CHAPTER 24🎃

361 23 0
                                    

   Rencana tidak hanya menjadi wacana belaka, mereka berempat akhirnya melaksanakan liburan setelah menjalani rintangan kepenatan yang telah mereka lalui belakangan ini.
Manusia memang wajib melakukan segala aktifitas yang berguna, entah itu beribadah, menuntut ilmu ataupun bekerja.

   Tetapi ada kalanya harus bernafas sejenak, mengistirahatkan diri dari kesibukan dengan cara berlibur adalah salah satunya.
Sebenarnya Natya ingin berlibur ke Bali, namun karena Davin yang gila bekerja tidak mau libur beberapa hari. Mereka bertiga akhirnya mengalah untuk berlibur disekitar sini saja, tujuan yang tepat hanyalah Dufan.

“Gue duduk di depan ya?kan Vero yang nyetirin,” ujar Natya dengan gaya rempongnya. Mereka semua berkumpul dirumah Vero karena hanya Verolah yang memiliki mobil, sebenarnya Davin memilikinya namun mesinnya sudah sedikit rusak karena kejadian kecelakaan kedua orangtuanya. Jadi dia tidak berani untuk menaikinya.

“Iya terserah lo bucin,” sindir Aleeta.
“Huu.. sirik lo,” ujar Natya sambil menjulurkan lidahnya kearah Aleeta.
 
   Setelah menata semua barang yang diperlukan di bagasi, mereka lalu segera berangkat. Natya duduk disamping Vero, sementara Aleeta dan Davin dibelakang.
Menghadapi sifat Davin yang dingin, Aleeta bingung harus mengawali pembicaraan dari mana sekarang dia benar-benar canggung sekarang. Jadi dia memutuskan untuk diam saja sampai Davin mengajaknya berbicara terlebih dahulu.
   Sangat mendadak tiba-tiba cuaca menjadi dingin ditambah lagi suhu AC mobil juga, membuat Aleeta mengantuk dan kedinginan.
Dia ingin berbicara namun merasa tidak enak mengganggu kesenangan Vero dan Natya, ah menyebalkan sekali. Sekarang badannya sangat menggigil, dia juga lupa tidak membawa jaket. Betapa teledornya dirinya saat ini.

    Daritadi Davin yang hanya diam mematung, tiba-tiba melepaskan jaket yang dia kenakan lalu mengenakannya ke badan Aleeta yang sedang menggigil tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.

“Vin?” ujar Aleeta.
“Kalau kedinginan bilang. Jangan diam aja,” ucap Davin dengan suaranya yang begitu berat.
“Emmm..” Aleeta salah tingkah.
“Yaudah tidur aja. Nanti kalau sampai gue bangunin,” Davin menepuk puncak kepala Aleeta pelan.

Aleeta tidak menyangka Davin tiba-tiba perhatian kepada dirinya saat ini.
“Thankyou,” Aleeta berterimakasih.
“Heemm.. iya sama-sama,” jawab Davin.

    Vero dan Natya yang sedang didepan hanya mengintip melalui kaca, sambil menahan tawa. Mereka senang hubungan Davin dan Aleeta perlahan mengalami kemajuan, semoga kedepannya mereka memiliki hubungan yang jelas.

********

   Menghabiskan waktu perjalanan yang cukup lama, karena jarak antara rumah dan Dufan sangat jauh. Akhirnya mereka sampai  juga, Aleeta masih saja kedinginan namun dia ingin mengembalikan jaket kepada Davin.

“Davin..” panggil Aleeta sambil melepaskan jaket milik Davin.
“Udah nggak usah. Lo pakai aja, gue nggak kedinginan kok. Oke?” Davin memakaikan kembali jaketnya ketubuh Aleeta.

“Makasih Vin. Sorry gue ngerepotin lo,” ujar Aleeta.
“Hmm.. sama-sama,” Davin menatap wajah Aleeta sambil tersenyum tipis. Entah kenapa hari ini perasaannya sangat berbeda kepada Aleeta, tidak seperti biasanya. Rasanya dia ingin terus menerus melindungi dan berada di dsisi Aleeta.

“Ekhemmm.. ayo beli tiket yokk!” goda Vero merusak suasana langka Aleeta dan Davin.
“Lo gangu aja orang lagi pendekatan,” bisik Natya.

  Davin hanya menahan tawanya, meskipun sebenarnya didalam hati begitu berdebar tetapi dia berusaha terlihat biasa-biasa saja dihadapan semua orang.
Ketika masuk ke tempat pembelian karcis, situasinya begitu ramai. Banyak sekali keluarga berlibur karena anak-anaknya sedang menjalani libur sekolah yang panjang, melihat banyak keluarga Davin jadi merindukan kedua orang tuanya.

“Kenapa ngelamun?” Aleeta menyadarkan Davin dari lamunannya.
“Ahh?nggak papa kok,” jawab Davin.
Akhirnya setelah menunggu giliran, mereka mendapat karcis dan bisa masuk kedalam wahana.

Menyenangkan sekali rasanya, bagi Aleeta ini adalah momen paling tepat untuk mengabadikan apapun yang terjadi sebagai kenangan yang selalu dia ingat diingatannya.
“MAIN KUY!” teriak Natya.
“KUY!” jawab Aleeta penuh semangat lalu merangkul Natya.

Hai! Selamat pagi guys!
Aku up lagi nih, gimana menurut kalian chapter ini?
Kasih pendapatnya ya, butuh kritik dan saran yang membangun🙏.
Jangan lupa follow, read, vote dan comment.
Supaya aku makin rajin up-nya😁.
Thankyou!

- Happy Reading 🎃-

ZOMBIE [ COMPLETED ] Where stories live. Discover now