SMA🍁 Mereka Tidak Berbeda

Start from the beginning
                                    

Intan tertawa lalu menoleh ke segala penjuru kantin. "Beneran mau gue umumin sekarang? Biar banyak yang tahu, terus dibikin instastory, viral deh..." Bisik Dini pelan, mendekatkan wajahnya ke samping wajah Dini.

Intan menatap tak percaya. Ia tak menyahut apapun karena penjaga kantin datang mengantarkan makanan.

"Oke. Gue makan dulu."

"Makan?" Dini tertawa. Berjalan pelan mendekati meja, ia menumpahkan semua sambil yang ada diwadahnya ke mangkok bakso Intan. Siswi-siswi yang kebetulan ada dimeja tercengang melihat yang dilakukannya.

Mengangkat mangkok bakso itu ke tengah kantin, Dini berteriak nyaring.

"Guys!!! Gue mau ngasih tahu berita seru nih! Hari ini, temen kita Intan mau nunjukin seberapa doyan dia sama sambel. Coba liat... Uhhh..." Ucap Dini tanpa merasa bersalah lalu menatap Intan yang mendelik dengan mata berkaca-kaca.

Belum sempat Intan mengelak, para siswa laki-laki sudah bersorak dan bertepuk tangan siap menyaksikan.

"Wahhh mantan Ibu Presiden frustasi atau emang mau atraksi?!" Sorak salah satu anak yang membuat hampir seluruh populasi kantin tertawa dan menatap ke arah Dini dan Intan.

"Gue aduk yaaah? Nih-nih liat kalau kalian nggak percaya!" Teriak Dini mengaduk sambal dan kuah bakso menjadi satu. Tersenyum menatap Intan yang terdiam, Dini mengangkat sendok berisi sebiji pentol dan kuahnya yang menguning, siap menyuapkan ke mulut Intan.

"Guys... Perdana nih gue nyuapin orang! Jangan lupa di foto sama video yaaa?!" Kata
Dini lagi membuat orang-orang yang tegang tak sabar melihat mengeluarkan ponselnya masing-masing.

"Keterlaluan Lo Din? Nggak gini juga caranya lo-"

"Mau gue umumin sekarang?" Bisik Dini mengancam.

Intan meraih tangan Dini cepat, melahap pentol disendok itu dengan air mata yang berusaha ditahannya.

Dini terkekeh, semua yang melihat bertepuk tangan menyaksikan.

Sebelum air matanya jatuh, Intan berbalik, berlari keluar kantin secepat kakinya melangkah.

Dini meletakkan mangkok di tangannya ke meja. Berlalu dengan senyum puas sudah membalas perbuatan Intan.

Berjalan menuju toilet terdekat, Dini tahu Intan dimana sekarang.

Benar saja, perempuan itu sedang berkumur-kumur diwastafel dengan air mata berjatuhan.

"Gue bisa ngelakuin hal yang lebih parah kalau lo mau?" Celetuk Dini tertawa pelan, bersedekap dengan tubuh bersandar ke dinding.

Intan terdiam dengan jari-jari memerah, saling menggenggam.

______________________

Sebenarnya Arumi tidak ingin ikut campur. Tapi entah kenapa ketika Dini datang, bibirnya benar-benar tidak bisa ditahan untuk menanyakan video yang tadi siang jadi perbincangan.

"Lo nggak kapok kena masalah?" Tanya Arumi kompleks, menyinggung saudara tirinya itu.

Dini yang sudah melangkahkan satu kakinya dianak tangga menoleh malas. "Bukan urusan lo."

𝗔 𝗱𝗮𝗻 𝗕 (✔) Where stories live. Discover now