17 🐄 Menguak Ikatan

3.7K 855 449
                                    

Em, Neng

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Em, Neng... belum sampai rumah kenapa celananya udah dibuka? 😅

Aku lagi cari foto Juwi dg outfit kampus gitu, mestinya anak Farmasi pakai kemeja+rok. Nah, foto kemejaan ada nih, tapi kok nggak pake rok 🤣

Oh iya, ini salah satu bab kunci kenapa Hello, Juwi! disebut series sama tetangganya.

Ramaikan komentar ya 😘

Selamat membaca ❤

🐄🐄🐄

“Lah, Dek... lo ngapain di sini?”

Ini pasti arti dari mimpi mimpinya semalam. Juwi dikejar-kejar Juan dan terpeleset hingga terkapar di atas kotoran sapi. Mimpi yang menjijikkan, membuat Juwi ingin langsung mandi kembang tujuh rupa karena merasa kotor kendati itu tidak pernah terjadi di dunia nyata. Katanya, mimpi bisa jadi kondisi psikologis seseorang, pertanda atau ramalan masa depan.

“Juwita... lo ngapain di sini?”

Harusnya Juwi yang berkata seperti itu, bukan? Dasar manusia tidak sopan!

“Juwi...”

First of all, gue tinggal di sini dan—”

“Oh, iya gue kok lupa ya. Hehe sori, terusin.” Orang itu memotong kalimatnya dan tersenyum menjengkelkan.

“Nama gue bukan Juwita, Kak Danish.”

Danish hanya tersenyum menanggapi cara gadis itu menjawab ocehannya. Sejak mereka SMA, Juwi memang bukan gadis yang gemar bicara, basa-basi apalagi bercanda. Dia cool, cantik, banyak yang suka. Tapi dulu rasanya Juwi lebih ramah, mereka mengobrol sesekali soal program kerja, Juwi juga bisa tersenyum saat Danish menggodainya dengan sengaja. Namun sekarang, setelah gadis itu berpacaran dengan teman dekatnya, dia jadi galak, judes, tidak ramah.

“Gue ke sini mau ketemu Arvin.” Danish memberi sedikit informasi dan melirik gadis yang berjalan di sampingnya itu menuju lift. “Ada titipan dari Dya, buat lo juga.”

Hah? Juwi refleks menolehkan wajah. Ada hadiah? Dari Dya? Kenapa Juwi mendadak senang sekarang?

“Kasihin di sini aja.” Juwi menengadahkan tangan. Danish sebisa mungkin harus meminimalkan interaksi dengan Arvin. “Titipin ke gue aja,” ucapnya datar.

“Dalem tas nih, males gue bongkar tas di lift.” Danish memamerkan tas punggungnya dan ikut masuk ke lift bersama Juwi. “Lo judes banget, kenapa? PMS, ya?”

Sok tahu. Juwi ingin sekali melontarkan kalimat ketus pada pemuda itu, tapi dia harus menahannya. Jika Danish mengadu, reputasi Juwi rusak di depan Arvin.

“Ju, gue kasih tahu sesuatu.” Danish menyisir rambutnya dengan jari tangan, dia mungkin berpikir bahwa itu keren dan tampan, padahal bagi Juwi, itu terlihat menyebalkan. “Hubungan gue sama Arvin nggak seperti yang lo pikirkan.”

Oh, My Juwi! ✔Where stories live. Discover now