5. First Day

2.4K 571 151
                                    

_Diam jadi kaum rebahan, bergerak jadi incaran pembalap._

🌹

Perjalanan yang sangat melelahkan bagi Zetta dan teman-temannya. Mereka turun dengan wajah berseri sekali pun tanpa make up menghiasi wajah cantik mereka.

Zetta menenggerkan kaca mata hitamnya di kepala dengan memasang wajah tak acuh. Seolah tidak ingin mengingat apa pun yang terjadi di kota itu.

"Zett, lo jadinya gimana? Mau pulang ke rumah lo sendiri apa ikut ke apartemen gue?"

Tiba-tiba saja Alice memecah lamunan Zetta. Namun, gadis itu tak telihat terkejut sedikit pun. Tetap saja memasang wajah tak acuhnya.

"Gue ikut kalian. Lagian rumah gue nggak ada siapa-siapa."

Alice menganggukkan kepalanya dan segera menghubungi jemputan mereka.

Bersamaan dengan kedatangan mereka, bandara menjadi cukup padat hingga terkadang mereka sampai bertabrakan dengan orang lain. Begitu pun dengan Zetta. Tanpa sengaja ada sesosok laki-laki dengan kemeja putih membentur bahunya.

"Maaf mbak," ucap laki-laki itu dengan tergesa-gesa. Bahkan tak sempat melihat Zetta.

Beruntung Zetta hanya sedikit terhuyung. "It's okay."

Ketika laki-laki itu sudah jauh dari Zetta tiba-tiba saja langkahnya terhenti. Seolah memori ingatannya kembali berputar. Suara gadis itu sangat familiar di telinganya. "Zetta...."

Sayangnya, ketika membalik badannya, laki-laki itu sudah tak bisa menemukan sosok Zetta. Langkahnya berniat mengejar, namun teringat tujuannya ke bandara itu. "Ck, Ah!" keluhnya.

***

Satu apartemen yang disediakan klien Alice cukup untuk menampung mereka berempat dengan dua kamar tidur. Seperti biasa, Zetta yang hobinya rebahan itu langsung melempar tubuhnya di atas ranjang yang akan dia tiduri dengan Jezlyn.

Sayangnya, baru ingin membuka mata, Lucia tiba-tiba menyusul dengan turut naik di ranjang seraya mengganggu Zetta.

"Zetta, Zetta! Ntar malem ke sirkuit, kuy! Gue mau ikut balapan. Gue habis lihat di igs racer andalan gue, katanya mau tanding di sirkuit deket sini."

Zetta yang sudah mager parah, menanggapi ucapan Lucia dengan erangan. Padahal gadis berponi itu sudah antusias sampai menggoyang-goyangkan tubuhnya agar segera bangun.

"Sumpah, Zett! Sepet banget lihat lo. Kalau cuma mau numpang ngebo, ngapain jauh-jauh ke sini!"

Meskipun tahu tabiat Zetta, Lucia pantang menyerah untuk membangkitkan semangat 45 temannya satu itu.

"Lo nggak ada capeknya apa, Lucia? Kita baru flight dari Jerman, Kampret!  Gue kena jet lag nih."

Lucia justru semakin semangat menarik Zetta.

"Itu bukan alasan buat males-malesan, Zetta... Udah, pokoknya lo ntar malem ikut gue ke sirkuit!"

"Nggak mau! Lo ajak aja tuh, Alice apa Jezlyn!"

"Zetta... kekasih palsunya Excel... Lo lupa apa pura-pura lupa sih? Alice harus latihan buat perform lusa. Dan Jezlyn... You know lah ya, miss susi. Super sibuk di mana pun berada. Dan lo doang yang gabut."

"Kapret lo ngatain gue gabut! Nggak ngaca lo lebih gabut!"

"Makanya itu, sesama kaum gabut, kita harus nyari kesibukan."

"Ck! Apes banget temenan sama burung beo!"

"Oke, gue anggap lo setuju. Pokoknya jam sembilan ntar lo harus udah siap!"

Nona Boss ZettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang