21 🐄 Memulai Penyerangan

3.7K 815 385
                                    

Hai, gimana kabarnya? Ada yang kangen lapak ini, nggak? 🤭

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hai, gimana kabarnya? Ada yang kangen lapak ini, nggak? 🤭

Jaga kesehatan semuanya. Kapan lalu aku gak enak badan jd gak main ke sini dulu. Tp setelah itu malah keterusan, kehilangan minat dan semangat 😥

Apakah kalian bersedia membantuku mengembalikan semangat itu?

Makasih ya untuk apresiasi di bab yg lalu, aku senang komentarnya ramai. Bab ini bisa yuk!

300 ya target komentarnya 😂

Selamat membaca

🐄🐄🐄





Fisiphoria adalah event besar yang diisi dengan kegiatan dari anak-anak fakultas Fisip dalam rangka merayakan ulang tahun jurusan mereka di kampus ini—karena termasuk yang paling baru. Selain acara yang diselenggarakan untuk mereka pribadi, Fisiphoria juga mengadakan konser musik gratis yang boleh dihadiri seluruh mahasiswa dari jurusan lain.

Ada Tulus hingga Rara Sekar yang menjadi bintang tamu selain penampilan band indie kampus. Acara itu dilangsungkan pada malam hari di akhir minggu, dan sudah dipastikan akan super mewah sekaligus meriah. Hanya saja, Arvin berada di sana untuk bekerja bukan bersenang-senang seperti yang lainnya.

“Ikan hiu makan tomat, alapyu tomat! Arvin, semangat!” sorak Jimmy dari kejauhan mengingat dia tidak terlibat mengurus stand Bismit karena ikut jadi panitia acara. Selain itu, Jimmy juga akan tampil dengan band-nya untuk menyanyikan lagu Euphoria milik Jungkook BTS.

Arvin bahkan tidak tahu kalau Jimmy seorang penyanyi, suaranya lebih mirip desahan meresahkan dibanding kemerduan di telinga Arvin. Tapi mari berdoa saja semoga penampilannya memuaskan dan Jungkook tidak tersinggung saat lagunya dinyanyikan oleh Jimmy.

“Nama kamu siapa?” Arvin bertanya pada salah satu adik tingkat—anggota Bismit yang ikut berjaga stand dengannya malam ini.

“Sinta, Kang.”

“Nama lengkap,” ujar Arvin singkat. Dia perlu mencatat nama anak-anak itu dan memastikan batang hidung mereka tetap terlihat hingga akhir acara.

“Tri Twanty Octabes Vetacavery Sinta Permatasari Ervi Dwi Absari Nanda Putri.”

“Hah?”  Arvin langsung mendongak dari buku kecilnya dan memeriksa berapa orang yang dia tanyai nama lengkap barusan. “Itu nama kamu sendiri?”

“Iya, Kang. Panjang, ya?”

“Tulis aja Sinta Permata.” Cakra yang menyusul datang ke stand memberi saran. “Sinta di jurusan manajemen, kan?”

Gadis yang dipanggil Sinta itu mengangguk dan tersenyum ramah. “Iya, Teh. Se-fakultas sama Kang Arpin.”

Cakra terkikik mendengar nama temannya itu berganti sejak dia pindah ke sini. “Kang Arpin, jangan bengong.”

Oh, My Juwi! ✔Where stories live. Discover now