Part 6

3.7K 173 0
                                    




Dyra sudah memastikan bahwa pendingin udara diruang makan rumahnya masih bekerja normal, belum harus di service atau sekedar tambah freon untuk lebih mendinginkan lagi, tapi entah kenapa tiba-tiba dia merasa gerah, panas yang entah datang dari suhu tubuhnya sendiri atau dari pria yang sekarang duduk dihadapannya yang sesekali meliriknya dengan tatapan yang...

Oh-My-God

Ini beneran Radith mantannya kan? Radith yang itu? Radith si cupu kan? Kemana badan kurusnya dulu? Kemana kemeja longgar yang selalu dia pakai? Kemana kacamata bulat bingkai besar yang selalu bertengger diatas hidungnya? Dan, rambutnya... Ngga, ini ngga benar, seharusnya Radith masih sama seperti dulu, Radith ngga mungkin jadi seperti ini.

Diam-diam Ladyra menunduk dan memperhatikan penampilannya sendiri yang memakai dress hitam selutut andalannya, dan mendadak dia merasa bahwa dialah yang tidak pantas disandingkan dengan Radith.

Radith yang duduk tepat berada disebrangnya mengenakan jas resmi berwarna hitam pekat yang didalamnya tersembunyi kemeja putih bersih pas badan yang sedikit memperlihatkan bentuk dadanya yang tegap. Rambutnya masih klimis, tapi tidak lagi berbelah tengah, rambutnya disisir rapih kebelakang dengan sedikit pomade sebagai penahannya. Kacamatanya kini berbingkai segi empat berwarna hitam yang terlihat elegan.

"Nah, ini loh Jeng anakku yang aku ceritain." Kata Mami sambil mengusap bahu Dyra.

Dyra Masih belum bisa menormalkan suhu yang memanas seketika diruang makan, dan kini detak jantungnya harus ikut bekerja lebih cepat saat Mamah Radith menanggapi perkataan Maminya. Bukan karna jawabannya yang sudah pasti standar, tapi ini karna tanggapan Radith ketika Mamahnya menanyai pendapat pria itu tentang penampilannya malam ini.

"Iya, Dyra cantik ya, Dith?" Kata Tante Vitta, yang sontak saja Ladyra ikut mengangkat kepalanya dan matanya bertabrakan dengan mata hitam pekat milik laki-laki itu.

"Cantik." Kemudian Radith tersenyum singkat. Senyuman yang tidak sampai ke matanya, tapi sudah sangat mempesona.

Hanya satu kata. Tapi berhasil memporak porandakan hatinya yang sebenarnya ingin berteriak sekarang juga karna terlalu senang.

"Katanya kamu dulu satu kampus ya sama Radith? Kok ngga bilang sama Mami?" Dan sekarang Dyra kembali menjadi pusat perhatian, termasuk Radith, dia sedang menunggu jawaban apa yang akan diberikannya.

"Iya kita satu kampus, satu fakultas juga, cuma ngga terlalu sering ketemu."

Setelah mengakhiri kalimatnya, terdengar dengusan kecil dari sebrangnya. Radith mendengus mendengar jawaban yang dilontarkan Ladyra, tapi dia tidak memandang kearahnya, Radith menunduk menatap gelasnya yang kemudian memilih untuk meminum jus orange yang sudah disediakan khusus untuknya.

Dan saat tangannya mengambil gelas, menyembul sedikit jam tangan rantai berwarna silver yang pas sekali melekat ditangannya. Menambah kemaskulinan penampilannya malam ini.

"Mungkin karna mereka ngga saling kenal dekat dulu, Jeng." Tante Vitta lah yang menanggapi jawabannya, tapi lebih untuk Maminya. "Tapi sekarang anak-anak kita sudah mulai bisa memproses perkenalan singkatnya kembali supaya mereka ngga terlalu kaku menjelang hari H nya."

"Iya benar, kasih waktu mereka untuk proses, jangan terlalu dipaksa terburu-buru. Bisa jadi mereka masih kaget sama rencana kita. Tapi saya yakin, apa yang kita rencanakan akan jadi yang terbaik juga untuk mereka." Kali ini Om Fandi yang membuka suara.

Dan step selanjutnya adalah soal memperkenalkan masakan Mami yang disajikan satu persatu oleh Bi Nani keatas meja. Ladyra sudah menulikan telinganya saat Mami mulai membeberkan soal resep masakan yang dia masak untuk hari ini, kini pusatnya hanya pada pria yang dihadapannya. Selain mengatakan satu kata singkat tadi, pria itu kembali diam, tidak berniat untuk berbicara lagi.

My Ex - My NextWhere stories live. Discover now