CHAPTER 37🎃

364 29 1
                                    

Satu minggu berlalu, akhirnya Davin sudah benar-benar pulih. Kebetulan saat ini sekolah sedang libur panjang karena kakak kelas sedang menjalani ujian nasional, jadi Davin memilih untuk mencari udara segar bersama Aleeta.

“Hai,” sapa Davin sesampainya di depan rumah Aleeta.
“Heyy, badan lo udah benar-benar enakan?” tanya Aleeta. Dia khawatir kondisi tubuh Davin belum pulih, tetapi memaksakan untuk mengendarai sepeda motor.
“Iya udah. Kalau gue masih sakit nggak mungkin nyusulin lo naik motor kayak gini!” jawab Davin sambil tersenyum tipis. Aleeta senang Davin kini sudah berubah, hari-harinya sekarang dipenuhi dengan senyuman. Aleeta bersyukur bisa menjadi faktor perubahan orang lain yang menjadi lebih baik lagi.

“Iya juga sih,” jawab Aleeta.
“Ayo,” ajak Davin.
“Kemana?” Aleeta bingung karena sebelumnya mereka tidak membuat janji akan pergi kemana. Dia pikir Davin hanya sekedar mampir saja.

“Waktu gue sakit lo pernah bilang mau nganterin gue ke psikiater. Lupa?” jawab Davin.
“Oh iya,” Aleeta mengerti.
“Yaudah ayo naik,” Davin memasangkan helm untuk  Aleeta.
“Iya,” Aleeta pun menaiki sepeda motor Davin.

********
 

Aleeta merekomendasikan psikiater terbaik yang dia kenal, karena sejak kecil mamanya selalu membawanya dan juga Natya ke psikiater. Karena meskipun kita terkadang tidak memiliki sebuah masalah, tetapi kita harus tetap perlu konsultasi. Kesehatan mental itu benar-benar penting, jadi mereka pun sampai disana.

“Gue harus masuk sendiri ya?” tanya Davin.
“Iya. Gue tunggu disini kok,” Aleeta duduk tepat di depan ruangan.
“Oke kalau gitu. Gue masuk ya?” ujar Davin.
“Iyaa,” jawab Aleeta.

  Sebelum membuka pintu ruangan Davin menghela nafas terlebih dahulu, setelah memantapkan diri dia pun mulai melangkah setelah itu masuk kedalam ruangan. Aleeta hanya tersenyum melihatnya, Davin sudah memutuskan keputusan yang benar.
Kurang lebih tiga puluh menit menunggu, akhirnya Davin keluar juga. Dia pun mendekati Aleeta, dan menceritakan semuanya apa yang telah dilakukannya tadi.

“Gimana hasilnya?udah lega?” tanya Aleeta.
“Iya udah. Makasih ya udah saranin gue,” Davin berterimakasih. Sayang sekali jika harus langsung pulang, Davin ingin sekali menghabiskan waktu sambil berbincang mengenai banyak hal dengan Aleeta. Dia pun akhirnya mengajak Aleeta ke suatu tempat. “Eh Aleeta,”sambungnya.

“Iya. Kenapa?” jawab Aleeta.
“Jalan-jalan yuk?” ajak Davin.
“Kemana?”
”Udah lah suatu tempat,” ujar Davin.
“Hmm.. yaudah ayo,” Aleeta menurut.

********
A

leeta bingung Davin akan membawanya kemana, tetapi ketika Davin ditanya dia tidak mau membalasnya. Membuat Aleeta semakin penasaran, namun dia pasrah hanya memilih diam. Karena ketika sampai pasti pertanyaannya akan terjawab.

“Pantai?” Aleeta terkejut ketika sampai ditempat yang dituju oleh Davin.
“Iya. Lo suka kan?” Davin tersenyum tipis.
“Ya suka sih Vin. Tapi gue salah kostum banget,” Aleeta memperlihatkan penampilannya kepada Davin. Pakaiannya benar-benar formal, rasanya tidak cocok jika digunakan untuk ke pantai.

“Udah lah nggak papa, lagian cuma lihat pemandangan. Nggak main air kok, gue janji!” Davin mengangkat jari kelingkingnya untuk membuat janju dengan Aleeta.
“Hmmm.. yaudah deh kalau gitu,” Aleeta menjabat kelingking Davin juga dengan jari kelingkingnya.

Mereka lalu segera masuk kedalam, keadaan pantai saat ini sangat ramai. Pasti orang-orang juga ingin menikmati pemandangan yang indah.
Aleeta dan Vero menoleh kesana kemari, tempat-tempat terlihat sangat penuh. Mereka bingung harus berada dimana, sepertinya spot tempatnya sangat terbatas. Banyak sekali wisata terutama wisata luar Indonesia datang kesini.

“Vin, kita duduk dimana? ” tanya Aleeta sambil melihat disekelilingnya.
Davin diam, dia masih fokus melihat sekeliling. Dia memanfaatkan penglihatannya yang begitu tajam. “Nah! Itu yuk disana!” Davin menunjuk kearah gazebo yang kosong.
“Wah! Yaudah ayo,” jawab Aleeta.
Mereka segera menuju kesana, karena penuh dengan pasir jadi Davin pun membantu Aleeta berjalan dengan cara menggenggam tangannya dengan erat.

Selamat malam! Sorry up malem, masih pada bangun enggak nih?
Udah pada nunggu chapter ini ya? Yuk gimana menurut kalian, gemas kan Davin udah mulai berubah sama Aleeta dan orang sekitarnya?
Kasih pendapatnya ya, butuh kritik dan saran yang membangun 🙏.
Jangan lupa follow, read, vote, dan comment. Supaya makin rajin up-nya❤️.
Yuk, kalau udah 1K vote. Aku bakal lanjut chapter selanjutnya! Yuk gaskeun!
Thankyou..

- Happy Reading 🎃-

ZOMBIE [ COMPLETED ] Where stories live. Discover now