🐄 Kissmark 🐄

7K 940 721
                                    

Baca judul dan lihat foto ini, pikiranku 🌚🌚🌚

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Baca judul dan lihat foto ini, pikiranku 🌚🌚🌚

Udah pada buka, kan?

Misi untuk menjadikan cerita Juwi jadi lapak suci nampaknya gagal total, aku harus mengakui dengan lapang dada bahwa aku suka bikin cerita mesoom

Maafkan aku 😭😭😭

Oke, ini ekstra berikutnya. Dan... coba tebak, aku masih punya draft bab ekstra yang lain 😱

Aku belum bisa muvooonn

Selamat membaca, komen in line yang banyak yaaa

Nanti aku up ekstra bab lagi

Secepatnya 😘

🐄🐄🐄

Sekadar informasi tambahan, Arvin sudah pindah dari gedung apartemen lamanya dengan Juwi. Jiwan Maharaja memintanya untuk tinggal lebih berjarak dengan sang anak, jadi Arvin memilih sebuah apartemen baru yang lebih luas. Jaraknya agak lebih jauh dari kampus tapi tidak apa-apa. Dia dan Jimmy menempatinya berdua, karena spasi di sana lebih lebar dari unit Arvin yang lama.

Apartemennya yang sekarang bukan jenis studio lagi, ada 2 kamar dan dapur serta ruang tamu terpisah. Denahnya menyerupai sebuah rumah, bukan hanya kamar kos saja. Dan karena itu pula, teman-teman Arvin lebih leluasa saat berkunjung ke tempatnya.

Seperti sekarang, ada Danish dan Hamam yang datang jauh-jauh dari Jakarta untuk sekadar menghabiskan akhir minggu. Ditambah Jimmy, 4 orang pemuda memenuhi unit itu.

“Coba jelasin, Vin, apa pendapat lo tentang fluktuasi ekonomi dan kondisi bursa efek dunia tahun ini? Gue maju mundur nih mau nambah investasi.”

Arvin melirik sekilas pada si penanya yang jelas-jelas seorang penjudi ulung dan manusia paling berani di antara mereka untuk menanam investasi. Danish bertanya hanya untuk meyakinkan diri, dia pasti ingin menggelontorkan uangnya lagi untuk membeli sesuatu.

No comment, gue bukan pakar ekonomi,” balas Arvin singkat. “Kenapa?”

“Porto gue merah semua. Saham iya, kripto juga.”

Jimmy langsung terinterupsi. “Lo beli bitcoin, Nish? Anjir itu haram!”

Danish tidak menggubris.

“Haram kalau lo rugi, kalau untung sih ceritanya bisa beda lagi.” Hamam menimpali. “Hidup keras, Jim. Kita harus pinter cari peluang buat mempertahankan diri.”

“Hidup sih mudah, cari duitnya yang susah.” Arvin buka suara. “Biasanya kalau kripto merah, saham pada naik. Kenapa nih?”

Arvin yang lebih menggemari jenis investasi seperti obligasi, sukuk, mengoleksi emas fisik, agak kurang terbuka pada pergerakan saham di bursa.

Oh, My Juwi! ✔حيث تعيش القصص. اكتشف الآن