CHAPTER 10 🎃

689 46 0
                                    

Setelah Davin dan  Aleeta berbincang banyak hal di caffe, Davin pun mengantarkan Aleeta sampai ke rumah karena hari sudah mulai larut malam.

Dan Davin juga terburu-buru karena di mini market dia mengambil shift malam, jadi dia harus mengakhiri pembicaraannya dengan Aleeta.

“Thankyou Vin,” Aleeta berterimakasih karena Davin sudah mengantarkannya sampai di rumah dengan selamat.
“Sama-sama,” jawab Davin singkat.

“Lo habisini pulang?” tanya Aleeta basa-basi sebelum Davin pergi begitu saja.
“Enggak, kerja di mini market. Bukannya lo udah hafal ya jam kerja gue disana?” Davin menyindir kebiasaan buruk Aleeta sebelum mereka saling mengenal.

“Ishh nyebelin banget lo!” gerutu Aleeta.
“Vin,” panggil Aleeta dengan lembut.
“Hm?”
“Kalau lo capek sama hidup boleh kok istirahat bentar. Jangan paksain diri oke?” ujar Aleeta.

Mendengar itu entah kenapa tiba-tiba senyum muncul di wajah datar milik Davin, Aleeta sepertinya berhasil memberikan keceriaan didalam hidupnya.

“Lo barusan senyum?” goda Aleeta sambil tertawa. Karena dia menciduk Davin sedang menahan tawanya.
“Enggak,” Davin berusaha mengelaknya. “Udah ah nanti gue telat kerja! Buruan masuk gue cabut,” sambungnya sambil menyalakan mesin sepeda motornya.

“Iya hati-hati,” Aleeta melambaikan tangan kearah Davin.
Davin hanya menganggukkan kepala dan menghilang begitu saja dari hadapannya, Davin memang sangat cepat jika melaju dengan sepeda motor.

********

   Malam hari yang umumnya diwaktu seperti ini biasanya digunakan anak-anak muda untuk nongkrong, belajar, atau bahkan tidur tetapi Davin masih bekerja keras demi menghidupi kehidupannya sendiri.

“Lo nggak pulang awal Vin?tugas lo disini udah selesai kayaknya. Kan lo SMA butuh waktu belajar juga,” ujar Rio. Umurnya jauh lebih tua daripada Davin, jadi dia selalu mengangap dan memberikan perhatian ke Davin layaknya saudara sendiri.

“Nggak papa bang, nanti lo kesusahan nggak ada gue yang bantu nata barang. Gue udah belajar kok disekolah, lagipula belajar nggak melulu di sekolah. Ya kan?” jawab Davin sambil sibuk menata barang-barang yang dijual oleh mini market tersebut.

“Iya juga sih,” Rio tidak bisa berkata-kata lagi karena memang ucapan Davin benar adanya. “Lo tadi habis darimana, rapi banget?” sambungnya  penasaran.
“Makan malam,” jawab Davin singkat.

“Sama pacar lo ya?” goda Rio.
“Ngaco banget dah kalau ngomong!” protes Davin tidak terima.
“Canda bro. Yaudah kalau gitu gue ke kasir ya?yang jaga mau izin ada urusan katanya,” pamit Rio kepada Davin untuk berpindah tugas.
“Oke bro,” jawab Davin lalu melanjutkan pekerjaannya sampai tuntas.

Di sela-sela mengerjakan pekerjaannya, dia juga sesekali membaca buku untuk mengisi kekosongan waktu.

Tetapi tiba-tiba muncul seorang Aleeta dipikirannya, perempuan yang dulu dia benci karena selalu memperhatikannya dengan alas an yang tidak jelas di depan mini market.

Apakah setelah mengenal Davin, dia masih tetap melakukan hal seperti itu lagi?
“Aleeta kenapa sih?kenapa lo tiba-tiba muncul dipikiran gue kayak gini?!” gerutu Davin kesal sambil mengacak-acak rambutnya karena benar-benar frustasi.

Davin bertanya-tanya, “Ada apa dengan dirinya sekarang?”, dia sangat bingung menghadapi perasaannya sendiri sekarang.

Aleeta memang perempuan hebat, diaa mampu mencuri perasaan Davin begitu saja walau hanya sekejap. Padahal teman satu sekolah Davin sendiri banyak mendambakan balasan perasaan darinya, namun Davin tolak begitu saja.

Tetapi Aleeta?dia hanya menunjukkan sifat apa adanya kepada Davin, tetapi mampu membuat Davin tiba-tiba memikirkan dirinya.

********

“Ciee.. udah bisa PDKT nich!” goda Natya ketika Aleeta sudah kembali ke rumah.
“Iya dong,” jawab Aleeta girang. Wajahnya memerah saking senangnya sampai dia memeluk Natya sampai dia kesusahan bernafas.

“Ya ampun bahagia banget lo,” keluh Natya karena Aleeta memeluknya terlalu erat jadi dia melepaskannya.
“Banget, makasih banyak ya Nat! besok kalau pulang sekolah gue traktir deh!” ujar Aleeta.

Dia tidak sabar mentraktir adiknya, karena dia sudah berjuang keras agar rencananya berjalan dengan lancar.
“Beneran?traktir apa kak?” mata Natya berbinar. Kalau begini caranya, dia tidak menyesal menolong Aleeta seperti ini.

“Pizza dong! You favorite food, betul?” Aleeta mencubit pipi Natya gemas.
“Horeee!” Natya girang jika bertemu dengan yang namanya pizza.

Hari sudah larut malam, Aleeta ingin mengistirahatkan badannya karena besok pagi dia harus berangkat sekolah sekaligus juga mengantarkan adiknya. Jadi dia juga menyuruh Natya untuk segera tidur.

“Nat gue tidur duluan ya?lo juga buruan tidur. Besok sekolah,” ujar Aleeta.
“Siap kak,” jawab Natya menurutinya.
Sebelum tidur, terlintas Aleeta memiliki inisiatif yang tidak masuk akal.

Dia ingin mengirimkan pesan whatsapp kepada Davin, dia pun berfikir keras. Sampai akhirnya dia menetapkan keputusan mengirim pesan whatsapp yang bertuliskan..

“Hai Dav! Lo udah pulang kerja belum?
Kalau udah buruan istirahat ya?tetap semangat, oke?
Hari besok pasti lebih indah, gue percaya itu. Yaudah gue cuma mau bilang..
Tidur yang nyenyak! Jangan terlalu pusing sama hidup, jalani aja.
Selamat malam :)"

Haiiii!
Guys, gemas nggak sih? cara Aleeta deketin Davin yang sifatnya tertutup banget?
Yuk kasih pendapatnya, butuh kritik dan saran yang membangun🙏.
Jangan lupa follow, read, vote dan comment. Supaya aku makin rajin up-nya.
Thankyou!

- Happy Reading 🎃-

ZOMBIE [ COMPLETED ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang