Part 37

2.5K 104 0
                                    

Hal yang pertama kali Radith lihat setelah membuka matanya adalah TV berukuran cukup besar yang sedang menayangkan pemberitaan pernikahan selebritis yang sedang naik daun ditanah air.

Radith mengerjap beberapa kali, menyesuaikan pandangannya dengan cahaya yang masuk melalui jendela kamar yang gordennya sudah dibuka lebar.

Suasana kamarnya terasa sunyi, hanya ada suara TV dan deruan tipis dari AC yang menyala dengan suhu rendah. Rasanya menenangkan.

Tapi jelas ini bukan kamar hotelnya, Ladyra membawanya kerumah sakit terdekat dari hotel agar dia bisa segera mendapat pertolongan pertama saat Radith nyaris pingsan dihadapan wanita itu.

Setelah diperiksa dan dipasangi infus, Radith yang sebelumnya berada diruang UGD sudah dipindahkan ke kamar VVIP tempat dia dirawat saat ini.

Omong-omong, dimana Ladyra? Radith menjelajahi seisi ruangan yang kosong, tapi tidak ada siapapun. Radith melirik tangan kirinya yang terpasang infus dan meringis. Dia tidak suka tubuhnya terpasang alat medis apapun, membuatnya terlihat tidak berdaya, dan dia benci.

Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, "Kamu dari mana?" Tanya Radith yang ditujukan untuk Ladyra, tapi kemudian Radith terkejut bahwa yang masuk kedalam kamarnya bukanlah Ladyra, melainkan Fadly.

Iya, Fadly. Si brengsek yang selalu muncul tepat disaat perasaan cintanya sedang dalam-dalamnya dan kemudian dengan mudahnya merebut apa yang dimilikinya. Dua kali.

"Dith," Dari suaranya, Fadly terdengar seperti sedang memohon. "Gimana kondisi lo?" Lanjutnya dengan langkah yang pelan-pelan mendekat.

Radith tau dia berhak untuk tidak menjawab, atau bahkan untuk tidak melihat wajah Fadly pun akan dimaklumkan. Tapi tidak Radith lakukan.

"Kelihatannya gimana?" Jawab Radith sinis.

Fadly tersenyum kecut mendengar jawaban Radith, bahkan jika Radith memukulnya pun dia tidak akan melawan.

"Kata dokter yang nanganin lo, lo kurang istirahat, dan... sedikit depresi."

Radith tidak terkejut mendengar diagnosa nya, dia memang butuh istirahat. Tapi depresi? Apa dia semengenaskan itu?

"Sedikit." Radith mengulang perkataan Fadly dengan nada mengejek. Harusnya laki-laki itu sadar kenapa Radith bisa depresi ringan, karna nama Fadly lah yang menjadi daftar teratas alasannya.

"Dith, gue tau ini klise banget, tapi jujur gue ngga tau harus dengan cara apa nunjukin rasa bersalah gue ke elo selain permintaan maaf yang benar-benar tulus dari hati gue."

Radith tersenyum, nyaris terkekeh. Fadly yang duduk disampingnya tak mengerti arti dari senyuman itu, tapi apapun itu, semoga Radith bisa mengerti dan memaafkannya, lalu memperbaiki pernikahannya dengan Ladyra. Yang dia bersumpah tidak akan pernah menjadi penengah lagi untuk hubungan mereka.

"Ladyra fall in love with you..." Jawaban Radith benar-benar diluar dugaan Fadly. "And you love her too, right?"

"Dith.."

"Gue udah bilang sama Ladyra, kalau dihubungan ini, diantara kita bertiga, yang jadi penengah justru gue, bukan lo."

Fadly tidak mengerti jalan pikiran Radith, bukan jawaban ini yang diinginkan Fadly. Demi Tuhan, Fadly akan jauh lebih baik jika Radith meninju batang hidungnya hingga patah dari pada melihat laki-laki itu memaksakan senyumnya dan berusaha merelakan semuanya.

"Hubungan gue sama Ladyra ngga akan menemui titik terang, karna apa yang diinginkan Ladyra, ngga ada nama gue sebagai jawabannya. Dari dulu."

Kali ini Fadly dapat menangkap raut kesedihan diwajah Radith dan terlihat jelas dari tatapan matanya yang berubah menjadi sendu.

"Dulu, waktu bokap gue ngasih tau tentang perjodohan ini dan tau siapa calon istri yang dipersiapkan buat gue, nyaris seribu persen kepercayaan diri gue naik. Gue yakin gue bisa memperbaiki masa lalu gue dan Lady, I'll make happy ending for us." Radith meringis, mengingat betapa naif nya dia dulu.

"Harusnya gue sadar, berpalingnya Lady dari gue dulu sudah cukup membuktikan kalau dia memang bukan bagian dari happy ending gue." Radith mengusap wajahnya lelah, denyutan dikepalanya tiba-tiba kembali.

"I need take a rest." Radith mengusir Fadly secara halus, sebaiknya semua yang berkaitan dengan masa lalunya memang harus segera dia singkirkan.

Fadly mengangguk, "Gue pergi, tapi..." Raut wajah Fadly tampak tak yakin, apa dia boleh menanyakan hal ini? Tapi apa pantas? Apa waktunya tepat?

"Lo bilang, lo mau perbaikin semua hubungan lo dimasa lalu sama Ladyra lewat pernikahan ini. Dan dia kasih. Terus sekarang apa lo ngga mau kasih kesempatan yang sama juga untuk Dyra memperbaiki semua kesalahannya dipernikahan kalian?" Tanya Fadly dengan raut wajah yang serius.

Lagi-lagi Radith menerima semua ucapan Fadly dengan senyuman, senyum yang semakin lama membuat Fadly kesal hingga dia ingin sekali memukul Radith agar terjadi perkelahian saja sekalian, Fadly akan jauh lebih lega jika dia berdarah-darah akibat pukulan Radith.

"Buat apa? Nahan dia lebih lama lagi dipernikahan ini bukan solusi. Gue, Lady, kita berdua tau, awal dari pernikahan ini bukan didasari sama-sama sayang, dipernikahan ini kita cuma saling bertahan untuk menghargai keluarga masing-masing. Sebatas itu."

"But you love her, right?" Tanya Fadly sekali lagi.

"I love her. So much."

Fadly nyaris frustasi, dia mengacak rambutnya kesal.

"If you love her, why didn't you fight for it?!"

"It hurts." Radith menatap tajam mata Fadly. "It hurts when someone who you fight for, doesn't fight for you back."

Dibalik pintu kamar Radith, berdiri Ladyra dengan segelas kertas kopi yang nyaris jatuh dari tangannya. Air matanya sudah tak bisa dia bendung lagi sejak Fadly menanyakan apakah Radith mencintainya.

Ladyra menangisi kebodohannya, dia tau dia tak termaafkan, tapi dia juga tidak bisa melepaskan Radith dari genggamannya. Dia mencintai Radith. Ladyra sudah mencintai Radith sejak laki-laki itu datang melamarnya. Tidak, jauh sebelum itu. Saat Radith menerima ajakannya untuk menjadi pacarnya dulu. Ladyra sudah mencintainya.

Dan sekarang semuanya hancur, kepercayaan Radith padanya benar-benar sudah hancur. Tidak ada yang bisa Ladyra pertahankan lagi, kini Radith sudah memilih untuk benar-benar pergi.

My Ex - My NextWhere stories live. Discover now