18. Still love her

1.7K 312 608
                                    

"Dia cuma orang yang berlaku sok superhero buat lo. Bahkan, cewek di film superhero nggak segila elo"

🌹

"Thanks, Fa... Gue nggak tahu, dari banyaknya orang, kenapa cuma lo yang percaya sama gue kalau Vincent masih hidup."

Alfa mematung ketika Zetta memeluknya. Dia mengusap punggung gadis itu dengan lembut dan tatapan kosong. "Gue sebenernya juga nggak yakin kalau Vincent masih hidup, Ta ...," ucap Alfa dalam hati.

"Zetta ...."

Zetta dan Alfa terbelalak ketika mendengar suara lain lain menghampiri mereka. Perlahan gadis itu pun mengurai pelukannya.

Dia memutar mata melihat Exel datang dengan wajah yang tidak bersahabat. Tatapan seolah menahan kata-kata kasar untuk keluar dari mulutnya.

"Ngapain lo ngikutin gue?" tanya Zetta dengan sinis. Dia sudah kuliah, tapi kelakuannya masih kekanak-kanakan.

"Sampai kapan lo bisa hentikan halusinasi lo tentang Vincent, Ta?"

Bukannya menenangkan Zetta sejenak, Excel memperpanjang durasi kekesalan gadis itu. "Bukan urusan lo! Ayo, Fa kita pergi dari sini. Males banget ketemu kanebo kering!"

Dengan angkuhnya Alfa menurut ketika Zetta menarik tangannya. Sementara itu, Exel justru mengerutkan kening. Dia pun menarik tangan Zetta sebelum jauh dari jangkauannya sampai dua tangan gadis itu tidak ada yang menganggur.

"Lo cewek gue! Ngapain gandengan sama Alfa?"

Seringaian penuh sindir terlukis di bibir manis Zetta. Kekesalannya pada Excel semakin bertambah. "Masih inget kalau gue cewek lo?'

Zetta melihat tatapan Excel semakin menyeramkan. Cekalan tangannya juga semakin kuat hingga mungkin ketika dilepas akan timbul bekas merah.

"Kita lihat aja, berapa lama lo bisa bertahan jadi cowok gue," ucap Zetta seraya memutar tangannya dengan kuat untuk lepas dari cekalan Exel dan berlalu begitu saja dengan Alfa.

Sementara itu, Excel hanya bisa memandangi punggung mereka dengan tatapan datar. "Kita lihat juga, seberapa lama lo bertahan sama pencarian lo selama ini." Mata Excel lantas menatap setangkai mawar hitam yang terjatuh di bawah pohon dan meremasnya dengan kuat. "Brengsek! Masih aja ada yang main-main sama gue!"

Sepanjang jalan, Alfa melihat tangan Zetta yang terus menggenggamnya. Dia jadi teringat masa lalu ketika mereka kemah dan menjelajah hutan berdua.

Zetta baru sadar kalau tangannya masih menggandeng Alfa. Dia pun melepaskan dan langsung menggaruk tengkuk untuk mengalihkan rasa canggungnya. "Eh, sorry. Gue cuma mau ngindar dari Excel."

Ya ... Alfa tahu, begitu sulit menembus dinding pertahanan Zetta kembali. Bahkan, selepas kepergian Vincent pun dia tak bisa lepas dari bayang-bayangnya. Alfa still love her so much.

Ketika mereka kembali ke air terjun, ternyata yang lainnya tengah menunggu kedatangan mereka bertiga dengan panik. Terutama Putra. Dia pun berlari untuk menghampiri Zetta.

"Zetta, lo nggak apa-apa, kan? Ada yang luka nggak?" ucap Putra dengan panik seraya memegang pipi hingga lengan Zetta.

Laki-laki itu masih sama. Dia selalu menjadi orang paling khawatir setiap terjadi apa-apa dengan Zetta. "Nggak apa-apa kok. Put ... Cie ... Yang lagi khawatir." Bukannya minta maaf, Zetta justru menggoda Putra hingga membuat laki-laki itu memutar mata.

Nona Boss ZettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang