Part 4

4.1K 175 1
                                    




"Jadi kenapa harus saya? Mas Raymond juga belum nikah, kenapa ngga dikasih ke Mas Raymond aja?"

Sekitar setengah jam yang lalu Radith sampai di perusahaan, dan langsung menunggu Ayahnya keluar dari ruang meeting. Radith tidak ingin kehilangan jejak Ayahnya lagi yang sudah sering menghindari Radith setelah soal perjodohan ini sampai ketelinganya.

"Keluarga mereka kenalnya sama kamu, bukan Raymond."

"Keluarga mana yang ngga kenal sama President Director barunya Amanta Group?" Sindir Radith kesal.

"Begini, mungkin ini memang terlalu klise buat kamu, terlalu murahan juga kalau didengar banyak orang soal jodoh-jodohan begini. Tapi ini menyangkut masalah kekerabatan antara dua keluarga yang ngga pernah putus."

"Dan Papah lebih milih menjual saya sama keluarga mereka? Cuma untuk kekerabatan?"

"Dith, kata-kata kamu kasar."

"Saya ngga tau harus sopan untuk apa lagi kalau pendapat saya aja ngga dihargai lagi disini."

Pria yang duduk dibalik meja dengan papan nama bertuliskan Fandi Amanta itu menghela napas kasar, tidak tau lagi harus menghadapi anak terakhirnya ini. Memang anak itu tidak salah, dia bisa lebih kasar lagi kalau dia mau. Tapi sekeras apapun usahanya untuk menolak, perjodohan ini sudah terjadi, dan akan tetap dilakukan meskipun salah satu dari mereka atau bahkan kedua calon mempelai menolak.

******

"Well, ini dia si putri lebah yang bakal kawin sama si pangeran madu sebentar lagi."

Dyra melempar tas kecilnya kepangkuan Flo yang langsung terbahak kencang, diikuti serta tawa Tya yang ngga kalah memabahananya. Sebenernya berkumpul dengan team princess –begitulah Flo menamakan geng sekawanan mereka- adalah kesalahan besar, tapi hanya mereka tempat yang bisa dijadikan washtafel kalau Dyra ingin muntah. Tidak ada pilihan lain.

"Anjir ya, abis dikasih tau sama Flo soal taktik dagang yang dilancarkan bokap nyokap lo, gue ngakak seharian penuh!" Tya menunjukkan seperti apa tawa yang dia lakukan seharian penuh itu. Bangke!

"Lo pikir gue mannequin yang dijual bebas?!"

"Heh gini loh ya, perjodohan itu sama aja kaya taktik dagang. Wujud lo dishare, dinilai, dilihat descriptionnya, klik ok, COD, and sold out!" Flo dan Tya semakin gencar menertawakan nasib Dyra yang semakin mengenaskan.

"Elo lagi kena karma." Flo menunjuk Dyra dengan telunjuk yang kuku panjangnya sudah berganti warna lagi menjadi abu-abu. "Dulu lo bebas gonta-ganti pasangan, sehari sama ini besoknya sama itu. Dan sekarang lo ngga diizinin lagi berbuat kayak gitu, hidup lo udah ditentukan sama siapa dan yang jelas lo ngga bakal bisa semudah kayak waktu lo mutusin si cupu dulu kalau lo ngerasa ngga cocok hidup sama dia nanti. Poor you." Lanjutnya dengan mimik wajah menyesal tapi langsung tertawa setelahnya.

"Bener tuh, lagian gue liat lo juga ngga bisa milih pasangan yang benar. Baru jalan sebentar udah putus, baru jadian udah ngerasa ngga cocok, mau langsung dilamar tapi tu cowok langsung lo tendang." Tambah Tya menjelaskan seperti apa hancurnya cerita percintaan sahabatnnya.

"Cowok-cowoknya aja yang bego. Ngga bisa bikin gue bertahan sama mereka." Dengus Dyra sambil memainkan ujung sedotan, hilang sudah nafsunya pada jus alpukat yang tadi dipesan.

"Elonya aja yang bitchy, ngga tahan ngeliat cowok ganteng dikit langsung melengos, langsung mau ganti pasangan." Sedotan yang tadinya masih berdiam diri didalam jus alpukat yang isinya tidak berkurang sedikitpun sudah berpindah tempat ke meja tepat didepan Flo. Wanita itu tertawa keras melihat reaksi Dyra yang ngga pernah berubah.

"Eh tapi gue penasaran deh, si cupu masih kaya dulu ngga sih? Rambut klimis, kacamata bulet gede, kemeja longgar." Flo menertawakan ingatannya soal penampilan Radith dulu.

Dilain tempat seorang pria tengah menyisir rambutnya ke belakang menggunakan jarinya sendiri setelah dioleskan sedikit pomade untuk mengatur tataan rambutnya. Lalu kemudian mengancing kerah kemeja putih pas badan dan menyelipkan dasi sebelum akhirnya ditutup dengan jas berwarna hitam. Setelah dirasa cukup, pria itu memakai kacamata berbingkai persegi empat yang elegan.

"Kayaknya masih sama. Masih bawa VW juga gue rasa. Yang dulu sering jadi cengannya si Angga." Kali ini Tya yang tertawa dengan ingatannya soal Radith.

Pria berjas hitam tadi keluar dari pintu rumah menuju garasi yang sudah terparkir mobil Audi berwarna hitam mulus tanpa cela, seperti baru keluar dari showroom.

Saat Flo dan Tya sibuk memutar memori mereka tentang masa-masa saat mereka menimba ilmu, Dyra justru memegangi kepalanya sakit. Bukan karna soal cupu atau mobil bututnya, tapi karna dulu dia pernah melukai pria itu. Pria yang sekarang justru akan menjadi calon suaminya.

Berabad-abad sudah mereka tidak pernah bertemu. Seharusnya Radith sudah melupakan kejadian itu. Seharusnya memang begitu, kan? Iya, semuanya pasti akan baik-baik saja. Dia harus mencoba melakukan negosiasi soal pernikahan dengan pria itu, semoga Radith berada dipihak yang sama dengannya.

My Ex - My NextTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang