2. Bad Boy to be a Sad Boy

3K 648 134
                                    

_Cinta cuma pakai perasaan ujung-ujungnya kalau nggak gila ya pindah alam._

🌹

Pagi itu di area parkir sebuah kampus, Alfa sudah nangkring di atas jok motor matic sambil merapikan rambut. Gayanya semakin tengil ketika menatap kaca spion yang memantulkan gambaran dirinya.

"Ganteng banget dah, anaknya Mama Meysha," pujinya pada diri sendiri.

Spontan mahasiswi-mahasiswi yang melintas di dekatnya menahan tawa sambil berbisik pada temannya yang lain.

Beberapa mahasiswi juga tak segan-segan memujinya terang-terangan. "Ih, Alfa udah kayak vampir aja, makin hari makin ganteng."

Cih! Sayangnya pujian mereka tak mendapat tanggapan apa-apa dari Alfa. Laki-laki itu tetap fokus dengan rambutnya dan sesekali merapikan jaket jeans hitam yang dia kenakan sebelum turun dari motor.

Tiba-tiba saja ada dua mahasiswi cantik berdiri di dekatnya sambil membawa kotak makan masing-masing. "Pagi, Al...," sapa mereka.

Namun, laki-laki itu enggan menjawab dan bergegas turun dari motor. Untung kelakuannya yang tidak ramah itu termaafkan wajah yang good looking. You know lah, "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat good loking".

"Al, nih aku bawain sandwitch buat kamu."

"Nih, aku bawain nasi goreng spesial pakai telur mata sapi dua."

Alfa berdecak seraya memutar matanya dan beranjak meninggalkan dua perempuan itu. Namun, dengan cepat mereka berdua menarik lengan kanan dan kirinya.

"Eh, Mas Al, mau kemana? Ini diterima dulu dong makanan dari aku."

"Iuwh! Apaan Mas Al- Mas Al! Sok imut banget! Alfa nggak suka sandwitch, dia sukanya nasi goreng. Iya kan, Al?"

Mereka berdua sangat kompetitif untuk memperebutkan perhatian dari laki-laki bernama Alfa itu. Tapi, sayangnya tak ada satu pun dari mereka yang mampu memenangkan. Sampai-sampai membuat Alfa kesal dan menghempaskan tangan mereka.

"Nggak usah genit bisa nggak!" bentak Alfa pada mereka berdua.

Namun, dua perempuan itu seolah sudah kehilangan urat malunya sampai-sampai tak peduli ditolak Alfa dengan cara apa pun. Bahkan mereka kembali menarik lengan Alfa.

"Ih, Al... Kok kamu gitu sih? Kamu kan pacar aku," rengek salah satu dari perempuan itu.

"Iuwh! Pacar? Gue yang pacar Alfa. Lo siapa, ngaku-ngaku?"

"Lo yang ngaku-ngaku! Jelas-jelas Alfa sukanya sama gue!"

"Halu, lo? Sejak kapan Alfa bilang suka sama lo?"

"Emangnya Alfa juga pernah bilang suka sama lo?"

Pertikaian mereka membuat rahang Alfa mengeras dan sekali lagi menghempaskan tangan dua perempuan genit itu dengan kasar.

"Nggak usah ngaku-ngaku jadi pacar gue! Pacar gue cuma Zetta! Dan gue, cuma pacarnya Zetta, titik!" bentak Alfa pada mereka berdua dengan suara yang kasar.

Akhirnya mampu membuat dua perempuan itu terdiam dan menatapnya dengan raut ketakutan.

"Zetta? Siapa sih dia? Pasti Ganjen banget godain Alfa kita."

"Nggak tahu, mantannya kali. Kasian banget, ganteng-ganteng gamon."

Alfa berjalan meninggalkan parkiran dengan perasaan dongkol. Masih pagi moodnya sudah dibuat hancur oleh dua gadis yang over PD itu.

Nona Boss ZettaWhere stories live. Discover now