6. Long Time No See

Start from the beginning
                                    

"Lo nggak boleh minum, Zetta!"

"Gue nggak minum! Cuma nemenin doang!"

"Nggak!"

"Excel, ayo dong... lo kan pacar gue. Ntar gue cium deh."

Excel menatap Zetta dengan menarik sebelah bibirnya dan mengeluarkan tawa remeh. "Yakin, lo mau nyium gue?" sindirnya.

Zetta menggerak-gerakkan bola matanya ke segala arah. Mampus! Mana tadi cuma keceplosan lagi. "Iya iya, ntar gue cium. Tapi, temenin gue sama Lucia minum sama Lorenz dulu."

Tanpa basa-basi Excel langsung memutar arah untuk menghampiri Lucia dan Lorenz.

***

Di sebuah club malam Lorenz sudah habis dua botol dan lucia setengah pun belum, tapi sudah meracau ke mana-mana. Sedangkan di atas meja Zetta hanya tersaji segelas es teh yang hampir habis. Dan Excel hanya memperhatikan mereka dari kejauhan.

"Benar kan kata gue, kalau lo nggak berubah sejak tiga tahun lalu. Lo masih saja nggak mau nyentuh ini." Dengan kurang ajarnya Lorenz merangkul Zetta dan mendekatkan gelasnya di bibir gadis itu.

Excel hanya mendiamkan saja dan menatap gerak-gerik Lorenz dengan mata tajamnya.

Sejak awal Zetta sudah memegangi kepalanya yang terasa berdenyut. Bahkan caranya menagkis tangan Lorenz mulai melemah. "Lo kalau minum, minum aja deh, Renz! Nggak usah pakai acara pegang-pegang gue!"

"Tapi, gue suka. Lo selalu sok jual mahal kayak gini. Gue jadi tertantang ngerebut lo. Memangnya berapa yang dibayar Excel buat bisa jadian sama lo?"

Lorenz benar-benar membuat Zetta muak. Bahkan berani mencolek dagunya.

"Bukan urusan lo!" ujar Zetta seraya menepis tangan Lorenz.

Lorenz terawa dengan sumbang. "Gue penasaran reaksinya Alfa ketika tahu cewek yang dia kejar ternyata jadian sama temannya sendiri."

Zetta terdiam cukup lama ketika Lorenz menyebutkan nama Alfa. Sudah tiga tahun dia terbebas dari nama itu, dan akhirnya Lorenz menyebutnya. Seolah video rusak dalam ingatannya berputar dengan putus-putus.

Excel semakin muak melihat tingkah Lorenz dan tiba-tiba menarik Zetta juga Lucia. "Taruhannya sudah selesai, saatnya kalian pulang."

Lorenz pun juga menarik langan Zetta yang sebelah. "Hey, Bro! Mereka lagi bayar kekalahan. Kenapa lo ikut campur?"

Excel melepas genggaman tangan Lorenz pada Zetta. "Perjanjiannya cuma minum dan nggak ada aturan durasi. Gue rasa mereka sudah cukup bayar kekalahan."

Tanpa mau mendengar ucapan Lorenz lagi, Excel memapah Zetta dan Lucia dengan tangan kanan dan kirinya.

Ada lagunya nih, "senangnya dalam hati, oy! Kalau beristri dua."

Siapa tahu kan, Excel bercita-cita untuk poligami.

Meskipun kesal, Excel melempar Lucia di jok mobil bagian belakang dengan hati-hati. Membiarkan gadis berponi itu tiduran menguasai tempat. Sedangkan Zetta yang sudah kliyengan karena jet lag, dia dudukan di bangku depan bersanding dengannya.

Nona Boss ZettaWhere stories live. Discover now