10. Who Is She

2.1K 482 220
                                    

_Seseorang mungkin bisa ditebak karakternya, tapi tidak dengan dalam hatinya._

🌹

"Dia bukan Sere."

Kepala Zetta perlahan memutar untuk menatap Excel yang berucap dengan wajah datar. "Gue inget wajahnya, Cel. Dia mirip banget sama Sere."

Excel meremat tangannya di bawah meja. Lagi-lagi Zetta tak percaya dengan ucapannya. "Tapi, dia bukan Sere, Zetta!"

Suara Excel sedikit naik hingga membuat Lucia dan Jezlyn juga menatap ke arahnya.

"Kalian kenal dia?"

Entah mengapa Excel susah sekali setiap diajak biacara teman-teman Zetta. Apa lagi Lucia yang sebelas dua belas dengan Zetta bawelnya. Laki-laki itu langsung diam dan menyandarkan punggunya dengan tatapan ke depan.

"Nggak. Cuma mirip doang."

Zetta tidak yakin dengan ucapannya sendiri. Pasalnya, wajah perempuan itu tak menyimpang sama sekali dari Sere. Hanya penampilannya saja yang beda. Jika Sere terlihat seperti gadis sederhana dengan wajah polos tanpa make up, perempuan itu terlihat glamour dengan pakaian mahal yang melekat di tubuhnya dan make up yang sempurna.

"Oh, kirain. Tapi, emang cantik banget sih... Beruntung banget pasti yang tunangan sama dia."

"Jadi nggak sabar lihat tunangannya. Pasti jadi rich couple nih."

Di saat Jezlyn dan Lucia sibuk memuji kecantikan perempuan itu, Zetta dan Excel justru panas dingin melihatnya.

"Selamat datang di acara ulang tahun dan pertunangan putri tunggal Tuan Zhang, Nona Gracia Zhang."

Semua mata tertuju pada sosok perempuan cantik dengan gaun gold yang membuatnya terlihat seperti princes-princess Disney.

"Sebelum acara potong kue, kita sambut dulu calon tunangan dari Nona Grace untuk menemani. Silakan, Tuan Putra Kelana."

Tepuk tangan meriah mengiringi langkah Putra menuju panggung. Dari sekian banyak orang yang antusias dengan acara itu, dua orang manusia tengah terbelalak keheranan. Siapa lagi kalau bukan Zetta dan Excel. 

"Put-Putra tuanangan? Kenapa dia nggak bilang ke gue?" Begitulah rasanya melihat kenyataan sahabatnya akan menjadi milik orang lain. Zetta masih belum bisa percaya. Dia belum bisa merelakan Putra untuk orang lain.

"Memangnya kenapa harus bilang ke lo?"

"Putra temen gue, Cel! Kemarin gue ketemu dia, tapi dia nggak cerita-" Spontan Zetta mengatupkan mulutnya dengan rapat. Dia keceplosan mengatakan bahwa dia bertemu dengan Putra. Pasalnya dia belum memberi tahu Excel dan dia tidak tahu kalau sebenarnya Excel diam-diam mengikutinya.

Excel hanya menatapya dengan dingin. "Kapan lo berhenti bohong, Zetta?"

"Gue nggak bohong! Gue cuma belum cerita ke lo."

"Tapi, lo berniat nutupin dari gue."

Baru ingin membuka suara, Jezlyn berdesis untuk menghetikan pertikaian Zetta dan Excel. "Kalian kalau berantem tahu tempat, dong! Nggak enak tahu dilihatin tamu lain."

Nona Boss ZettaWhere stories live. Discover now