. Aku yakin Taehyung pasti sudah menunggu jawaban darimu walaupun dia mungkin bilang tidak butuh balasan cintamu."

Hyeso menghela napas, benar memang kata Areum. Hyeso bukanlah orang baru di dunia percintaan, ia tau kalaupun seorang laki-laki mengatakan dirinya tidak meminta untuk dibalas cintanya, bukan berarti mereka tidak mengharapkan perasaanya terbalas. Sebenarnya kata-kata itu hanya digunakan agar seseorang yang belum bisa membalas perasaannya tidak pergi darinya. Trik. Dan kaum adam itu akan terus menunggu sampai ungkapan yang ditunggu-tunggu keluar dari bibir sosok yang dicintai.

Hyeso juga tau kalau selama ini Taehyung menunggunya. Perasaan laki-laki itu memang tulus padanya, terbukti dari apa yang selama ini Taehyung lakukan demi menjaga dirinya. Dia harus mengatakannya pada Taehyung, kalau dirinya menyukainya dan mungkin sebentar lagi akan mencintainya. Nanti, disaat Hyeso menemukan momen yang tepat untuk mengutarakan perasaannya.

Ponsel Areum berdering, memecah pikiran Hyeso. Areum yang menatap layar ponselnya seketika menegang. Gurat cemas tercetak jelas diwajahnya. Hyeso yang penasaranpun bangkit terduduk mencoba mengintip ke layar ponsel temannya itu sebelum Areum menghindar.

"M-maaf ya aku harus pergi dulu, ada urusan penting." Ucap Areum setengah tergagap dengan wajah yang memucat lalu melompat turun dari ranjang dan bergegas keluar dari kamar Hyeso.

Mr. Black - Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang