Pertemuan ini sudah sekian kalinya dilakukan Lentera dan Gilang. Dua tahun lalu, mereka sudah sepakat tak akan membawa luka masa lalu pada pernikahan mereka. Maka, dua tahun lalu, Gilang mengusulkan untuk melakukan konsultasi ke psikolog, tak hanya untuk Lentera, pun untuk Gilang. Respon Lentera di luar dugaan Gilang. Kekasihnya itu mau. Ternyata, Lentera juga memiliki pemikiran yang sama.
Sembari menunggu kaki Gilang sembuh, baik Gilang maupun Lentera sama-sama menghabiskan waktu bersama untuk mengenal satu sama lain dan mengenal diri mereka masing-masing. Keduanya menghabiskan waktu bersama selama dua tahun, saling mendukung dan saling memahami. Tentu, pertengkaran-pertengkaran kecil masih mereka lakukan, tetapi hal tersebut tak mengurungkan niat mereka untuk menikah.
"Bagaimana kabarmu hari ini?" Lentera bertanya kepada Gilang, ketika mereka usai dari psikolog. Ini merupakan rutinitas mereka berdua, ketika salah satunya merasa tak baik-baik saja. Terutama, Lentera.
Angin kencang menguasai cuaca hari ini, langit gelap, hujan deras serta dedaunan pada dahan pohon yang bergerak ke sana kemari sesuai angin bergerak. Lentera sedang mengaduk kopinya dengan satu tangan di dagu. Sedangkan Gilang sibuk memperhatikan tetesan air di kaca jendela.
Gilang menoleh, tersenyum, lalu menyentuh jemari Lentera yang awalnya mengaduk kopi. "Baik." Gilang menarik napas, kemudian mengeluarkannya. "Kau sendiri bagaimana?"
Lentera membalas sentuhan tangan Gilang. Dia menyentuh jemari Gilang dengan kedua tangannya. "Tak pernah sebaik ini." Lentera menarik sudut-sudut bibirnya.
"Aku ingin makan krim sup," tukas Gilang tiba-tiba.
"Akan kupesankan," sahut Lentera, ia hendak berdiri dari kursinya. Gilang mencegahnya.
"Tidak di sini," ucapnya. "Lagi pula, kafe ini tak menyediakan krim sup."
Lentera mengangkat kedua alisnya, melihat ke arah Gilang. "Lalu?"
"Kita pulang, kau buatkan aku krim sup."
BAB 37 bisa dibaca di KARYAKARSA
https://karyakarsa.com/wulankenanga/before-wedding-bab-37
YOU ARE READING
Before Wedding [END]
RomanceLentera selalu ragu akan pernikahan, ajakan untuk menikah berkali-kali dari sang pacar-Raka-tidak mampu mengubah pendiriannya. Ketika sang ibu menjodohkannya dengan Gilang-meski gadis itu menolak karena hubungannya dengan Raka-pemilik Lentera Media...