14 🐄 Hubungan-hubungan

4.2K 910 608
                                    

Hai! Maaf aku kemarin libur tanpa alasan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hai! Maaf aku kemarin libur tanpa alasan. Cuma kepengen aja gitu 😅

Makasih ya bab terakhir apresiasinya bagus banget! Aku bangga sama kalian 😘

Bab ini juga yuk! Ramaikan lagi yuk!

Happy reading

🐄🐄🐄





Sumber Overthinking-ku: Kamu lagi apa? Udah bangun belum?

Juwi mengucek matanya sambil mengerjap dan membaca rentetan pesan itu. Pukul 2 pagi, dan Arvin baru mengirimkan pesan beberapa menit yang lalu. Memang orangnya tepat waktu.

Juwi: Baru bangun, mau nerusin laprak, Kak.

Sumber Overthinking-ku: Ya udah, kakak temenin. Nyalain kameranya gih.

Gadis itu tersenyum senang, karena jam malam yang jadi peraturan mereka makanya Arvin tidak bisa datang ke tempat Juwi untuk menemaninya menulis laporan atau mengerjakan tugas tambahan. Biasanya mereka hanya melakukan panggilan video dan Juwi fokus menulis sedangkan Arvin diam saja di seberang sana. Dia hanya melontarkan obrolan sesekali, sisanya Arvin benar-benar menemani dan memandang Juwi.

Namun hari ini Juwi ingin sesuatu yang berbeda, dia membersihkan diri, mencuci muka lalu menyisir rambutnya dan membopong seluruh pekerjaan kampus ke kamar Arvin.

“Ingat peraturan jam malam!” kata Arvin kaget karena pintu unitnya tiba-tiba saja terbuka, dan Juwi—dengan piyama Pororo muncul dari sana. “I...ini udah bukan malam ya, namanya?”

Juwi terkikik jahil dan langsung mendudukkan diri di kursi belajar Arvin. “Peraturannya, Kak Arvin nggak boleh datang ke kamar aku lewat jam 9 malam. Tapi kalau aku yang datang ke kamar Kakak ya nggak papa.”

“Wah, kamu cerdik juga.” Arvin merasa tercerahkan. Dia juga baru bangun setelah mengerjakan tugas kuliahnya sampai pukul 10, lalu ingat jika sang kekasih selalu punya laporan tiap minggu dan biasa dikerjakan pada dini hari.

“Aku mau pinjam pensil warna juga sih buat judul, daftar pustaka, dan lain-lainnya.”

“Alasan,” tuding Arvin tak langsung percaya. “Kalau mau ditemenin ya bilang aja.”

“Hehehe...” Gadis itu tertawa kecil. “Aku mau minta dibantuin lagi sih lebih tepatnya.”

“Ketagihan ya kamu.”

“Punya pacar yang kuliah dan nugasnya agak santuy ya harus dimanfaatkan lah.”

Arvin bersegera turun dari tempat tidur untuk memakai celana panjang karena di balik boxernya sekarang, dia tidak mengenakan apa-apa. Bisa bahaya kalau si Ujang tiba-tiba bangun dan menunjukkan eksistensinya seperti waktu itu. Meski kata Juwi dia menggemaskan dengan celana pendek ini, tapi demi keamanan bersama Arvin akan memakainya lain kali.

Oh, My Juwi! ✔Where stories live. Discover now