CHAPTER 4 🎃

1.5K 112 5
                                    

Jam istirahat sekolah, Davin selalu menggunakannya dengan hal yang bermanfaat. Davin adalah seorang ketua dari ekstrakulikuler jurnalistik, jadi hari-harinya selalu dipenuhi berbagai kegiatan yang membuatnya sibuk. Tetapi itu membuat Davin sedikit melupakan kesedihan atas tiadanya kedua orang tuanya.

Dia duduk di gazebo dekat dengan kelasnya, seperti biasa Vero selalu menemaninya. Davin sibuk mengurus laporan-laporan ekstra, sementara Vero asik bermain game online.

Ya meskipun Vero sedikit menyebalkan, tetapi Davin sangat memakluminya memang itu adalah sifat bawaan Vero. Ketika Davin sedang fokus-fokusnya, tiba-tiba ada seorang perempuan yang duduk disampingnya.

Otomatis Davin menoleh kearahnya, tetapi dia terkejut wajah itu sangat asing. Dan anehnya wajahnya sedikit mirip dengan perempuan yang selalu ada di depan mini market tempat kerjanya itu.

"Hai kak!" sapanya. Sepertinya dia adalah murid kelas 10 tahun ajaran baru, karena sebelumnya Davin tidak pernah melihatnya sama sekali.

"L-l-loo?orang yang selalu lihatin gue waktu kerja di mini market ya?" ujar Davin asal-asalan. Mungkin Davin sudah terlalu frustasi selalu memikirkan perempuan itu, sampai mengira orang yang disampingnya sekarang adalah perempuan yang sama.

"Hahh?mini market mana ya?oh kakak udah kerja?" jawab perempuan itu kebingungan. Mendengar jawabannya Davin juga ikut bingung, jadi dia berusaha berfikiran positif kalau mereka bukan orang yang sama.
"Mmm.. nggak nggak lupain aja," ujar Davin.

"Kenalin kak aku Natya, kelas 10 jurusan IPS. Aku mau daftar ekskul jurnalistik kak, apa masih bisa?" Natya mengulurkan tangannya berniat untuk memperkenalkan diri dan juga mendaftarkan diri untuk mengikuti ekstrakulikuler jurnalistik.

"Masih bisa kok. Punya laptop kan?" tanya Davin memastikan. Setiap anggota yang akan mendaftarkan diri di ekskul jurnalistik, sangat diwajibkan untuk memiliki laptop karena itu sangat penting.

Natya sedikit kesal, Davin mengabaikan uluran tangannya. Tetapi dia berusaha untuk memakluminya karena Davin adalah seorang kakak kelas. "Iya kak punya kok," jawabnya.
"Yaudah nih tulis nama lo disini," Davin mengarahkan buku absensi untuk anggota baru kepada Natya.

Natya menerimanya setelah itu mengangkat pulpennya dan menulis nama di absensi tersebut.
"Jadwal ekskul kita setiap hari Rabu sepulang sekolah, diusahakan datang rutin. Kalau lo nggak bisa bisa izin," ujar Davin memberikan info selengkapnya tentang ekstra tersebut.

"Siap kak," jawab Natya dengan tegas. "Makasih kak kalau gitu aku permisi ke kelas dulu," Natya beranjak dari posisi duduknya.

"Bentar. Nih formulirnya diisi! Kalau ekstra jangan lupa dibawa," Davin mengulurkan formulir kearah Natya.
"Oke kak," Natya menerimanya setelah itu segera pergi dari hadapan Davin dan juga Vero.

Vero daritadi menahan tawanya karena melihat Davin, Davin benar-benar jutek berada di dekat perempuan. Sebenarnya dia dulu tipikal orang yang pendiam ketika didekati oleh perempuan, tetapi sekarang lebih parah. Sangat dingin seperti es batu.

"Woi," panggil Vero.
"Apaan?" tanya Davin.
"Jutek amat sama cewek bro. Oh ya emangnya di mini market lo diuntit sama siapa?kok lo kira si Natya orang itu?" Vero penasaran.

"Nggak diuntit juga sih, gini loh. Di tempat kerja gue tuh setiap gue ada selalu ada perempuan yang sama makan di depan mini market, dan sesekali dia tuh curi-curi pandang ke gue. Aneh banget, menurut lo gimana?" Davin meminta pendapat kepada Vero.

"Gila sih," jawab Vero singkat.
"Hah?"
"Ayo nanti kalau lo kerja gue ikutan dong. Kepo nih," rasa penasaran Vero makin menggebu-gebu setelah mendengar cerita Davin.

"Hmm iya, tapi jangan lo godain. Awas lo!" ancam Davin sambil menatap Vero dengan mata tajamnya.
"Iya iya tenang aja," jawab Vero.

********

"Itu Vin orangnya?" bisik Vero. Davin dan Vero memperhatikan perempuan itu dari dalam mini market, dan ya ini adalah ketiga kalinya Davin melihat perempuan miterius.
"Iya, dia lihatin gue terus kan?" ujar Davin.

"Iya ih bener," jawab Vero.
"Gue harus gimana?" tanya Davin kebingungan.
"Sekali-sekali gep dia aja kali! Mungkin dia nggak berani ngomong sama lo," kata Vero meyakinkan.

"Harus?"
"Ntahlah, atau lo tanya aja si Natya!"
"Apa hubungannya sama Natya sih bro?!" gerutu Davin. Ucapan Vero tiba-tiba mengada-ada.

"Ya barangkali tuh cewek kakaknya si Natya! Siapa tahu kan?!" kata Vero.

Davin hanya diam, bingung harus melakukan apa lagi. Hidupnya saja sudah rumit, kenapa tiba-tiba Tuhan mempertemukannya dengan perempuan misterius depan mini market itu. Sebenarnya ini apa yang terjadi.

Good night! Aku up lagi nih guys.
Gimana chapter ini? Menurut kalian Natya itu saudaraan enggak, sama perempuan yang selalu memperhatikan Davin di mini market? Atau jangan-jangan, Natya lah perempuan itu?
Kasih pendapatnya ya, butuh kritik dan saran yang membangun🙏.
Jangan lupa follow, read, vote dan comment. Supaya aku makin rajin up-nya😆!
Thankyou..

- Happy Reading 🎃-

ZOMBIE [ COMPLETED ] जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें