25 🐄 Pengalihan dan Pemakluman

3.2K 865 483
                                    

Kerjaanku tiap sore adalah tidur sampai malam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kerjaanku tiap sore adalah tidur sampai malam. Kebiasaan yang aneh memang, maaf ya jadi bolong-bolong update-nya, padahal target udah tercapai dr kemaren 🥺

Ini aku edit dr jam 5 dan aku udh gakuat sebenarnya, ngantuk bgt. Habis magrib pasti tidur dah ini mah

Okey, seperti biasa ya, mau 300 komentar di paragraf and... 400 votes for next update, bisa? Haha

Selamat membaca ❤

🐄🐄🐄


Bau disinfektan, ruang sederhana dengan ranjang kecil dan aroma-aroma kimia yang seolah sudah menyaru dengan dinding dan udara menyelimuti mereka. Juwi duduk terpekur di hadapan seorang pemuda yang tengah memejamkan mata dengan perban menempeli dahi kirinya. Kata dokter, dia tidak apa-apa. Hanya luka ringan di luar, tidak sampai dijahit dan sekarang sedang beristirahat. Tidak banyak yang perlu dikhawatirkan selain proses pemulihan dan tekanan darah yang cukup rendah.

“Maaf, Kak...” Juwi berbisik halus sambil mengelus wajah Arvin yang terlelap.

Kemarin dia marah sekali. Sangat. Juwi tidak pernah semarah itu, secemburu itu, serendah itu karena perbuatan seseorang. Arvin meninggalkannya, demi menyelamatkan seorang teman. Arvin mengorbankan hubungan mereka demi seseorang yang dia sebut teman, padahal orang itu amat menyusahkan.

Juwi marah. Dia siap dengan banyak ucapan dan ungkapan yang akan terlontar saat mereka berjumpa, Juwi berjanji akan membuat perhitungan. Sampai... dia menerima panggilan dari pihak pengelola apartemen yang mengabarkan kalau Arvin kecelakaan. Pemuda itu ditemukan tak sadarkan diri di tangga darurat gedung tempat mereka tinggal dan mengalami pendarahan di kepala.

Entah apa yang terjadi padanya usai mengantar Danish pulang ke Jakarta. Juwi yang masih di kampus terbirit ke rumah sakit setelah menerima telepon darurat.

“Makcik sebentar lagi sampai,” kata Atalia. Tentu saja wanita itu datang setelah Juwi mengabarinya bahwa calon menantu Maharaja terluka. “Minta maaf sama beliau, ya.”

Juwi mengangguk, dia tidak berani mengangkat kepala dan hanya menunduk. “Ibu udah tahu ya, Mah?”

Atalia mengangguk. “Mamah yang kasih tahu, tapi Makcik nggak apa-apa. Katanya itu biasa, kalian masih muda. Makcik nggak akan marahin kamu, mamah yakin. Tapi tetap minta maaf ya, Neng?”

“Iya.” Juwi lagi-lagi mengangguk.

Dugaan sementara dari kecelakaan Arvin di tangga darurat adalah... percobaan bunuh diri—yang kesekian kali. Kata Wan Fenty, putra semata wayangnya itu kerap kali melompat atau membanting tubuhnya tiap menghadapi masalah yang membuat dia kalut dan tidak punya tempat berbagi. Arvin berkali-kali mencobanya saat perselingkuhan dan pernikahan rahasia sang ayah terbongkar. Percobaan bunuh diri demi meraih empati.

Oh, My Juwi! ✔Where stories live. Discover now