17. Killing Me

2.2K 373 658
                                    

"Sampai nyaris mati aku mengejar. Nyatanya, berjuta rasa rinduku yang terpendam hanya kau anggap sebatas pemainan yang ketika usai, lantas kau abaikan."

🌹

Tinggal Alfa, Excel dan Zetta yang masih terdiam melihat teman-teman mereka ribut di atas meja makan.

Sampai akhirnya Zetta mengangkat tangan untuk mengambil sendok nasi. Namun, pergerakannya terhenti ketika Alfa dan Excel mengambilkannya bersamaan. Matanya menatap wajah mereka berdua bergantian.

Semua mata pun tertuju pada mereka bertiga seolah waktu berhenti berputar. Mereka menunggu sendok nasi dari siapa yang akan dipilih Zetta.

Gadis itu pun memutar matanya dan beralih mengambil roti. Semua orang di meja makan itu menahan tawa melihat reaksi mereka berdua.

Alfa dan Excel pun menurunkan tangan mereka dengan canggung. Diabaikan Zetta rasanya seperti di permalukan hingga ke harga diri mereka jatuh tersungkur.

"Gue tahu gue cakep, tapi nggak usah rebutan juga," batin Zetta. Tapi, dia malas mengatakannya langsung karena sedang tidak mood bicara dengan mereka.

***

Ketika selesai sarapan, Alfa berniat untuk ke kamar mandi. Karena pintu lnyanmasih tertutup tanda masih ada orang di dalam, laki-laki itu memilih untuk menunggunya di depan pintu.

Hingga beberapa saat kemudian pintu itu terbuka.

"Hua! Setan!"

Tiba-tiba saja Alfa terkejut ketika Grace keluar dari kamar mandi itu. Gadis itu pun mengerutkan keningnya.

"Kenapa ya, kok lihat aku kayak gitu? Aku bukan hantu loh," ucap Grace karena merasa tersinggung dengan reaksi Alfa.

"Lo siapa? Kenapa bisa mirip banget sama temen gue yang udah mati?"

Grace pun akhirnya paham arah pembicaraan Alfa. Dia tertawa kecil sebelum menjelaskan pada laki-laki itu. "Oh, pasti kamu baru sadar kalau aku mirip Sere? Telat banget sih," ucap Grace dengan santai.

"Lo kenal Sere? Kenapa kalian bisa mirip banget?" Pasalnya, sejak semalam hingga di meja makan tadi, Alfa tidak terlalu memperhatikan Grace dan memang tidak terlalu mirip ketika Grace memakai make up. Dan wajah polos gadis itu membuatnya semakin mirip Sere.

"I don't know why aku sama cewek bernama Sere itu bisa mirip. Yang pasti, aku nggak kenal dia. Semenjak aku mengenal Putra, semua teman-temannya ngira aku Sere. But, not! Aku nggak mau disamakan dengan mayat. Kalian pikir aku bangkit dari kubur?"

"Terus, lo siapa?"

Grace pun mengulurkan tangannya di hadapan Alfa. "Perkenalkan, aku Gracia Zhang. Tunangan Putra."

Alfa memperhatikan wajah Grace dengan baik-baik. Sama sekali tidak ada bedanya dengan Sere. Mereka benar-benar mirip bak pinang dibelah dua. Hanya saja wajah Grace lebih terawat dan lebih dewasa. Jika Sere masih hidup di umur sekarang pun mungkin tetap saja sama.

"Grace...."

Grace langsung melepas tangannya dari Alfa ketika Putra tiba-tiba datang.

"Iya, Sayang?" jawab Grace seraya menghampirinya.

"Kamu ngapain sama Alfa?" tanya Putra dengan tenang. Tapi, dari pertanyaannya dia seolah cemburu.

"Oh, itu... Satu orang lagi ada yang bilang aku mirip Sere. Memang semirip itu kah aku dengan gadis itu?" tanya Grace dengan manja.

Putra menatap Alfa dengan datar. Dia masih ingat kejadian ketika Sere menyelamatkannya dari insiden penembakan malam itu. Dari tatapannya, Alfa tahu jika Putra masih menyimpan rasa tidak suka pada dirinya semenjak kejadian itu.

Nona Boss ZettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang