CHAPTER 31 🎃

348 19 1
                                    

  Setelah berziarah di kuburan kedua orang tuanya, Davin menyibukkan diri untuk bekerja. Itu hanya satu-satunya cara agar dia melupakan segala masalah dan kesedihan di hari ulang tahunnya, semenjak kejadian menyedihkan itu dia sudah tidak lagi berharap ulang tahunnya dirayakan.
Dia benci itu, sampai keluarga Vero merasa iba kepadanya. Tetapi mau bagaimana lagi daripada Davin melakukan sesuatu hal yang tidak bisa dibayangkan, akhirnya mereka mau mengerti keadaan Davin.

  Ketika akan membuka kunci pagar rumah seusai pulang bekerja, dia melihat sebuah box didepan pagar rumahnya. Dia heran, kenapa hari ini dia mendapatkan sesuatu yang misterius.
Dia pun memeriksa isi box itu, dan ternyata isinya adalah kue ulang tahun dengan dekorasi dan hiasan yang menakutkan.  Umumnya hiasan kue ulang tahun adalah bunga-bunga atau buah , tetapi ini dipenuhi dengan miniature tengkorak dan hal yang menyeramkan lainnya.

Diatas kue itu bertuliskan sama dengan surat yang dia terima lagi, yaitu..

“Selamat ulang tahun yang bertepatan dengan hari kematian kedua orang tuamu.”

Tangan Davin gemetar menerima ini, selain kue ulang tahun disana juga terselipkan sebuah surat lagi. Davin membukanya setelah itu membaca dengan serius.

“Hey bro! happy birthday, cakenya dimakan ya. Ini hari bahagia lo kan, bertambahnya umur? Oh ya, selamat hari kematian orang tua lo ya? Hahaha! Kasihan banget nggak ada yang ngerayain ulang tahun, karena nggak punya siapa-siapa. Upss sorry! Once again, hbd bro! –Lingga and friends

Membaca itu Davin batinnya sangat tersiksa, dia sudah tidak tahan lagi dengan hidupnya. Pikirannya mendadak menjadi dangkal, dia berpikir apa cuma dia yang satu-satunya berjuang?
Dia merasa melakukan yang terbaik, tetapi yang lainnya seakan tidak peduli. Contohnya Lingga, dulu yang katanya dia adalah teman sejati tetapi nyatanya dia menyiksa batin Davin sekejam ini.

Badan Davin bergetar, air matanya menetes begitu derasnya. Wajahnya memerah, pertanda emosinya benar-benar tidak terkendali. Sudah tak tahan lagi, dia pun masuk ke rumahnya untuk berniat melepaskan begitu saja kehidupan yang baginya tidak berarti ini secepatnya. Dia ingin menyusul kedua orang tuanya.

********
 

  Malam hari, Vero berjalan pulang karena dia tadi baru saja membelikan obat pereda nyeri perut untuk Natya dan mengantarkan obat tersebut kerumahnya. Karena Natya sangat membutuhkan hal itu, tak sengaja waktu perjalanan pulang dia memperhatikan Davin dari jauh.
Tubuh Davin begitu gemetar setelah menerima sebuah box, sampai box itu terjatuh. Vero pun mendekat setelah Davin masuk kedalam rumahnya, dia terkejut isi box itu adalah kue ulang tahun. Vero mengerti Davin paling tidak suka ulang tahunnya dirayakan setelah kematian kedua orang tuanya, dia benar-benar khawatir Davin melakukan sesuatu.

Dia pun memutuskan untuk memberi kabar agar Aleeta kesini, hanya Aleeta yang bisa menenangkan Davin.
“Kenapa Ver? Ada apa?” tanya Aleeta dengan nafas yang tidak teratur. Dia bergegas menuju ke rumah Davin, setelah mendapat telfon dari Vero.
“Davin habis nerima cake ulang tahun,” ujar Vero.

“Dia ulang tahun?ya enak dong,” kata Aleeta berusaha berfikiran postif.
“Semenjak kematian orang tuanya, dia benci Lee sama yang namanya ulang tahun. Karena dia kehilangan orang tuanya tepat di hari ulang tahunnya, ini benar-benar jadi kelemahan dihidupnya. Gue mohon lo tenangin dia didalam, gue takut dia kenapa-kenapa! Dia pasti trauma berat,” ujar Vero memohon kepada Aleeta. Dia tidak mau terjadi sesuatu terhadap sahabatnya.
“Tapi temenin gue,” kata Aleeta.
“Iya ayo!” mereka berdua bergegas masuk kedalam rumah Davin.

  Benar dugaan Vero, Davin sekarang berada di dapur sambil memegang pisau dapur. Dia akan melukai telapak tangannya sendiri, melakukan percobaan bunuh diri. Aleeta akan mencegahnya tetapi terlambat, dia sudah terlanjut melukai tangannya. Darahnya mengalir begitu deras, mengotori lantai rumahnya. Aleeta lalu mendekat kepada Davin, Aleeta ingin menyadarkan dan menenangkan Davin.

“DAVIN!” teriak Aleeta.
“Lo ngapain disini?” Davin melirik kearah Aleeta dengan tajam. Tubuhnya masih gemetar, matanya berkaca-kaca dan juga merah. Sepertinya dia sudah sangat putus asa.
Aleeta mengambil beberapa tisu yang kira-kira cukup untuk membersihkan luka Davin, dia duduk disamping Davin untuk menenangkannya.

“Vin please hidup lo masih panjang, jangan ngelakuin hal konyol kayak gini Vin!” bentak Aleeta merangkul Davin sambil membersihkan luka ditelapak tangan Davin agar Davin tidak kehabisan darah.
“Lee gue nggak kuat Leeta,” rengek Davin isakan tangisnya semakin menjadi-jadi. Dia menyandarkan kepalanya di bahu Aleeta, dia sudah putus asa akan hidupnya yang tidak memiliki tujuan rasanya dia ingin meninggalkan dunia ini secepatnya.

Sebenarnya dia ingin melukai tubuhnya lebih banyak lagi, namun dia mengurungkan niatnya karena Aleeta dan Vero tiba-tiba masuk kedalam rumah.
“Tenangin diri lo Vin, lo jangan jadi orang-orangan sawah yang nggak punya otak di dalamnya. Lo spesial Vin, lo jangan cepat merasa putus asa kayak gini!” Aleeta masih berusaha membersihkan lukanya, namun darahnya masih saja mengalir karena sayatan yang Davin lakukan cukup dalam.

  Melihat itu tanpa disuruh, Vero memanggil dokter untuk ke rumah. Berjaga-jaga barangkali Davin kehabisan darah, karena Aleeta tidak bisa menanganinya. Dia hanya bisa menenangkan perasaan Davin saja.
“Hidup gue nggak berguna Lee, selalu ngelakuin hal sama berulang-ulang. Bergerak kayak mesin, gue berjalan terus tetapi nggak punya tujuan. Hidup gue udah kayak zombie Lee, yang gue lakuin  cuma menghitung waktu sampai gue menutup mata. Ini saatnya gue mati Lee, gue udah nggak tahan lagi!” Davin melukai tangannya lagi dengan pisau.

Aleeta gemetar, dia belum pernah menghadapi seseorang yang melakukan bunuh diri seperti ini. Mendadak otaknya tidak berfungsi, dia membeku bingung harus melakukan apa agar Davin berhenti melukai dirinya seperti ini.

Halo guys, akhirnya aku up lagi, hehe!
Karena kemarin lebaran, oh ya minal aidzin wal faidzin ya semuanya. Maafin kalo author ada salah, hehe🥰.
Gimana guys chapter ini? Kalian ikutan merinding kayak Aleeta enggak?

Btw, kalian nggak boleh meniru Davin yah!! Kalau kalian lagi ada masalah, kalian harus cerita ke orang terdekat kalian. Jangan lakuin hal bodoh kayak Davin! Inget itu, oke?

Yuk kasih pendapatnya, butuh kritik dan saran yang membangun🙏.
Jangan lupa follow ,read, vote dan comment. Supaya aku makin rajin up-nya😁.
Thankyou!

- Happy Reading 🎃-

ZOMBIE [ COMPLETED ] Место, где живут истории. Откройте их для себя