16. Love Never Lie

1.9K 394 211
                                    

~Dia bahkan masih setia dengan pikirannya tak terbatas ada atau tidak.~
🥀

Di tengah permainan, tiba-tiba saja ada mobil yang parkir di halaman villa mereka.

Dan ketika pemilik mobil itu keluar, Zetta langsung membelalakkan mata, sedangkan Lucia justru tersenyum puas.

"Ngapain dia ke sini?" tanya Zetta pada semua orang di ruangan itu.

Lucia tiba-tiba berlari menghampiri dua orang yang baru datang itu. "Woi! Alfa, Kean!"

Panggilan Lucia yang terdengar ramah pada mereka berdua membuat kepala Zetta semakin memanas. "Lucia! Lo kenal mereka? Lo yang ngajak mereka ke sini?" bentak Zetta. Dia menarik kaos belakang Lucia sebelum menghampiri mereka hingga gadis itu pun tertarik ke belakang.

"Ih, apaan sih, Zett... Gue mau nyambut mereka nih!"

"Siapa yang ngizinin lo ngundang orang lain, Luc?"

Tatapan tajam Zetta membuat tenggorokan Lucia terasa kering. Dia tidak menyangka jika reaksi Zetta akan Semarah itu saat dia mengajak Alfa dan Kean. Yang dia tahu Zetta selalu bodo amat tentang apa pun.

"Lo kenapa sih, Zet? Kan biar rame kalau kita banyak temen," kilah Lucia.

"Jangan marahin Lucia, Ta.... Gue yang maksa buat ikut dia liburan. Sorry kalau kedatangan gue justru buat Lo nggak nyaman."

Alfa yang awalnya diam saja melihat Zetta memarahi Lucia, tiba-tiba bersuara. Dia menatap Zetta dengan wajah bersalah.

Tatapan mereka pun bertemu. Zetta menatap Alfa dengan napas yang memburu yang dia tahan. Matanya memerah dan tangannya mengepal kuat. Seolah tersimpan amarah yang tak bisa dia utarakan.

"Oke... terserah! Mendingan gue yang pulang."

Ketika Zetta ingin memasuki vila kembali, Alfa langsung berlari dan menarik tangannya hingga langkah gadis itu terhenti. "Zetta! Kenapa Lo ngindarin gue? Apa nggak bisa kita bicara baik-baik? Banyak yang mau gue ceritain ke elo, Ta...."

Awalnya Zetta hanya diam, tapi amarahnya tak mampu dia tahan hingga mengibaskan tangannya dengan kasar.

"Jangan pegang-pegang gue!"

Spontan Alfa pun melepas tangannya. Dia menatap Zetta dengan memelas. Dan balasan Zetta justru tatapan tajam. "Kalau lo nggak suka gue ada di sini biar gue yang pergi," ucap Alfa dengan berat hati.

Langit yang awalnya mendung tiba-tiba bergemuruh. Pertanda bahwa sebentar lagi akan turun hujan. Zetta memalingkan wajahnya dari Alfa dengan mantap langit yang sangat gelap hingga tiada bintang yang terlihat.

Dia tidak suka dengan kedatangan Alfa. Tapi, juga tidak setega itu membiarkannya pergi dengan cuaca yang tidak memungkinkan.

Gadis itu pun tidak bicara apa-apa lagi dan berjalan menuju kamar. Sekilas melihat Excel, tapi sepertinya laki-laki itu tak peduli. Sampai akhirnya Zetta memalingkan wajah dan menutup pintu dengan kencang hingga suaranya terdengar nyaring.

Bersamaan dengan menghilangnya Zetta, langit tiba-tiba menurunkan tetesan airnya.

Tidak ada satu pun yang menyela pembicaraan Zetta sampai gadis itu tidak ada di tempat. Mereka hanya mematung melihat amarah Zetta. Mereka mengenal Zetta sejak lama dan tahu bahwa Zetta tidak suka ada yang ikut campur ketika dia tengah emosi.

Nona Boss ZettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang