Pecundang? Bukan. Seokjin hanya sedang memanfaatkan sebuah peluang dari kelemahan yang dimiliki lawannya, Taehyung. Bosnya pasti akan senang kalau ia memberitahukan bahwa dirinya berhasil menemukan titik kelemahan terbesar seorang Black Mariano.

"Cium kakiku baru akan ku lepaskan kekasihmu ini." Ucap Seokjin dengan sudut bibir yang tertarik, menunggu respon yang akan diberikan laki-laki dihadapannya.

"Brengsek!"

Emosi Taehyung semakin meluap, ia menundukan kepalanya berusaha meredamnya. Adalah kesalahan jika Taehyung bersikap impulsif menyerang Seokjin sekarang juga, yang ada keselamatan Hyeso terancam.

Taehyung berdiri, melangkah lebih dekat dan kembali bersimpuh. Perlaha tubuhnya membungkuk hendak melakukan yang diperintahkan Seokjin. Taehyung bersumpah setelah ini akan menghabisi Seokjin dan seluruh anak buahnya yang ada disini.

Namun, kegiatannya terhenti saat Hyeso tiba-tiba menginjak kaki Seokjin sembari memukulkan kepalanya pada dagu Seokjin dengan kencang hingga laki-laki itu sedikit terhuyung tidak siap. Enggan menyia-nyiakan kesempatan, Taehyung menerjang Seokjin membuat pistol ditangannya terlempar dan mulai menghadiahkan bogeman serta tendangan yang membuat Seokjin tersungkur.

Tentu anak buah Seokjin tidak tinggal diam, mereka bersamaan menyerbu Taehyung dari berbagai arah. Namun, Taehyung dengan kemampuan bela dirinya mampu menghalau segala serangan yang diberikan orang-orang itu, hingga satu persatu dari mereka mulai terkapar.

Taehyung menghampiri Seokjin, menduduki tubuh laki-laki itu lalu kembali menghajarnya hingga lebam memenuhi wajah Seokjin.

"Aku tidak akan mengampunimu!"

Bug!

Bug!

"Kau salah memilih musuh."

Bug!

Bogeman terakhir dari Taehyung pada wajah Seokjin sebelum laki-laki itu bangkit dan menginjak perut Seokjin.

"Taehyung.."

Taehyung mengalihkan atensinya pada Hyeso yang memanggilnya. Laki-laki itu bergegas menghampiri Hyeso, melupakan Seokjin yang mengerang kesakitan.

"HYESO!" Tubuh Hyeso limbung tepat dalam pelukan Taehyung.

"Terimakasih sudah datang menyelamatkanku." Ucap Hyeso lemah dengan senyum tipis dibibirnya.

Taehyung mengangguk kecil menatap Hyeso dengan tatapan mata sarat akan kerinduan.

"Maaf aku terlambat menemukanmu."

Hyeso menggeleng, tidak membenarkan ucapan Taehyung. Laki-laki itu tidak salah, jadi tidak perlu minta maaf. Hyeso berpikir harusnya dirinyalah yang meminta maaf karena tidak menuruti pesannya untuk tetap di mansion, bukannya memaksa keluar dan berakhir merepotkan banyak orang.

Hyeso menegakan tubuhnya, hendak mengucapkan kalimat yang masih terbendung dalam otaknya itu pada Taehyung. Namun, seketika matanya membelalak saat melihat Seokjin yang berada dibelakang Taehyung tengah mengacungkan pistolnya mengarah tepat pada Taehyung.

Dor!

"HYESO!"

Taehyung membelalak saat melihat lengan Hyeso tertembak. Entah apa yang dipikirkan Hyeso sehingga gadis itu justru melindungi Taehyung menghalau peluru yang harusnya mengenai laki-laki itu. Taehyung panik, dirinya menyentuh lengan yang mulai mengalirkan darah tersebut sedangkan empunya meringis kesakitan.

"H-hyeso?" Lirih Seokjin tidak percaya bahwa tembakannya justru mengenai Hyeso.

Ingin merasa menyesal namun sekarang bukan saatnya untuk itu. Sehingga dalam kesempatan yang ada, Seokjin bergegas melarikan diri melalui jendela ruangan dan melompat ke bawah.

"Shit!" Taehyung mengumpat saat melihat Seokjin yang berhasil kabur darinya.

"Argh." Erangan kesakitan Hyeso sontak membuat Taehyung kembali panik dan bergegas membopong Hyeso ke mobil untuk segera membawanya ke rumah sakit.



















;

Hyeso tengah duduk bersandarkan bantal di ranjang rumah sakit dengan mata terpejam dan alis yang sesekali menekuk, saat lengan yang sudah diperban dan diobati dokter itu kembali terasa nyeri.

Taehyung berdiri disamping ranjang dengan manik mata tidak lepas barang sedetikpun dari gadis dihadapannya. Taehyung sudah sering terkena tembakan yang lebih parah dari sekedar mengenai lengan. Tetapi untuk kali ini, Taehyung seakan dapat merasakan sakit yang berkali lipat hanya dengan melihat lengan Hyeso yang terluka. Bahkan sakitnya melebihi dari 2 tembakan yang pernah ia rasakan mengenai tubuhnya.

Taehyung rasanya sudah benar-benar jatuh pada Hyeso. Gadis itu benar-benar menguasai perasaan dan pikirannya sekarang. Bahkan perasaannya pada Hyeso ini terasa lebih kuat dari pada perasaannya pada Yuna dulu. Padahal ia baru bertemu Hyeso dalam kurun waktu yang sangat sebentar dibanding dengan Yuna yang merupakan teman masa kecilnya.

"Kau ini bodoh atau bagaimana sih?! Tidak usah bersikap sok jagoan dengan melindungiku dan mengorbankan dirimu sendiri!" Ketus Taehyung yang membuat mata Hyeso terbuka.

"Bodoh? Hei aku sudah menyelamatkanmu!" Solot Hyeso tidak terima.

Sebenarnya Hyeso juga bingung kenapa ia bersukarela mengorbankan dirinya sendiri untuk melindungi Taehyung tadi. Jelas-jelas Taehyung itu fisiknya lebih kuat darinya, satu tembakan tidak akan membuatnya mati. Hyeso menghela napas sembari menundukan kepalanya menatap lengannya yang diperban.

"Aku hanya melakukan apa yang ingin kulakukan. Aku tidak bisa diam saja melihat sunbae yang akan menembakmu." Ucap Hyeso pelan sembari memalingkan muka.

Diam-diam Taehyung tersenyum tipis bersamaan dengan hatinya yang perlahan menghangat. Hyeso peduli padanya. Fakta itu mampu memberikan euphoria sendiri bagi Taehyung.

Laki-laki itu lantas menarik kursi, duduk disebelah ranjang Hyeso. Tangan kirinya terlipat diatas ranjang sedangkan sebelah kanan menyangga dagu. Hyeso menoleh menatap Taehyung dengan alis berkerut.

"Apa?"

Hyeso begidik kala melihat Taehyung tersenyum lebar padanya.

"Tidak ada." Jawab Taehyung disertai gelengan kepala.

Hyeso mendengus sembari memalingkan muka sebelum kembali teringat sesuatu.

"Oiya bagaimana dengan Areum?"

"Ah temanmu itu sudah aman, dia ada dikamar sebelah."

Hyeso menghela napas lega ketika mendengar penuturan Taehyung.

"Sekali lagi terimakasih." Ucap Hyeso dengan serius sembari menatap manik Taehyung.

Senyum laki-laki itu masih belum pudar sejak tadi. Bahkan Hyeso mulai merasa khawatir kalau ada yang salah dengan Taehyung. Sepertinya kepalanya terluka saat berkelahi tadi sehingga otaknya sedikit terganggu mungkin. Karena melihat Taehyung yang senyum-senyum sendiri membuat Hyeso mengingat orang gila yang sering tersenyum sendiri sambil bermonolog di gang apartemen Areum.

------

Kalian suka kalo aku up malem kek gini apa pagi or siangan gitu?

Tbc.

Mr. Black - Kim TaehyungWhere stories live. Discover now