Bab 7 - Choice

4.9K 638 33
                                    

Sejak kembali ke kantor setelah bertemu dengan Jungkook, Hyeso jadi pendiam. Dia juga tidak menyadari bahwa Taehyung sejak tadi memerhatikannya. Sampai saat jam pulang kantor tiba dan dia hendak beranjak pulang, seseorang menahan lengannya.

"Ikut aku!"

Hyeso sempat menepis tangan Taehyung namun akhirnya menurut kala melihat raut muka lelaki itu yang terlihat mengancam. Taehyung kemudian menarik Hyeso masuk ke dalam mobilnya.

"Brengsek!"

Hyeso tersentak saat Taehyung tiba-tiba mengumpat sambil memukul keras setir mobil yang kini dicengkeram dengan kuat. Menancap gas lalu melajukan mobilnya entah kemana. Hyeso hanya terdiam, ia tidak paham kenapa Taehyung tiba-tiba menyeretnya tadi.

Mobil Taehyung berhenti tepat didepan mansionnya. Laki-laki itu turun meninggalkan Hyeso yang dilanda rasa penasaran. Akhirnya Hyeso ikut turun menyusul Taehyung.

"Ada apa lagi sih?! Kenapa harus membawaku kesini?!"

Hyeso terus mengikuti Taehyung yang kini tengah berjalan menaiki tangga. Bahkan tanpa ragu ia tetap mengekorinya sampai dimana pria Kim itu berhenti. Di kamar tempat dirinya terbangun setelah minum-minum tempo hari.

"Kalau kau ingin aku melakukan sesuatu untukmu, maaf aku tidak bisa! Aku tidak ingin lagi berurusan denganmu!" Seru Hyeso dengan wajah yang memerah menahan kesal.

Taehyung melonggarkan dasi yang terasa mencekik lehernya. Melepas jas dan melemparnya ke ranjang menyisakan kemeja lavender sebelum menghempaskan tubuhnya di salah satu sofa di ruangan itu.

"Diamlah sebentar!" Ujar Taehyung dengan kepala tersandar di sandaran sofa dan mata terpejam yang membuat Hyeso lantas mencebik.

"Sudah cukup! Terserah kau ingin membunuhku atau apa, yang jelas aku tidak mau berurusan lagi denganmu Black Mariano." Hyeso berujar lantang tanpa rasa takut sambil menatap lurus Taehyung.

Sepasang kelopak mata yang awalnya tertutup kini terbuka dengan sorot tajam dan dingin tepat mengarah pada entitas Hyeso yang berdiri didekat pintu dengan dada naik turun. Taehyung bangkit dan melangkah perlahan mendekati Hyeso dengan wajah dinginnya.

Tiba-tiba suasana dikamar itu mendadak menjadi mencekam. Hyeso baru sadar akan sesuatu bahwa ia tidak seharusnya mengatakan dua kata terakhir tadi. Bodoh, sama saja ia menantang maut sekarang.

Taehyung berhenti tepat dibelakang Hyeso yang sedang menolehkan kepalanya sedikit, melirik ke belakang punggung lantaran penasaran apa yang akan dilakukan pria Kim itu. Lengan kanan Taehyung perlahan melingkari bahunya membuat jantung Hyeso berdetak tidak karuan.

Sungguh.. posisi sekarang ini sangat memudahkan Taehyung untuk memiting lehernya sewaktu-waktu. Oleh sebab itu Hyeso tidak berani bergerak barang seinci pun.

"Ternyata kau sudah terlalu jauh tau tentangku ya nona Hyeso." Bisik Taehyung tepat ditelinga Hyeso yang membuatnya meremang.

Hyeso menggigit bibir. Obsidiannya melirik kebawah dimana lengan Taehyung yang melingkari bahunya perlahan naik dan sukses berada di lehernya tanpa memberi tekanan yang kuat. Tubuh mereka begitu dekat bahkan Hyeso dapat merasakan punggungnya menempel pada dada bidang laki-laki dibelakangnya.

"Siapa yang memberitahumu?" Tanya Taehyung setengah berbisik.

Hyeso menggelengkan kepalanya pelan enggan untuk menjawab pertanyaan Taehyung. Lengan yang melingkar di lehernya itu tiba-tiba menguat membuat sepasang tangannya spontan terangkat menepuk-nepuk lengan Taehyung lantaran kesulitan bernapas.

"L-lepas.."

"Katakan dulu manis, siapa yang memberitahumu?" Bisik Taehyung dengan suara beratnya.

"Ak..aku..t-tidak akan memberitahumu!" Jawab Hyeso terbata dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Lingkaran lengan itu semakin menguat mencekik lehernya. Dan perlahan semuanya menjadi gelap. Hyeso kehilangan kesadarannya.















;

Hyeso perlahan membuka kedua matanya dan merasakan sakit dilehernya. Dia masih berada di tempat yang sama, namun bedanya kini sedang terbaring di ranjang yang diselimuti seprai berwarna coklat itu. Hyeso pikir ia akan bangun di surga namun nyatanya Taehyung masih membiarkannya menghirup udara segar disini.

Beberapa saat setelah Hyeso terbangun dan duduk di ujung kasur dengan kaki yang menyentuh lantai, pintu kamar terbuka.

"Oh kau sudah sadar?"

Taehyung masuk ke dalam kamar dengan memakai piyama tidur satin berwarna hitam. Hyeso yang melihat sosok itu perlahan melangkah mendekat membuatnya beringsut.

"Kau tidak jadi membunuhku?" Tanya Hyeso takut-takut.

"Tidak, aku berubah pikiran. Kupikir kau akan berguna untukku nanti."

Taehyung mendudukan tubuhnya di sofa tepat didepan Hyeso. Gadis itu tampak menghela napas dan melemparkan pandangan ke arah jendela kamar. Dia sudah terlalu jauh berurusan dengan laki-laki ini.

"Apa yang kau harapkan dariku? Sudah kubilang aku tidak punya bakat menjadi seorang kriminal sepertimu."

"Aku bukan kriminal." Sanggah Taehyung yang tengah bersedekap dengan mata yang terus mengamati gerak-gerik Hyeso.

"Terserah.. Yang jelas aku tidak mau ikut campur dengan segala urusanmu dan berakhir membahayakan diriku sendiri nanti."

"Aku tidak akan membuatmu celaka kalau itu yang kau khawatirkan. Mungkin hanya sedikit lecet." Ucap Taehyung sambil mengangkat bahunya.

Hyeso memutar bola matanya, nyalinya tiba-tiba terkumpul penuh untuk menatap Taehyung dengan dagu terangkat menantang.

"Kalau aku tidak mau? Kau mau apa?"

Sudut bibir Taehyung tertarik.

"Kau tidak punya pilihan lain selain menurutiku. Lagipula percuma juga kalau kau menghindariku hanya untuk mencari aman, karena musuh-musuhku pasti sudah menganggap kau adalah orangku."

"Tapi aku bukan orangmu!" Seru Hyeso tidak terima sedangkan Taehyung hanya mengedikan bahunya acuh.

"Pilihannya hanya jadi orangku atau kau habis ditangan musuhku nona Hyeso." Ujar Taehyung seraya memainkan kukunya.

Hyeso terdiam. Apapun yang akan dipilihnya sama-sama berdampak buruk bagi kehidupannya. Tapi setidaknya ia harus bertahan hidup dulu bukan. Terlalu asik dengan pikirannya sendiri, Hyeso terkejut ketika menyadari Taehyung sudah berdiri tepat didepannya.

"B-baik.. aku ikut denganmu."

Hyeso berkata dengan ragu-ragu setelah sempat menghela napas. Taehyung yang mendengarnya tersenyum tipis dan perhatiannya mulai teralihkan oleh sesuatu yang lain.

Laki-laki itu perlahan membungkukan badan mendekatkan wajahnya. Hyeso reflek menarik wajahnya menjauh namun Taehyung menahan dagunya. Tatapannya begitu dalam, jempolnya perlahan mengusap-usap bibir bawah Hyeso hingga terlepas dari gigitan gadis itu.

"Jangan menggigit bibirmu."

Setelah mengucapkan kalimat itu, Taehyung berlalu begitu saja keluar kamar meninggalkan Hyeso yang tengah mengerjap-ngerjap.



------

Thanks buat yang udah ngasih kritik saran dan jangan lupa tinggalin jejak 🤗


Tbc.

Mr. Black - Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang