3. Her Boyfriend?

2.7K 625 119
                                    

_Persetan dengan cibiran orang, jika bahasa cinta saja menjadikan dunia cuma milik berdua. _

🌹

Di sebuah ruangan musik terdengar denting piano dengan tangga nada "River flows in you" mengalun indah di tangan seorang laki-laki berwajah tegas dengan tatapan datar.

Di depannya ada Zetta yang duduk di atas piano menatapnya dengan genit seraya tersenyum manis.

Sampai not terakhir usai dibunyikan, laki-laki itu mengerutkan keningnya menatap Zetta. "Lo ngapain liatin gue kayak gitu?"

"Ya gue kagum aja sama lo. Udah ganteng, pinter, jago main piano lagi. Kan jadi deg-degan kalau deket-deket sama lo."

"Udah berapa cowok yang lo gituin?"

Zetta mulai mengetuk-ngetuk jarinya di dagu. Berlagak mikir.

"Bentar, satu, dua, tiga lo."

Dikira bangga, Excel justru memutar matanya.

"Nggak usah sok genit! Lo kira gue baper?"

"Ck, lo harusnya terima kasih sama gue. Jarang-jarang loh gue muji orang."

"Gue nggak haus pujian. Jadi, simpan saja pujian lo buat orang lain."

"Ngeselin banget sih lo, Cel. Dah, ah! Capek ngomong sama kanebo kering kayak lo. Mendingan lo anterin gue ketemu Lucia."

"Lo nggak bosen tiap hari ketemu sama geng alay lo itu?"

"Lo keterlaluan! Yang bener aja lo ngatain geng gue alay! Softlens lo tuh yang alay! Segitunya banget pengen dikira bule."

"Ngapain bawa-bawa softlens gue? Nggak ada bahan buat hujat? Lagi pula, pakai softlens atau nggak, nggak akan mengubah garis keteurunan gue."

"Ya ya ya, Sir Excel Xavier Rawls."

Tanpa mau menjawab celotehan Zetta lagi, Excel melenggang meninggalkan gadis cerewet itu seraya menyampirkan jaket di bahunya dengan tak acuh.

Dengusan kesal keluar dari mulut Zetta dan berusaha mengejarnya. "Lo berani ninggal gue,  kita putus, Mas!" ancam Zetta.

"Makanya jadi cewek jangan lelet!"

Meskipun Zetta sudah berusaha, langkah lebar Excel sulit diimbangi hingga hingga kerepotan menyejajarkan.

Tiga tahun bersama membuat Zetta hafal dengan kebiasaan menyebalkan Excel yang suka meninggalkannya.

****

Di sebuah studio foto, Zetta dan Excel duduk dengan bosan melihat Lucia yang sibuk memotret Jezlyn.

Saking bosannya, Zetta menopang dagu sambil melamun menatap jendela dan Excel memainkan ponselnya.

Diam-diam Lucia memotret mereka dan cekikikan bersama Jezlyn. "Kayak gini yang dibilang pacar? Nggak asik banget gaya pacaran kalian," sindir Lucia.

Zetta lantas memelototkan matanya dan merebut kamera Lucia. "Emangnya kita harus ngapain? Everytime nempel-nemlel gitu? Kita bukan lo ya, Lucia! Kita punya bahasa cinta sendiri. Ya nggak, Honey?"

Zetta mendongakkan sedikit kepalanya untu meminta dukungan Excel.

"Lo nggak asik, Zett. Mendingan Excel buat gue," jawab Lucia seraya duduk di pangkuan Excel dan mengusap rahangnya.

Nona Boss ZettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang