14. Good Night, Princess

2.1K 473 243
                                    

_Temui aku dalam mimpi, meskipun setelah terbangun nanti yang aku temui hanyalah kenyataan pahit yang selalu terulang kembali_

🌹

Zetta pergi melewati jalan belakang agar tidak diketahui penghuni lain selain Papa Marvel.

Dia cukup lega setelah melihat kondisi keluarga Alfa baik-baik saja meskipun Oma Elsa tengah terbaring lemah. Dan yang membuat Zetta penasaran, sejak kapan Alfa suka mimisan? Maksdunya... Tidak mungkin dia sedia tisu di sakunya kalau itu kebetulan. Pasti sebelum-sebelumnya juga memang mengalami.

Tapi, Zetta segera menepis semua pemikirannya tentang Alfa. Tak penting memikirkan orang yang telah mempermainkannya tiga tahun lalu. Sekarang dia punya Excel. Tidak ada alasan memikirkan laki-laki lain. Terkecuali Black Angel. Dia selalu punya tempat tersendiri di hati Zetta.

***

Malam itu, Zetta tidak pulang ke apartemen Alice. Dia memilih untuk mengunjungi rumah lamanya yang masih berstatus milik keluarganya.

Rumah dengan gaya kontenporer berdominasi warna putih itu sejenak membuat Zetta termenung. Banyak kenangan di rumah itu sejak kecil.

Kaki jenjangnya menapaki halaman rumah untuk menuju pintu utama. Tak ada yang berubah dari rumah itu, semua masih sama terkecuali suasanya.

Rumah itu masih sangat terawat karena ada beberapa asisten rumah tangga dan penjaga rumah yang ditugaskan untuk merawat rumah itu.

Ketika langkahnya sampai di kamar, Zetta duduk di tepian ranjang dengan pandangan tertuju pada jendela.

Dia teringat momen setiap sosok misterius dengan setelan serba hitan datang tiba-tiba dengan memanjat dinding rumahnya. Mengetuk jendela kamar untuk memanggilnya keluar. Tak pernah lupa untuk membawakannya mawar merah yang masih segar untuk dia simpan ke dalam sebuah kotak hitam.

"Black Angel... I miss you," lirih Zetta dengan air mata yang tiba-tiba menetes.

Dia ingin melupakan semua ingatan tentang Black Angel, tapi rasanya sulit. Laki-laki itu terlalu dalam terukir di hati Zetta. Sekalipun dia hanya orang asing yang datang seolah menjadi pahlawan padahal dialah penjahatnya.

Zetta mengambil bingkai foto dari dalam laci nakas yang sengaja dia tinggal. Foto itu adalah satu-satunya foto bersama Black Angel. Itu pun Zetta mengambil fotonya dengan diam-diam hingga hasilnya terlihat buram dan wajah keduanya tak nampak jelas.

Dia memeluk bingkai foto itu seraya membawanya terbaring di tempat tidur dengan posisi menyamping. Membiarkan dirinya terlelap memeluk Black Angel-nya.

"Temui aku dalam mimpi, Balck Angel... Meskipun setelah terbangun nanti yang aku temui hanyalah kenyataan pahit yang selalu terulang kembali."

Hingga tengah malam tiba, lampu Zetta otomatis memadam dan berganti lampu tidur. Tiba-tiba suara derap langkah kaki mulai mendekatinya.

Perlahan sebuah tangan kekar menarik selimut hingga menutup seluruh tubuh Zetta dan hanya menyisakan kepalanya.

Telapak tangan lebar itu juga menyingkirkan helaian rambut Zetta yang menggangu wajah cantiknya.

"Good night, Princess... Lupakan semua mimpi burukmu dan hiduplah bahagia," bisiknya seraya mengecup pelipis Zetta.

"Please, don't go, Black Angel.... " Zetta mengigau dengan lenguhan pelan hingga membuat sosok itu seketika menjauhkan dirinya.

Paginya, Zetta mulai membuka mata dan mendapati tubuhnya telah berselimut. "Kok pakai selimut? Perasaan semalem gue mager deh mau narik selimut," gumamnya.

Nona Boss ZettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang