[26] The path to fear

76K 8.3K 668
                                    

Jam di dinding menunjukkan pukul dua pagi saat Mikasa membuka mata merasa gejolak yang menyakitkan diperutnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jam di dinding menunjukkan pukul dua pagi saat Mikasa membuka mata merasa gejolak yang menyakitkan diperutnya.

Wanita itu beranjak dengan sedikit terhuyung pergi ke kamar mandi hendak memuntahkan isi perut yang tidak kunjung keluar.

Selain rasa mual, Mikasa juga merasakan rasa sakit dan pening dikepalanya seperti ada ribuan paku yang menusuk. Persis saat panyakit maagh nya kambuh.

"Hei.."

Levi tadi ikut terbangun dan menyusul Mikasa ke kamar mandi. Memijit tengkuk wanita itu.

"Ada apa ?"

Mata Mikasa memerah dan wanita itu sedikit mengernyit merasa pening dikepala.

"Aku tidak tahu, sepertinya karena kemarin aku hanya makan saat pagi saja.."

Benar, kemarin Mikasa makan saat pagi saja karena entah mengapa dia merasa tidak bernafsu untuk makan. Bahkan saat pagi itupun Mikasa hanya makan dengan porsi yang sedikit.

"Kemarilah.."

Levi menuntun Mikasa yang lemah itu keluar dari kamar mandi dan mendudukkan nya diranjang.

"Aku akan kembali.." Ucap Levi lalu beranjak pergi keluar kamar guna membuatkan wanitanya teh hangat herbal. Tak selang beberapa menit Levi kemudian kembali dan memberikan secangkir teh herbal itu kepada Mikasa.

"Minumlah.."

Mikasa menurut dengan meminum teh itu perlahan, mendesah lega merasakan hangatnya teh itu sedikit membuat perutnya lebih enak.

Saat Mikasa minum Levi dengan lembutnya memberi wanita itu usapan dikepala nya.

"Apa masih sakit ?"

Mikasa meletakkan secangkir teh yang tersisa setengah isinya itu di atas nakas samping ranjang. Kemudian wanita itu tersenyum tipis pada Levi.

"Sedikit lebih baik setelah meminum tehmu. Terima kasih.."

Levi bisa melihat wajah dan bibir Mikasa nampak pucat. Belum lagi bulir-bulir keringat yang membasahi dahi dan pelipisnya.

"Tidurlah.."

"Tidak, aku ingin menghirup udara segar.."

Levi mengernyit menatap Mikasa aneh. Apa maksud wanita ini dia ingin pergi keluar ?

"Ini sudah malam Mikasa dan kau bisa semakin sakit.."

Apalagi kastil Levi berada ditengah hutan dan udara disini bukan main dingin nya. Levi saja sampai harus memberi penghangat ruangan dikastilnya.

"Besok saja ya ?"

Mikasa menggeleng keras.

"aku ingin keluar sekarang!"

Raut cemberut dan mata Mikasa yang sedikit berkaca-kaca membuat Levi hanya bisa menghela nafas. Lelah menghadapi sifat keras kepala Mikasa.

"Baiklah.."

Kiss The Dark ✔Where stories live. Discover now