Part 8

3.1K 142 2
                                    




Ladyra duduk dengan punggung tegak, jari-jari tangannya yang bertautan tidak henti-hentinya saling mencengkram satu sama lain menggambarkan sejelas apa Dyra sangat gugup berhadapan dengan seorang wanita paruh baya yang terlalu cantik untuk ukuran wanita seusianya. Tante Vitta. Mamahnya Radith.

"Duh, jangan tegang gitu dong, Ra. Tante bikin kamu ngga nyaman, ya?"

Dyra melebarkan matanya lalu tersenyum secepat kilat, "Ah ngga kok tan, cuma kaget aja."

"Hmm, tante ngajak kamu keluar supaya hubungan kita bisa makin akrab. Biar ngga canggung nanti kedepannya."

Ladyra menggaruk kepalanya yang tak gatal. Iya gue canggung banget nih! Duh Tuhan gue mesti ngomong apaaaaa.

"Oh iya, Radith barusan ngabarin dia baru aja sampai disana."

Disana. Great! Seolah-olah Radith sudah memberi tau keberadaannya.

"Dimana tante?" Tanya Dyra pura-pura bodoh.

"Loh, Radith memangnya belum ngasih tau kamu?"

Boro-boro ngasih tau! Baru mau diajak kerja sama malah, blaaasss, ngilang!

"Belum tan, Radith ngga bilang apa-apa ke Dyra."

Tante Vitta mendengus dengan tatapan yang tak pernah lepas dari Ladyra. Dyra yang saat ini masih menatap mata calon mertuanya itu kemudian melempar pandangannya kearah lain karna tak mengerti apa yang harus dia lakukan lagi setelah ini. Sial sial siaaal! Kenapa gue kayak dipojokkan gini sih.

"Gini deh. Lusa, kamu punya waktu?"

"Lusa? Aku free tante."

"Lusa sampai jangka waktu satu minggu kamu free?"

"Satu minggu? Kebetulan aku memang belum ada kegiatan apa-apa sih tante sampai bulan depan."

"Good! Sebentar ya sayang."

Ladyra merasa ada sesuatu yang salah dengan senyum sumringah tante Vitta barusan, ditambah tante Vitta langsung 'ngutak-ngatik' ponselnya sambil terus menebar senyum bahagia.

"Oke, tante sudah dapat nih. Hari Selasa penerbangan paling pagi jam enam lewat empat puluh lima menit dikelas bisnis."

"Maksudnya?"

"Baru aja tante pesenin kamu tiket ke New York biar bisa nemenin Radith urus kantor pusat yang disana."

"HAH?!"

******

"Jadi udah sepesat ini hubungan lo sama Mas Radith?"

Tawa Flo pecah setelah sahabatnya merengek minta diantar ke bandara jam 4 pagi agar tidak tertinggal pesawat. Dan yah, seperti biasa, jika ada Flo, harus ada Tya. Sumber kesialan Dyra pagi ini karna mulut mereka tidak ada bedanya dengan lubang neraka.

"Tolong digaris bawahi ya, gue dipaksa nyokapnya Radith buat pergi, bukan kemauan gue sendiri."

"Emangnya lo ngga bisa nolak?" Tya menyahut dari kursi kemudi.

"Nolak ajakan nyokapnya sama aja kaya lo ngarep Pangeran Harry mau nikahin lo setelah menceraikan Meghan. Ngga bakal bisa."

"Lo ngga bisa minta tolong ke Mams buat ngomong ke mertua kalo lo ngga mau pergi?"

"Mereka tuh 11-12, kalau yang satu bilang A, pasti jawabannya akan sama."

Tya melirik Dyra dari center mirror, "Yaudah, berarti lo jodoh sama Radith."

"Ngga masuk akal!" Sentak Dyra tidak percaya.

"Penerbangan paling pagi menuju New York lo yang paling ngga masuk akal."

"Kan gue udah bilang tadi, gue tu..."

"Eh tapi ko si cupu tiba-tiba pergi tanpa ngabarin lo? Kan sehari sebelumnya kalian bertemu sebagai calon suami-istri."

Tanya Flo yang sedang membetulkan tata letak bulu mata palsunya setelah berhasil menggambar alis dengan garis simetris. Ladyra menculik Flo dan Tya terlalu pagi, sampai mereka berdua berangkat tanpa make up dan bahkan belum mandi. Tapi slogan hidup Flo adalah, tidak mandi tidak masalah, asal alis dan bulu mata tidak terlupakan.

"Mana gue tau, ngga peduli juga gue."

"Apa jangan-jangan dia punya cewek lain disana makanya dia buru-buru take off?" Tebak Flo sambil melirik Dyra.

"Atau jangan-jangan dia nyimpen istri diam-diam disana?" Kali ini Tya, melirik lagi dari center mirror.

"Baguslah kalo beneran ada, jadi gue punya alasan buat keluar dari perjodohan konyol yang udah direncanain ini."

"Tapi kayaknya ngga mungkin, seorang Radith yang dulunya cupu gitu bisa dapetin bule." Flo tertawa keras.

"By the way, dia beda sama yang dulu. Gue ngga tau deh dibuang kemana masa lalunya sampai punya wajah baru kayak gitu." Dyra tanpa sadar menjelaskan tentang betapa memesonanya Radith kemarin, dan hal itu membuat Flo dan Tya saling memandang kemudian tersenyum penuh arti.

"Eheeemm, our lil' princess fallin love." Flo dan Tya tertawa bersamaan, menyadarkan Dyra dari kebodohannya yang baru saja mengakui kalau Radith yang kemarin dia temui sudah jauh lebih menawan.

"Guys guys, jangan salah paham dulu, maksud gue..."

"Ra, gue cuma mau titip pesan satu doang nih. Pas balik ke Indo, usahain jangan bunting dulu ya, resmiin dulu hubungan kalian."

"Kampret lo!!!"

My Ex - My NextWhere stories live. Discover now