15. Cool But Care

2.1K 444 471
                                    

_Semua yang ditakutkan, belum tentu terjadi_

🌹

Sampai lift yang mereka masuki telah tertutup, Zetta masih saja belum berhenti menangis. Tidak tersedu-sedu. Hanya saja air matanya luruh begitu saja. Dia sangat sensitif beberapa tahun terakhir.

"Kamu mau tetep nangis sampai ada orang yang tahu seorang Zetta Malik Bramasta ternyata cuma cewek cengeng?" sindir Excel dengan wajah datarnya.

"Gue bukannya pengen nangis, Cel... Tapi, ini air matanya keluar sendiri, Bego!"

Seperti biasa, Excel membiarkan Zetta bergelayut di lengannya dengan wajah yang dia sembunyikan di sana.

"Lo mikirin apa lagi sih, Ta... Semua itu bukan masalah besar, lo aja yang mikirnya terlalu rumit. Semua yang lo takutkan belum tentu terjadi."

Sampai masuk ke dalam mobil Zetta tak berhenti mengeluarkan air mata. Dia bahkan mengusap ingusnya dengan lengan jaket Excel.

Dengan berat hati Excel harus menghembuskan napas pasrah. Untung saja dia Zetta, kalau bukan, entah mau diapakan gadis itu.

"Udah, ah. Capek." Zetta tiba-tiba saja menarik dirinya dari Excel dan duduk dengan benar seraya mengusap air mata.

"Udah, nangisnya?" tanya Excel dengn datar.

"Udah, yuk buruan berangkat."

Excel memandangi Zetta dengan gelengan kepala.  Tidak tahu lagi bagaimana dia harus menanggapi gadis seperti itu.

Laki-laki itu lantas membuka jaketnya membuat Zetta tiba-tiba terbelalak.

"Heh, mau ngapain lo! Jangan macem-macem ya mentang-mentang berduaan sama gue dalem mobil," ancam Zetta dengan garang dan pelototan mata tajam.

Untuk menghadapi gadis seperti Zetta memang harus membutuhkan ekstra kesabaran. "Ya lo pikir aja, siapa yang mau pakai jaket bekas ingus?"

Seolah tahu maksud Excel, Zetta hanya nyengir menunjukkan deretan giginya.  Dia baru sadar jika lengan jaket Excel kotor karena ingusnya.

"Ingus gue anti bakteri kok, Cel...."

Bola mata Ecxcel yang memutar dengan spontan tanda bahwa dia sudah lelah dengan gadis yang duduk di sebelahnya itu.

"Nggak ada ceritanya babi jadi halal cuma karena makannya pakai bismillah."

Zetta baru selesai nangis loh... Excel sudah bisa saja membuatnya naik darah. "Heh, maksud lo nyamain ingus gue sama babi apaan?" protes Zetta seraya menyingkap lengan jaketnya seolah dia siap adu otot dengan Excel.

Namun, dengan baik hatinya Excel membenarkan lengan jaket Zetta kembali. "Mau ingusnya ratu cleopatra pun, namanya ingus tetep aja kotor, Nona Zetta.... Udah dong, moodnya dikendaliin lagi. Lo jadi tambah jelek kalau marah-marah gini."

Zetta menghempaskan punggung di sandaran kursi dengan bersedekap dada. "Sumpah, Cel... Gunanya lo di hidup gue apaan sih selain ngomel-ngomel nggak jelas, ngata-ngatain gue?"

Tangan kekar Exel terangkat untuk memakaikan safety belt pada Zetta. "Pakaiin lo safety belt, ngangkat lo yang suka ketiduran di mobil, selimutin lo tiap malem, nyiapin makan lo, ngingetin lo minum obat. Ya... Kalau gue sebutin semua, takutnya jadi riya. Harusnya, yang tanya kayak gitu gue. Gunanya lo di hidup gue apa selain jadi radio rusak dan nyusahin?"

Nona Boss ZettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang