3 🐄 Accepted

7.4K 1.3K 783
                                    

Hai, maaf agak telat up aku habis dari luar 🤭

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hai, maaf agak telat up aku habis dari luar 🤭

Makasih ya antusiasmenya di bab 2, kalian keren!

Aku jadi semangat, bab ini semangatin lagi biar up cepat yuk 😘

🐄🐄🐄


Sebenarnya Juwi tidak ingin menangis. Ayolah, itu terdengar lemah sekali. Sejak tadi Juwi berusaha menahannya mati-matian. Namun ketika mengingat kembali perkataan Wan Fenty barusan, kepalanya terasa berputar, ada sengatan listrik yang menyerang, Juwi tidak mampu lagi menahan hujan yang turun dari matanya.

Selepas wanita itu pergi, meninggalkan semua barang bawaan berkedok seserahan itu, Juwi jatuh terduduk dan menangis sambil memeluk lutut. Jeritannya tertahan di sana. Kenyataan yang dia dengar itu amat menyakitkan sekaligus mengejutkan.

“Anak saya penyuka sesama jenis....”

Kalimat itu terngiang-ngiang. Juwi ingin berlari dan menatap wajah Arvin yang enak dilihat itu, untuk kemudian memberinya pelukan atau sekadar usapan. Pasti sulit hidup seperti itu selama ini, menjadi berbeda dari orang pada umumnya.

Namun sisi egoisnya menyeruak jauh lebih banyak. Juwi sangat menyesalkan kenapa orang setampan Arvin memiliki kelainan itu? Sayang sekali, bukan? Arvin mungkin yang tertampan di dunia, tapi Juwi mengenalnya sejak lama, sejak masih SMP kalau tidak salah ingat. Dulu Arvin adalah remaja dengan tubuh mungil dan kurus, mata seperti orang mengantuk, warna kulit maskulin, hidung mancung, berwajah kecil, dan senyum super menawan. Singkatnya, dia menggemaskan.

Dan bertahun setelahnya, Arvin tumbuh dewasa. Dia bertransformasi sebagai laki-laki dengan perawakan luar biasa, mengagumkan. Rahangnya terbentuk lebih tegas dan tajam, tubuhnya lebih berisi, tatapan matanya bisa sangat polos dan mematikan di saat bersamaan, tapi senyumnya belum berubah. Tetap mengagumkan. Memesona, menawan.

Tapi dia suka pada sesama jenisnya...

Kenyataan itu begitu menampar, dan sumber informasi yang menyampaikan kabar tersebut sangat dipercaya. Wan Fenty adalah ibu kandungnya, tidak mungkin wanita itu memberi kabar yang tidak benar.

“Neng...” Atalia mendekati sang putri yang masih menangis dengan wajah tertutup rapat. “Maafin mamah, ya?”

Mana bisa keluarga mereka menolak permintaan itu. Permintaan dari seorang ibu yang putus asa, yang rela berlutut demi anaknya, demi memperjuangkan perasaannya, hingga membongkar rahasia paling kelam dalam hidup mereka.

Membeberkan orientasi seksual Arvin pasti sangat berat bagi Fenty. Bagaimanapun, dia hanya seorang ibu biasa yang ingin anaknya hidup normal. Dan ketertarikan Arvin pada Juwi tentu bagai angin segar, Fenty akan melakukan apa pun. Apa pun. Demi anaknya.

“Aku gimana, Mah?” Juwi tersedu dan meracau tak tentu arah. “Masa aku—”

Menikah dengan orang yang tidak suka perempuan? Apa jadinya hidup Juwi di masa depan? Saingannya di dunia ini bukan lagi wanita-wanita cantik, seksi, rupawan atau penggoda kelas kakap. Tapi... deretan laki-laki tampan, bahkan mungkin teman Arvin sendiri. Teman dekatnya.

Oh, My Juwi! ✔Where stories live. Discover now