24 🐄 Patah dan Pecah

3.7K 880 592
                                    

Aku ketiduran dari sore dan baru kebangun jam 6 lebih 😭

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku ketiduran dari sore dan baru kebangun jam 6 lebih 😭

Maaf telat dan makasih target kemarin terpenuhi ❤

Biasanya aku nggak up di atas jam 6.30 malam but demi DimasPratama570 aku melanggar kesepakatanku sendiri 😂

So, tetap 300 komen untuk bab ini. Minimal ya, lebih malah bagus hahaha

Selamat membaca ❤

🐄🐄🐄




Ada acara wisuda yang akan digelar bulan ini di universitas Arvin. Dan sebagai anggota Bismit yang tujuannya mencari dana serta keuntungan di berbagai event, tentu Arvin, Jimmy dan kawan-kawan kembali sibuk untuk menyambut acara besar ini. Banyak yang bisa mereka jual di perhelatan besar itu nanti, oleh sebab itu Arvin kembali sibuk berorganisasi. Dia pulang lebih terlambat dari biasanya, menyamai padatnya jadwal kuliah Juwi.

“Mau beli apa?” tanya pemuda itu saat turun dari mobil dan menjepit ponselnya dengan bahu kiri, sementara dua tangan Arvin dipakai untuk menenteng tas serta kantung laundry. “Kakak baru sampai. Kamu udah makan?”

“Belum.”

Arvin sadar, jawaban dari pihak lawan bicaranya begitu datar. “Mau makan di luar, nggak? Atau beli sesuatu sebelum kakak naik?”

“Nggak, nggak perlu. Kakak langsung istirahat aja.”

“Hm, kakak ke kamar kamu sebentar, baru ambil cucian nih, Neng.”

Begitu Juwi setuju, sambungan telepon mereka berakhir. Ini akhir minggu, Sabtu malam, sebenarnya Arvin ingin pergi berkencan andai beberapa hari terakhir tingkah kekasihnya tidak menyebalkan. Tapi kata Cakra, serangan nyeri datang bulan memang merusak mood kaum mereka jadi Arvin harus lebih pengertian alias memaklum saja.

Aneh sih, Juwi sudah bersama Arvin berbulan-bulan dan baru kali ini sindrom bulanannya sangat merepotkan.

“Lho, mau ke mana?”

Arvin kaget, saat membuka pintu untuk mengantarkan baju-baju Juwi yang sudah dicuci dia malah mendapati gadis itu tengah berdandan dan mengenakan gaun mewah.

“Aku ada undangan pesta,” kata Juwi datar. “Kakak sibuk, makanya nggak aku ajak.”

Feeling Arvin langsung mengatakan bahwa ada yang tidak benar, dan cukup terlambat baginya untuk sadar. “Per...gi sama siapa?” tanya Arvin pelan.

“Ini pesta Devina, adiknya A Davin.”

“Oh...”

Tiba-tiba saja, hening tercipta. Juwi yang berdiri membelakangi Arvin sambil sibuk memasang anting-anting merasa sesak dan nyeri menyerang ulu hati. Respons barusan... datar sekali. Sementara di belakangnya, Arvin kebingungan. Bahunya melemas, dia tidak memiliki gairah lagi. Matanya tertuju pada tanaman Lithops milik Juwi sementara jari-jari Arvin mulai menguliti plastik laundry untuk mengeluarkan baju-bajunya dari sana.

Oh, My Juwi! ✔Where stories live. Discover now